005

614 39 0
                                    

Bel berbunyi berkali-kali di apart Jeonghan, membuat si pemilik untuk bergegas membukakan pintu, padahal dia sedang Bersiap ke kantor pagi ini walau kesiangan. Dan ketika pintu terbuka...

"Seung... cheol?" lirih Jeonghan. Bagaimana bisa dia Kembali? Apa ada yang dia lewatkan pagi ini?. Batin Jeonghan.

Mata Seungcheol berair Bahagia, langsung didekapnya sosok yang begitu dia rindukan ini. Sama halnya dengan Jeonghan. Sudah dari tadi malam dia hendak memeluk Seungcheol dan kini Seungchel lah yang memeluknya erat.

"Aku menyesal, Aku menyesal Jeonghan-na, maafkan aku" lirih Seungchel berbisik

Tak tau ingin berbicara apa, Jeonghan mendudukan Seungcheol di sofanya.

"Bagaimana kau bisa tau?" kali ini Jeonghan

"Aku melihatmu di kamar itu Bersama Joshua tadi pagi, seharusnya tanpa pikir Panjang aku tau itu kamu, tapi aku perlu mengkonfirmasi dulu ke curigaan ku, sampai akhirnya aku yakin bahwa itu kamu" Seungcheol Kembali memeluk Jeonghan, sungguh dia amat rindu Jeonghan dipelukannya. Dan Jeonghan tentu saja masih membalas pelukan Seungcheol karna memang dia tak memungkiri rasa rindunya.

"ternyata memang benar Joshua menyembunyikanmu" kalimat itu Seungcheol ucapkan sambil menggenggam lebut tangan Jeonghan.

"Menyembunyikan ku?" heran Jeonghan

"Tentu saja, ini kan apart dia. Dan aku menemukanmu disini"

"Bukan seperti itu Cheol-aa, ini apart ku bukan apart Joshua. Dia bahkan baru bertemu ku seminggu yang lalu, sebelumnya dia juga belum tau keberadaan ku"

"Jadi malam tadi kami menginap di apart mu ini?"

Hanya mengangguk jawaban yang diberikan Jeonghan, jujur dia masih ragu untuk berbicara lebih banyak pada Seungcheol. Dia masih memikirkan topik yang tepat agar tidak menyinggung masa lalu.

"Kita harus berkerja Cheol-aa, kamu harus pergi ke kantor begitu pula aku" Jeonghan hendak beranjak

"Kamu masih memikirkan pekerjaan setelah bertemu dengan ku?" ucap Seungcheol menarik Jeonghan duduk Kembali.

"Lantas apa yang akan kita lakukan? Bukankah memang kita harus berkerja hari ini?"

"Ada yang perlu kita bicarakan, aku tak ingin kau menghindarinya Kembali dan menghilang dari hadapan ku sekarang"

"Hufhh... baiklah aku akan membawakan air minum dulu" jeonghan beranjak kedapur diiringi Seungcheol di belakangnya.

"Apa kau juga perlu mengikutiku walau kedapur saja?"

"Iya, supaya aku tau kau memang nyata, bukan hanya mimpiku tadi malam"

Benar, Seungcheol memimpikannya tadi malam. Batin Jeonghan. Senyum terukir di wajah Jeonghan.

"Oke, apa yang ingin kau katakan?" Jeonghan sedari tadi menyiapkan mental untuk mendengarkan Seungcheol. Bisa saja dia akan Kembali menegaskan penolakan dia 5 tahun lalu, dan malah melupakan luka yang sudah dia torehkan dulu.

"Aku menyesal dengan apa yang sudah ku lakukan 5 tahun lalu..."

Jeonghan terdiam, dia ingin membiarkan Seungcheol menjelaskan semuanya

"Pesan itu memang aku kirim untukmu, sikap dan perilakuku saat itu memang ku lakukan untuk membuat perasaan mu menghilang, namun aku tidak mengharapkan dirimu yang pergi saat itu Hann-aa"

Jeonghan menarik nafasnya kali ini

"Saat itu pikiranku begitu sempit, hingga aku pikir tak mungkin kau suka padaku sedangkan kita sedari kecil bersahabat. Apa jadinya persahabatan kita jika rasa itu bahkan hanya ada di satu pihak?" Seungcheol dengan segala pemikirannya memang kadang menyebalkan. Batin Jeonghan.

After 5 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang