025

1K 53 0
                                    

Taehyung membuka matanya, kepala nya begitu pusing namun suara gaduh dari balik kamar membuatnya terbangun.Matanya mengedar, ia kembali ke kamar Jungkook. Taehyung beranjak, menuju pintu dan membuka nya pelan.

Dapat Taehyung lihat semua barang berserakan, pecahan kaca dari furniture-furniture hiasan rumah membuatnya terlihat semakin kacau, disusul suara dentuman samar dari lantai bawah membuat Taehyung semakin kalut.

Ia berbalik untuk memakai alas kaki, meski sendal rumah cukup tipis tapi setidaknya lebih baik dari pada ia bertelanjang kaki.

Satu kata setelah Taehyung membuka pintu. Kacau. Ya, semuanya kacau dan berantakan seakan-akan beberapa menit yang lalu telah dilanda tornado besar didalam rumah megah ini.

Tapi, mungkin lebih dari tornado karena pada nyatanya dilantai bawah tengah terjadi aksi saling baku hantam hingga banyak nyawa yang telah terenggut.

Taehyung dengan langkah cepat masuk kedalam lift yang sudah kotor dengan banyak noda terlebih cairan merah dengan bau yang menyengat.

Ketika pintu lift kembali terbuka tepat dilantai bawah, kaki Taehyung seakan berubah menjadi agar-agar, lemas dan hampir ambruk melihat banyaknya mayat dan bagai mana Jungkook dan yang lain tengah berusaha mempertahankan diri dari sosok yang terlihat membabi buta berambisi menghabisi semua orang. Seorang diri.

Dapat Taehyung lihat dengan jelas, mata Jungkook sempat menatapnya walau sekilas meski tidak ada reaksi yang berarti untuk beberapa waktu sebelum salah satu anak tangan Jungkook datang menghampiri dengan tampilan cukup mengenaskan.

"Tuan muda mari ikut saya!" Nada tergesa ketara Taehyung dengar dari pria itu namun Taehyung acuh, menggeleng menolak mantap ajakannya.

"Ini perintah dari master, saya mohon mari ikut dengan saya!"

'DOR..

Letupan keras itu sukses membuat orang-orang yang masih sadar disana menatap objek yang berhasil tertembak dengan wajah terkejut.

Jeon Jungkook, ambruk berlutut dengan darah mengucur dari dada kirinya yang terkena peluru yang Hwasa layangkan, tanpa pikir dua kali Taehyung berlari tergopoh-gopoh menghampiri Jungkook.

Matanya bergerak panik, tangannya ia bawa menekan luka Jungkook berusaha memperkecil jalur darah yang keluar.

Sedangkan dilain sisi, anak buah yang tersisa beberapa langsung menyerang Hwasa yang tertawa gila karena berhasil melukai Jungkook.

Hwasa terus menangkis setiap serangan yang diberikan untuknya tanpa berhenti tertawa dengan derai air mata nya, lantas berteriak keras " MATI! MATI KAU JEON JUNGKOOK!!"

Taehyung menoleh, wajahnya keras dan kaku menatap Hwasa. Didetik kemudian Taehyung berdiri dan berteriak keras sekali.

"MOMMY!"

Seakan waktu berhenti, semua pergerakan membeku, Hwasa melotot dengan mata basahnya menatap sosok Taehyung yang berdiri kurang dari dua puluh langkah dari dirinya.

"Tae--taehyungie sayang....." Hwasa berjalan sempoyongan berusaha mendekati sosok Taehyung yang menatapnya tanpa rasa.

Hanya beberapa lagi untuk mencapai sosok  Taehyung, namun dengan tegas Taehyung berkata, "Berhenti, Taehyung membencimu mommy."

Mata berair Hwasa lantas bergerak acak, tubuhnya menggigil lalu dengan ribut berseru tak terima, "Tidak! Tidak sayang... Taehyungie tidak boleh berkata seperti itu sayang.... "

Tangan Hwasa terangkat tuk menggapai tubuh Taehyung namun gagal karena tepisan kasar Taehyung, disusul dengan dorongan kuat yang Taehyung lakukan membuat tubuh Hwasa langsung ambruk tergeletak dilantai dingin.

"Mommy pembohong!"

"Tidak! Tidak Taehyungie...." Hwasa merangkak tuk menggapai kaki sang anak yang menjauh dari nya.

"BERHENTI MENGELAK! Tae tau semuanya!" Taehyung berkata dengan nafas yang memendek karena terlalu banyak emosi yang ia tekan.

Hwasa menggeleng ribut, matanya beralih menatap sosok Jungkook yang berada disudut ruang dengan dokter tengah mengobati nya dengan tergesa.

