Pabelas

7.5K 370 2
                                    

Kringgg

Suara bel istirahat terdengar nyaring di setiap penjuru kelas. Para murid sontak berhamburan dari kelas setelah guru yang mengajar mengundurkan diri karena waktu mereka mengajar para murid untuk saat ini sudah habis sebelum nanti dilanjutkan.

Seperti kebanyakan murid-murid yang ada di AHS, Cika mengajak Aira untuk pergi ke kantin, tentu saja dengan tujuan mengisi perut mereka yang sudah meronta-ronta selama mendengarkan penjelasan dari guru berjam-jam lamanya atau selama mengerjakan soal-soal yang membuat otak bekerja keras.

"Ayok Ai cepetan, keburu rame ntar," ujar Cika yang terus mendesak Aira agar bergerak cepat, pasalnya gadis itu mengemasi barang-barang ke dalam laci dengan santai seolah tak merasa jika Cika sedang menunggunya.

"Bentar Cika! Sabaran dikit napa," balas Aira yang malah kesal, bukannya malah seharusnya Cika yang kesal padanya.

Cika mendengus kasar sebelum bersiap akan menjawab ucapan sahabatnya itu, tapi terhenti oleh salah satu teman sekelas mereka yang tiba-tiba saja menghampiri keduanya.

"Eh kalian mau ke kantin? Gue boleh bareng gak?"

Aira dan Cika diam, saling pandang dengan sorot mata berbeda. Aira menatap Cika dengan pertanyaan bertanya seolah menanyakan siapakah nama dari gadis yang menghampiri mereka itu, tak jauh beda dengan Cika yang menatap Aira penuh tanya juga tapi kesannya dia heran mengapa gadis itu tumben sekali ingin ke kantin bersama mereka.

'Oh gue paham sekarang, cih! Temennya gak berangkat baru mau bergaul sama yang lain!' batin Cika berdecih sinis dalam hati. Tapi di luar Cika menampilkan senyum tipis.

"Iya nih, boleh aja sih lagian kita juga cuma berdua, iyakan Ai?" balas Cika menatap Aira dengan kode agar gadis itu mengangguki saja pertanyaan nya.

Aira bingung, tapi tak urung dia mengangguk sambil menatap Cika dan gadis yang tak dia kenal itu bergantian. "Eh iya," balasnya.

Gadis yang baru saja mendapatkan persetujuan itu tersenyum lebar. "Thanks ya, eh btw lo pasti lupa kan sama gue? Kita kenalan lagi aja gimana?"

Aira hanya mengangguk sambil tersenyum kikuk dan sempat melirik Cika sekilas, dia merasa sedikit canggung jika harus berkenalan dengan orang-orang yang masih terasa asing baginya kecuali jika orang itu tadi duduk di bangku dekat dengan dirinya seperti Rey.

"Kenalin, gue Olina Maharani Pradipta, dan lo Aira gak usah ngenalin lagi hehe," ujar gadis yang merupakan teman sekelas Aira dan biasa dipanggil Olin.

"Iya, salam kenal, sorry udah lupa sama lo," balas Aira seolah mereka berdua benar-benar baru berkenalan. Memang faktanya begitu bukan?

"Gak papa kali, lo kan amnesia."

Cika yang sejak tadi menyimak diam-diam mencibir Olin dalam hati. 'Sokap njir! Perasaan sebelumya negur atau nyapa kita aja gak, eh sekarang tiba-tiba nyoba deket-deket pas temennya gak masuk, ini nih contoh temen fake' batin gadis itu panjang lebar.

Olin memang jarang sekali berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, hanya beberapa dan itu mungkin hanya dua orang sedangkan yang dekat dengannya hanya satu, dan satu teman dekatnya itu hari ini tak berangkat, Cika pikir itulah alasan mengapa gadis itu mendekati mereka seolah ingin dekat.

Singkatnya ketiga gadis itu pun menuju kantin dengan berjalan beriringan, tapi akibat Olin yang masih tak akrab dengan Aira dan Cika, gadis itu tanpa sadar dicueki mereka tapi hanya diam saja karena tak berniat mengajak mereka mengobrol juga.

"Lo sekarang kok jadi cerewet gini sih," kekeh Cika yang merasa lucu karena sepanjang jalan di koridor Aira terus saja berceloteh membicarakan tentang Rey.

AyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang