Bab 9, Kebahagiaan? (!)

64 13 13
                                    

Aku bangun dan yang kulihat pertama kali adalah putih?! Di surga? Gak mungkin!! Ini di rumah sakit, kan aku yang tulis jadi aku tau banget!!! Mencoba melihat keseluruhan dan....

What the Hell!! Kenapa dia harus berada di sampingku,

Perutku rasanya mual dengan melihat mukanya. MEMUAKKAN!!

Aku mencoba bangun, dia terbangun!!

'kenapa dia harus terbangun' batinku emosi.

"sayang" ucapnya dengan muka munafiknya, tak lupa ia ingin membantuku namun kutepis tangannya walau lemah. Aku bangun dan bersandar di sandaran ranjang, kuawasi sekitaran!!

Senyum smirk tanpa bisa kutahan.

"sayang? Tck!! Aktingmu sangatlah bagus, kurasa kamu akan mendapatkan piala oscar dalam waktu dekat!! Pertahankan seperti itu" kataku padanya dengan pandangan remehku,

"pulanglah" ucapku kembali. Aku tak perduli dia akan membalas ucapanku apa tidak bukanlah urusanku.

Kini sifat aslinya keluar, dia memandangku seakan - akan aku adalah manusia kotor rendahan!!

Serasa akan kucongkel matanya langsung!!! Bersyukur saja aku masih mengingat ibu.

Ku sugar rambutku kebelakang, kucabut alat infusnya dengan kasar. Nampak tanganku berdarah, kujilat luka itu sembari menatapnya.

"haaaahhh" helaan nafasnya sebagai jawaban untukku?

"*suami*ku *sayang*!! Pulanglah saja, aku sangat baik tanpamu" ucapan dengan setiap penekanan(tanda *),

Setelah itu dia tertawa!! Benar dia sudah gila.

"baguslah,, aku akan pulang untuk menemui nayla" ucapnya santai, ia berkata akan pulang tapi mengapa ia malah duduk kembali dengan tampang kuakui seksi tapi sorry, demi kehidupanku sebaiknya tidak denganmu!!

Dia duduk dengan menyelipkan jarinya di kantong celananya. Sungguh ia begitu seksi!!! Aku normal, it's so hot beb.

"namun sayangnya aku diminta ibu untuk tetap menunggumu" ungkapnya kemudian, kini dirinya fokus ke layar hpnya.

Ia menelpon,

"panggil dokter untuk kemari, ada lalat nakal yang membutuhkan bantuan" ucapnya untuk lawan bicaranya. Aku menautkan kedua alisku bingung.

Sakit di luka bekas infus dan juga di bagian perut, efek obat bius sudah mulai memudar digantikan rasa sakit yang tiba - tiba makin kuat sakitnya.

Tak lama setelah itu dokter dan beberapa serta anak magang ngumpul, aku ditangani sekaligus jadi objek pembelajaran.

Sedangkan, ia tak ngomong hanya mengawasi dengan akting top 100.
Perawatan ku telah selesai dan aku dan dia ditinggal berdua, ia naik ke atas ranjangku sembari memainkan pucuk rambutku yang tergurai di pundakku.

"maaf baby tapi bersabarlah sedikit hingga ibu datang" katanya, kutepis tangannya namun kali ini ia menahan tanganku.

Ia menarikku agar lebih dekat dengannya,

'ceritanya berubah total' batinku terkejut. Aku tak pernah membuat jalan cerita seperti ini! Ini begitu fresh dan menantang tapi jika yang berperan sangat menyebalkan,

"ish ish ish!! Apa jadinya bila sayangmu itu memergoki sang pujaan haus akan selangkangan wanita lain yah" tanya ku dengan nada penasaran + meremehkan.

Dia hanya tersenyum smirk,

"kamu ingin mencobanya?" tanyanya.

"fuck*ng!! b*tch!!" ucapku berbisik kepadanya,

Nayla melihat dari kaca jendela pintu.

ITU ADALAH URUSANMU B*TCH!!

Bersambung

Untukku, Aku MengalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang