" apa gua coba percaya aja kali ya, tapi takut juga kalau misalnya ini cuman kebohongan semata " batin rivan yang saat ini sedang makan malam bersama keluarga fernando
" rivan kenapa diam aja, kamu gak suka sama makannya " tanya adelia dengan nada yang khawatir, takut jika makanan yang ia masak tidak sesuai dengan selera putranya
" enggak kok mom, ini enak rivan suka " ucap rivan sambil tersenyum manis
" kalau gua sendiri, setahun sekali bisa makan enak kaya gini " batin rivan yang mengingat kenangan dulu ia bersama kakaknya yang makan enak setahun sekali
Memang dulu kaila selalu memberi rivan makan enak setahun sekali, biasanya mereka akan makan pizza, spageti, dan juga ayam bakar setahun sekali saja, karena mengingat pekerjaan kaila yang gajinya tak seberapa.
" kalau gitu jangan di liatin aja, dimakan dong " ucap ratna dengan lembut tapi tersirat sebuah perintah
" iya oma " jawab rivan dengan sopan dan mulai memasukkan makanan yang berada di depannya kedalam mulutnya
Setelah makan malam selesai, disinilah mereka sekarang, di ruang tamu yang terlihat sangat besar jika itu kontrakan rivan butuh tiga kontrakan untuk membuat ruang tamu sebesar ini.
" ini sudah malam sebaiknya kita tidur, karena berhubung kamar rivan belum selesai di bikin, untuk sementara waktu rivan akan tidur dengan ku " ucap max yang langsung mendapatkan tatapan tak terima dari seluruh anggota keluarga.
" enak aja, dia anak daddy biar dia tidur bareng daddy dan mommy saja " ujar barra yang menolak keras usul yang di berikan max
Putranya baru saja ditemukan, dan barra masih ingin melepas rindu dengan putranya begitupun dengan istrinya, apa-apaan max tiba-tiba mengatakan kalau rivan akan tidur dengannya.
" kali ini aja dad, setelah itu rivan akan tidur dengan kalian " ucap max penuh permohonan
" dikira gua bayi kali ya, direbutin segala " batin rivan yang hanya menonton pertengkaran daddy dan sepupunya
" ee, rivan tidur sama bang max aja dad " oke sepertinya rivan mulai lelah melihat pertengkaran yang tidak selesai-selesai ini
" hah, baiklah kali ini saja tidur sama max nya " ucap barra dengan menghela nafas
" yaudah sekarang kita tidur yu, udah malem " kata max sambil menarik tangan rivan untuk pergi ke kamarnya
Skip sampai dikamar max
" sikat gigi dulu yu van " ajak max yang di iyakan oleh rivan
" wih banyak banget skincare nya bang " takjub rivan saat memasuki kamar mandi yang berada di kamar milik max, dan matanya langsung di sajikan dengan banyaknya skincare yang tertata rapih
" kamu mau pake, pake aja, tapi liat dulu kulit kamu cocok gak " ucap max saat melihat rivan yang sangat berbinar-binar melihat skincare miliknya
" gak tau bang, rivan gak pernah pake beginian "
" gak pake pun, kulit kamu emang udah bagus " puji max sambil menyentuh pipi rivan yang terasa sangat lembut dan kenyal
" emang udah ganteng dari lahir, iya gak bang " ucap rivan yang menyombongkan dirinya
" iya-iya kamu udah ganteng dari lahir, sekarang kita sikat gigi ya, udah malem banget tuh " ujar max sambil menunjuk jam yang terlihat sudah pukul 11.23
" kalau gua mah, ini masih pagi " batin rivan saat melihat jam yang di tunjuk oleh max
Selesai sikat gigi, rivan langsung membanting dirinya di kasur empuk milik max ( sikat gigi yang baru, banyak banget dikamar mandinya max)
Deg
Betapa terkejutnya rivan saat ia membalik badannya, ia langsung melihat foto kaila yang sedang tersenyum di atas laci yang berada di samping kasur.
" k-kakak, kenapa ada poto kakak disini " batin rivan sambil menyentuh foto kaila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivan
Diversosbagaimana jadinya jika kau yang hidup luntang-lantung, ternyata putra bungsu dari keluarga ternama? itulah yang di rasakan oleh rivan, ia yang dari kecil sudah mengenal pahitnya kehidupan, bahkan ia sudah terbiasa dengan semuanya, tiba-tiba ia haru...