"Jungkook! Dia yang salah! Aku akan membunuhnya!!" Hwasa dengan cepat meraih pistol yang beberapa saat lalu terjatuh tanpa ia sadari, namun gagal karena pistol tersebut sudah berada di genggaman Taehyung.

Hwasa terkejut, panik melihat anaknya yang membawa senjata api, dan berkata "Sayang tidak! Letakkan itu berbahaya..."

Namun, Taehyung kini menatapnya kosong. Pistol ditangan kirinya tergantung disisi tubuhnya yang kini mendekati sosok Hwasa yang masih menatapnya penuh khawatir.

Taehyung tertawa dalam hati, melihat bagaimana ibunya begitu mencintainya hingga rela melakukan apapun demi dirinya, bahkan rela untuk membunuh banyak nyawa termasuk nyawa ayah nya. Benar-benar gila.

Hwasa dengan pelan berusaha berdiri meski beberapakali akan ambruk kembali, dapat Taehyung lihat mata ibunya kini telah sangat gelap tanpa setitik cahaya pun. Taehyung rasa ibunya sudah semakin gila, dan alasan dibalik itu semua adalah dirinya. Kim Taehyung.

Langkah Hwasa bak zombie yang akan menyerang Taehyung yang kini terlihat melamun, sibuk dengan semua pikirannya hingga kurang dari lima langkah Hwasa memanggil nama Taehyung berulang-kali dan berhasil menarik kesadaran Taehyung untuk kembali fokus.

Dengan gerakan cepat, bahkan tak terduga Taehyung melayangkan satu tembakan pada sosok Hwasa yang berdiri tak jauh dari dirinya, tubuh Taehyung bergerak mundur akibat tekanan yang dari tembakan pistol yang ia lakukan.

Hwasa berteriak, memegang dada kirinya yang tertembak. Ia kesakitan namun juga marah, bukan kepada Taehyung yang notabennya orang yang telah melukainya tapi pada Jungkook. Ia pikir, andai Taehyung tak pernah bertemu Jungkook ia tak akan kehilangan sosok Taehyung darinya.

Lantas dengan darah yang terus keluar dari luka terbukanya Hwasa berlari dengan belati yang siap menikam Jungkook yang kini sudah terluka karenanya.

"Mati. Kau harus MATI, JEON JUNGKOOK!" Murka Hwasa.

Taehyung terkejut, berbalik cepat menatap Jungkook yang tampak tak bergerak ingin melawan, dan Hwasa yang menggebu-gebu dengan niatnya.

Dengan satu gerakan, satu peluru mengenai betis Hwasa yang langsung membuatnya tumbang memegang kakinya yang mengeluarkan darah segar akibat tembakan yang Taehyung berikan kedua kalinya.

Dengan nafas yang sudah tersendat-sendat Hwasa menoleh wajahnya telah pucat dengan darah di sekujur tubuhnya, berucap lirih tersirat rasa penuh luka, "Taehyungie......"

Didetik setelahnya tubuh Hwasa benar-benar ambruk, matanya terpejam dengan air mata luruh untuk terakhir kalinya, serta nama Taehyung yang terucap dari bibir yang sudah hampir biru, dan nafasnya pun berhenti berhembus ditangan anak tercintanya. Kim Taehyung.

Mata Taehyung kosong, tubuhnya ambruk terduduk dilantai dengan air mata tanpa ia sadari pun turun membasahi wajahnya.

Jungkook berdiri, berjalan menghampiri sosok Taehyung yang rapuh, berlutut dan menjulurkan tangannya tuk mendekap tubuh Taehyung.

" Sudah. Sudah berakhir, berbahagialah!" Suara Jungkook mengalun lembut dirungu Taehyung.

Taehyung memeluk tubuh Jungkook dengan erat, menangis meraung berkali-kali menyebut sosok Hwasa yang telah tewas ditangan nya sendiri. Jungkook mengerti, bagaimanapun Hwasa adalah orang  satu-satunya dia miliki dimasa lampau.

Jungkook hanya mampu mengeratkan pelukannya untuk menenangkan Taehyung, tanpa mengucapkan sepatah kata pun membiarkan untuk Taehyung melupakan semua yang ia pendam.

Pada nyatanya Jungkook telah menyunggingkan senyum nya setelah ia peluk tubuh lemah Taehyung beberapa saat yang lalu. Karena semua rencana Jungkook untuk menjadikan Taehyung menjadi miliknya pun terwujudkan sesuai rencana.

Kini Taehyung hanya miliknya. Milik Jeon Jungkook, hanya jeon Jungkook seorang.










[..END..]

DIRTY MIND - KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang