Pagi hari menyapa, krist bangun dari tidurnya lebih dulu dan melihat pria manis di sampingnya masih betah terlelap.
Krist tersenyum senang menatap wajah damai singto yang terlelap, ia mengusap lembut pipi singto membuat singto terganggu dan terbangun dari tidurnya.
"Selamat pagi, phi sing" ucap krist.
"Pagi, krist" ucap singto.
*Cup... Krist mencium bibir singto secara tiba-tiba membuat singto menggerakan kepalanya agar ciuman krist terlepas.
"Mmpphh... Aarghh" Lenguh singto saat dia berhasil melepas ciumannya.
"Aku bahkan baru bangun, krist!" Ucap singto marah.
"Tapi ini sejak tadi bangun phi" ucap krist sembari mengarahkan tangan singto ke bagian bawahnya, singto dapat merasakan jika penis krist menegang sekarang.
"Apa ayah boleh menjenguk, baby?" Bisik krist lembut sembari mengusap pipi singto.
Wajah singto memerah mendengarnya, sejujurnya ia juga merindukan krist, apa lagi sudah lama mereka tak melakukannya. Singto mengangguk perlahan membuat krist tersenyum senang.
Krist mencium bibir singto dengan penuh cinta dan perasaan, sedangkan tangannya dengan cepat melepas satu persatu pakaian yang menempel di tubuh singto.
Ciuman krist mulai turun ke leher singto sekarang, menciumnya dengan penuh kelembutan tanpa berniat untuk meninggalkan bekas di sana, sedangkan tangan krist meremas pantat singto, sesekali jari-jari panjangnya menggoda lubang singto membuat lubang singto berkedut ingin segera di masuki.
"Krist... Aarrggh" desah singto saat merasakan kenikmatan yang di berikan oleh krist tiada henti, singto menggelinjang hebat saat jari tengah krist berhasil masuk ke dalam lubangnya. Bibir krist sibuk menyusu di puting coklat singto sekarang sedangkan tangannya mulai mengorek lubang singto memberikan kenikmatan-kenikmatan untuk sang kekasih.
"Mmpphh... Ssshhh"
"Aarrghhh"
"Krist... Mmpphh"
Tubuh singto menggelinjang bagai cacing kepanasan karna permainan krist, namun sepertinya krist suka melihatnya tersiksa seperti sekarang, krist masih sibuk memuja tubuh indah singto tanpa berniat untuk memulai permainan mereka.
"Menungging, phi" bisik krist, setelah dia mengeluarkan jarinya dari lubang singto.
Dengan sisa tenaga yang di miliki singto, ia mengubah posisinya menjadi menungging, krist menampar pelan pantat bulat singto, sesekali ia meremas pantat tersebut membuat pantat singto bergoyang indah di hadapannya.
Singto menenggelamkan wajahnya di bantal, sedangkan krist masih betah bermain-main di pantat singto, sesekali krist menggigit gemas pantat bulat yang bergoyang tak karuan akibat di tampar olehnya, bahkan pantat singto memerah karnanya sekarang.
"Krist, fuck me... Plsss" ucap singto yang sudah tak tahan karna krist terus menggodanya sejak tadi.
"Sabar, phi. Aku masih ingin memainkan pantat bulat ini, aku merindukannya" ucap krist sembari meremasnya.
"Aarghh... L-lubang ku... Ughhh... G-gatal... I-ingin segera di masuki oleh penis besar mu" rengek singto pada krist.
"Tahan sebentar lagi, sayang" bisik krist sembari menjilat telinga singto.
Krist memasukan dua jarinya ke dalam lubang singto dan menggerakan jarinya keluar masuk menggaruk lubang singto yang gatal, desahan singto mulai terdengar indah sekarang.
"Gunakan penis mu, krist!!" Pinta singto.
"Jangan terlalu terburu-buru, sayang" ucap krist sembari mengocok penisnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Annoying
Fiksi PenggemarKrist pikir hidupnya semakin berantakan saat ia bertemu dengan seorang pemuda pembuat onar, setiap kali Krist bertemu Singto, dia selalu terkena masalah. Namun apa yang bisa Krist lakukan untuk menghentikan pria itu? apa lagi dia seorang pria kaya r...
