Rolikur

5.2K 269 40
                                    

Dilain sisi ada Sarga yang sekarang tengah berada di kantornya sendiri yang ada di Indonesia untuk melangsungkan pekerjaannya sebagai CEO muda setelah sekitar setahun lebih berada di luar negeri.

Raut wajah laki-laki itu terlihat serius menatap layar laptop yang menampilkan grafik-grafik rumit tentang perusahaannya. Sesekali Sarga berdecak kecil saat tak sengaja melakukan kesalahan.

Ting!

Dalam sekejap Sarga mengalihkan atensinya dari layar laptop lalu beralih menggapai ponsel yang dia letakkan tak jauh dari nya.

Sarga melihat ponselnya yang rupanya menampilkan sebuah pesan dari anak buahnya.

"Shit!" umpat Sarga secara tiba-tiba setelah melihat isi pesan yang dikirimkan oleh anak buahnya.

Terlihat isi pesan tersebut berupa sebuah foto dilengkapi beberapa patah kata, baru melihat fotonya saja mampu membuat Sarga tersulut amarah. Foto itu memperlihatkan tunangannya yang menerima sebotol air mineral dari laki-laki lain di lapangan tepatnya di depan bendera.

Ya, sepertinya Sarga menyuruh anak buahnya untuk selalu memantau Aira entah sejak kapan, intinya Sarga akan mengetahui semua yang terjadi pada gadis itu terutama tentang hukuman yang diterima Aira.

"Kayaknya kamu mau hukuman dari aku by," gumam Sarga geram dengan suara rendah.

Mungkin jika Aira ada di sana gadis itu akan merinding dan ketakutan mendengar suara Sarga yang cukup menyeramkan masuk ke telinga.

Tak lama salah satu sudut bibir Sarga tertarik membentuk senyum miring. "Persetan mikirin perasaan kamu sayang, intinya tunggu saja hukuman dari aku," lanjut laki-laki itu bergumam sembari menatap lekat foto di ponselnya dengan mata menghunus tajam, bahkan tangan kekar Sarga sampai meremat ponselnya erat seolah menyalurkan emosinya di sana.

Tanda peringatan bahaya ini sepertinya harus sampai pada Aira, sayangnya gadis itu tak akan tahu kecemburuan Sarga sebelum keduanya bertemu langsung.

Jangan sampai Sarga lepas kendali dan berakhir membuat Aira takut pada tunangannya itu, tepatnya bukan tunangannya asli.

                                                    ****

"Lo dijemput siapa Ai?" tanya Cika kala keduanya tengah membereskan barang-barang ke dalam tas karena bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Aira diam seolah berpikir sebentar sebelum teringat akan ucapan Sarga yang katanya akan menjemputnya. "Doi," jawabnya santai.

Namun, anehnya Cika malah tertawa mendengar jawaban dari Aira seolah jawaban gadis itu adalah hal yang lucu dan cocok untuk ditertawakan.

"Halu lo Ai? Doi lo siapa dah, lo aja gak pernah deket sama cowo manapun," ujar Cika yang baru menghentikan tawanya.

"Kocak banget lo sumpah!"

Kening Aira mengerut, raut wajahnya terlihat sekali bahwa dia tengah keheranan melihat sahabatnya tertawa dan mengatakan sedemikian rupa.

'Lah! Dia gak tau kalo sahabatnya sendiri dah punya tunangan? Wanjir si Aira jahat banget nge-rahasiain statusnya, tapi bisa jadi Aira punya alasan gak sih?' batin Aira yang terdiam melamun.

"Heh sadar Ai, jangan sampe lo kesambet setan di kelas ini!" celetuk Cika menyadarkan lamunan Aira.

"Hm sembarangan lo kalo ngomong, yok lah pulang," balas Aira yang sepertinya tak ingin memperpanjang tentang Cika yang belum tahu statusnya sekarang. Dia pikir sepertinya sekarang belum waktunya untuk Cika tahu tentang dia yang sudah bertunangan.

AyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang