003

622 41 0
                                    


Welcome Monday, senin memang punya alurnya sendiri. Setelah sarapan sereal, Jeonghan mengemudikan mobilnya menuju kantor yang hanya 15 menit dari apart. Hari pertamanya berkerja menjadi hari pengenalan dia pada karyawan-karyawannya. Sebuah Gedung menjulang tinggi didepannya saat ini adalah tanggung jawab baru baginya.

"Welcome Mr Yoon" ucap seorang manager perusahaan nya

"Santai saja, tak perlu pakai Bahasa inggris dengan ku"

Pegawainya ada puluhan, setiap devisi ada pada lantainya masing-masing. Dan kantor Jeonghan ada di lantai tertinggi di Gedung ini.

"Proyek apa yang baru deal akhir-akhir ini?" beberapa dokumen diatas meja sudah tersusun rapi guna untuk Jeonghan pelajari.

"Ada proyek import produk local dengan CS group kemarin"

"CS group?" perusahaan milik Seungcheol berkerjasama dengan nya. Batih Jeonghan

"Siapa yang menangani proyek ini?" jujur jika bisa memilih Jeonghan tak ingin terlibat Kerjasama ini. Dia menghindari Seungcheol sebisa mungkin.

"Kebetulan saya sendiri" ucap Hyungwon. Sang manager.

"Tolong kamu saja yang urus semuanya terkait Kerjasama ini. Jangan sampai merugikan kedua belah pihak, jangan sampai ada kendala. Dan satu lagi... tolong tutupi identitas saya dan jangan libatkan saya dalam pertemuan apapun dengan CS group" instruksi Jeonghan begitu jelas dan tentu tidak professional. Melibatkan perasaan dalam berkerja bukan lah hal yang seharusnya. Hyungwon hanya bisa menuruti instruksi Bos baru nya ini. Hingga sebuah pesan masuk di Handphone Jeonghan

Dude, makan siang bareng? – Joshua-

Yes, ajak Seokmin sekalian – Jeonghan-

OK, nanti gue sharelock tempatnya – Joshua-

Dan kemudian Jeonghan tenggelam dengan dokumen-dokumennya.

Lain halnya di Gedung seberang, seorang sedang menelpon dan kesal selama durasi telponnya.

"But Dad, please aku belum siap dengan pertunangan ini" Seungcheol tentu saja marah. Semua ulah ayahnya, merancang pertunangan sepihak dalihnya untuk mengembangkan bisnis mereka.

"Tidak, ayah sudah mengatur semuanya. Lihat sekarang saham kita bahkan naik setelah berita petunangan mu"

"Tapi ini buhan tentang saham Dad, ini tentang ikatan"

"Ya, terikatlah dengan dia, maka perusahaan kita menjadi besar. Lihatlah Kakak mu sekarang dia berhasil mengembangkan bisnis kita di Jepang setelah menikah dengan pewaris perusaan ternama disana"

"Tapi aku bukan Kakak Dad!!!" Seungcheol meninggikan nada bicaranya.

"No, semua sudah ayan tentukan" kalimat terakhir ini seolah menjadi ultimatum bagi Seungcheol bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Seungcheol terduduk lesu di kursi kebanggaannya. Kepalanya begitu sakit saat ini, Jeonghan belum ditemukan, ditambah masalah pertunangannya dengan Wanita Bernama Jiyeon. Sungguh dia hanya sekali bertemu Wanita itu di suatu pesta perusahaan, memang disana Jiyeon sempat mengajaknya berbicara namun hanya sekedar itu. Seungcheol benar benar membutuhkan Jeonghan saat ini, di tengah masalahnya Jeonghan selalu menjadi obat mujarab baginya. Jeonghan selalu punya solusi buatnya. Bahkan cukup dengan kehadiran Jeonghan disisinya seolah masalah itu sirna entah kemana.

Dude, makan siang Bersama? -Mingkyu- . Pesan Mingkyu mengalihkan atensinya.

Ok – Seungcheol-

After 5 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang