28 | Andra Yudhiantara

282 25 18
                                    

Dua hari lalu Andra mendapat kabar dari Arga, bahwa Denis akan segera kembali pulang ke Bandung. Maka, hari itu pula Andra memastikan hal tersebut pada Denis, juga menawarkan untuk menjemputnya. Namun, wanita tersebut sempat menolak. Berkata bahwa ia akan minta diantarkan oleh Kang Asep sampai ke terminal dan melanjutkan perjalanan menggunakan bus. Sayangnya, Andra tak semudah itu untuk menerima keputusan Denis, terlebih ini menyangkut kenyataannya. Maka akhirnya, Denis yang mengalah. Membiarkan Andra menjemputnya ke Desa Ujung.

Pukul sebelas lebih sedikit, mobil Andra sudah terparkir apik di pelataran warung Bu Kus. Denis pun sudah menanti di sana lengkap dengan beberapa barang bawaannya. Ada pula beberapa kardus yang sengaja dibuatkan oleh Bu Kus dan BI Eni. Isinya adalah gula aren dan beberapa makanan khas yang memang sengaja dibuat untuk Denis pulang. Ada pula Gyanav, Satya, dan beberapa orang yang dengan sengaja akan mengantar kepulangan Denis.

"Makan dulu ya, Dok. Baru juga istirahat sebentar. Makan bareng sama Neng Denis, ya. Mau, ya. Tuh ditemenin sama Gya sama Satya juga." Bu Kus sedari tadi memang memaksa Andra dan Denis untuk setidaknya mengganjal perut sebelum perjalanan dimulai. "Hayu Jeung Kang Asep juga atuh makannya."

Pantas saja Denis seperti begitu menikmati masa sunyinya di desa ini. Ternyata memang banyak hal yang tak pernah didapatkan selama tinggal di kota besar. Andra yang baru dua kali berkunjung saja sudah langsung diberi kehangatan seperti keluarga.

Tak mau mengecewakan yang ingin berbuat baik, maka semua orang termasuk Andra dan Denis pun akhirnya mencicipi semua masakan Bu Kus. Bukan hanya itu, dari aroma dan tampilannya pun sudah cukup membuat organ pencernaan berteriak untuk segera mencernanya.

Maka selesai menyantap makan siang, Andra dan Denis tak membuang waktunya untuk berlama-lama. Waktu yang terus berjalan, hari yang semakin siang, matahari yang perlahan mulai tergelincir membuatnyaau tak mau harus segera berpamitan dan mengucapkan banyak terima kasih pada semua orang yang telah menganggap Denis sebagai keluarga tanpa pandang kasta.

"Hati-hati di jalan, ya, Neng. Sampaikan salam buat Mama Papa, ya. Nanti kalau ada waktu harus main lagi ke sini pokoknya mah. Jangan lupa juga sama Ibu," ucap Bu Kus tak kuasa menahan air matanya. Dengan erat ia memeluk Denis dengan sayang.

"Pasti, Bu. Denis juga gak mungkin lupa sama Ibu sama semua yang ada di sini. Nanti kalau ada umur dan diberi kesempatan. Denis akan ke sini lagi."

"Pak Dokter juga hati-hati nyetirnya. Kalau ngantuk mah istirahat dulu. Yang penting nyampe selamat sampe ke Bandung," pesan Bu Kus pada Andra juga.

Pada semua orang yang hadir di sana, Andra dan Denis berpamitan. Termasuk pada Satya dan Gyanav. Meskipun diberi tatapan tak mengenakkan, tetapi Denis tak tersinggung. Hanya saja merasa bersalah pada Gyanav dan Andra yang tak tahu apa-apa. Memang ini salahnya yang tak punya pendirian. Satya hanya tak ingin Gyanav kembali terluka.

"Kak Denis, Dokter Andra. Hati-hati di jalan, ya. Kalau misalnya bertemu sama Teh Gema, sampaikan salamku buat dia dan Ibu, ya. Tolong bilang Gyanav baik-baik saja di sini." Untaian kalimat itu sukses membuat Andra membeku. Karena insiden kala itu, ia tahu akar permasalahan Gyanav dan Gemmala yang merupakan temannya.

Andra sedikit merasa lebih baik dan bersalah di saat yang bersamaan. Merasa lebih baik karena setidaknya ia sedikit menyambung ikatan antara Gyanav dan Gemmala. Merasa bersalah karena ia rasa Gemmala dengan sifat keras kepalanya datang ke tempat ini bukan untuk memperbaiki hubungan, tetapi justru menciptakan tembok yang semakin tebal antara keduanya.

"Gya gak mau pulang ke Bandung? Kamu sendiri yang harus ketemu dan bilang itu ke Kakak dan Ibumu, Gya." Itu suara Denis yang sukses membuat Andra menoleh. Entahlah, dari awal saat bertemu dengan Gyanav, Andra rasa ada binar yang tak ia temukan sebelumnya di mata Denis saat menatap lelaki yang lebih muda itu.

Life is Beautiful✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang