" kita ngapain sih disini ri " tanya rivan yang saat ini sedang bersembunyi di balik tembok
" udah lu diem aja, pokoknya kita harus dapet informasi penting " jawab ria dengan muka yang penuh semangat
" maksud lu, kita mau jadi orang kepo gitu " ujar rivan dengan melayangkan tatapan datarnya
" bukan van, ini bukan kepo tapi penasaran " balas ria
" apa bedanya coba, kepo sama penasaran itu sama aja ria, cuman beda hurufnya aja "
" beda rivan, kepo itu mencari tahu sesuatu yang bersifat privasi, sementara penasaran bersifat public "
" suka-suka kau lah ria " ucap rivan dengan nada malasnya
" ih, rivan lu tuh gak seru banget sumpah " gerutu ria
" udah ah, kalau lu masih penasaran nguping aja sendiri gua gak ikut-ikutan " ucap rivan yang ingin pergi dari sana
Bruk
Baru saja ia ingin belok ke kelasnya, sepertinya bertepatan dengan seseorang yang sedang berjalan, jadi deh mereka tabrakan tapi yang jatuh hanya rivan tidak dengan orang yang di tabrak rivan
" aduh, pantat gua yang malang, sakit banget njir " gerutu rivan saat merasakan perih di bagian pantatnya yang semok
" kamu gak papa kan? " tanya pria paru baya yang baru saja di tabrak oleh rivan
" van lu gapapa van " khawatir ria
" aduh, pantat semok gua sakit ri " adu rivan sambil berusaha berdiri di bantu oleh ria
" aduh, maaf ya om ini salah aku tadi aku jalan gak liat-liat dulu " ucap rivan sambil membungkukkan badannya tanda permintaan maaf
" iya gapapa ini salah saya juga tadi gak hat-"
Deg
Ucapan pria paru baya itu terhenti saat rivan mengangkat kepalanya guna melihat orang yang sedang berbicara itu, tapi mata rivan berhasil membuat pria itu terdiam, mata coklat yang agak ke gelapan di hiasi dengan bulu mata yang lentik satu kata untuk mata itu damai kata yang benar-benar pas mengekspresikan perasaan siapapun yang menatap mata itu dan jika ingatannya tidak salah mata itu sama persis seperti mata milik istrinya.
" enggak om, ini salah saya tadi saya lagi asik ngobrol sama temen saya sampe gak liat jalan hehehe " ucap rivan sambil menunjuk ria yang berada di sampingnya
Kring
Kring
KringTepat saat pria itu ingin mengatakan sesuatu, bel masuk berbunyi, rivan dan ria yang mendengar hal itu sontak terkejut, karna ini pelajaran bu rika, kalau bu rika masuk kelas dan ada murid yang belum masuk kelas dapat di pastikan kalau ia akan menghukum murid itu dengan cara belajar di luar kelas.
" sekali lagi kami minta maaf om, kalau gitu kami permisi dulu ya " ujar rivan sambil menarik tangan ria untuk pergi dari sana
" itu tadi siapa vin " tanya pria paru baya itu pada salah satu guru yang saat ini tengah menemaninya dan guru itu tak lain adalah teman dari pria paru baya itu
" oh, dia murid sekolah ini lah " jawab davin dengan nada santainya, Davin atau yang lebih di akrab pak dav oleh para muridnya, davin bisa terbilang guru termuda di sekolah itu, sifatnya yang ramah, dan murah senyum, membuat para mahasiswi langsung jatuh hati bukan hanya para siswi tapi guru-guru pun, ada yang jatuh cinta dengan davin.
" gua tau itu tapi namanya, namanya siapa? " kesal pria paru baya itu, davin orangnya emang gak bisa di ajak serius, bawaannya di ajak bercanda terus
" oh, namanya toh, bilang dong dari tadi, namanya rivan, hmm, kalau gua gak salah inget namanya itu rivan genandra, atau ganendra gitu, gak tau gue aja gak terlalu inget nama murid gue sendiri " ucap davin yang mulai berjalan meninggalkan pria paru baya itu
" aku akan menyelidikinya " batin pria paru baya itu, yang langsung menyusul temannya alias davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivan
Randombagaimana jadinya jika kau yang hidup luntang-lantung, ternyata putra bungsu dari keluarga ternama? itulah yang di rasakan oleh rivan, ia yang dari kecil sudah mengenal pahitnya kehidupan, bahkan ia sudah terbiasa dengan semuanya, tiba-tiba ia haru...