Chapter 4

646 85 4
                                    

Harry sedang sarapan di Great Hall saat Hermione mulai bergumam marah dengan pelan, wajahnya tenggelam di balik Daily Prophet.

"Ada apa, Hermione?"

Gadis itu meletakkan surat kabar itu di atas meja dengan dengusan, hal itu membuat piringnya dan milik Ron tertutupi. Ron merengut dan mengambil piringnya, menariknya ke dada dengan protektif dan menggigit pancake lagi. Harry mengangkat alis dan menyeringai.

"Ini You-Know-Who, Harry. Dia terlalu tenang akhir-akhir ini. Dia pasti merencanakan sesuatu, aku tau itu," katanya dengan yakin.

Harry tersedak jus labunya. Voldemort bergumam, :Dan mereka menyebutku paranoid....: batuk Harry meningkat saat dia berusaha meredakan tenggorokannya dan menahan tawa secara bersamaan.

Hermione melanjutkan, tak sadar akan reaksi Harry. "Dulunya ada penyusupan dan penggerebekan, werewolf berkeliaran dan banyak perselisihan serta tindak anarkis beberapa bulan terakhir, dan sekarang tak ada apapun? Kau tak bisa berkata padaku kalau itu tak mencurigakan. Tak ada satu petunjuk atau firasat aktivitas Death Eaters sejak tiga dari mereka ditangkap minggu lalu,"

Dengan batuk terkontrol dan wajah yang dibuat khawatir, Harry bertanya, "Minggu lalu? Oh, maksudmu pertengkaran di pub?"

Hermione menatapnya. "Mereka mencoba menculik penyihir half-blood yang menolak salah satu dari mereka. Katanya mereka semua sangat waspada," katanya muram. "Kira-kira apa yang Dumbledore pikirkan,"

"Iya, aku juga bertanya-tanya..." Harry bergumam. Saat pertengahan menyendok oatmeal ke dalam mulut, pemikiran itu menghampirinya. "Eh, tunggu dulu!" Dia berseru dengan mulut penuh makanan, tangannya yang memegang sendok teracung ke atas. Menelan kunyahan terakhirnya, dia mengambil semua barangnya dan memberi tahu teman-temannya kalau dia akan menemui mereka nanti, mengabaikan ekspresi mereka yang tercengang saat dia dengan terburu-buru pergi tanpa penjelasan untuk apa yang dia serukan atau untuk kepergiannya yang tiba-tiba. Berjalan biasa namun cepat keluar dari Great Hall, Harry menuju ke arah kelas pertama, tapi dia berhenti dulu di sebuah kelas kosong yang dia temukan. Dia meletakkan Voldemort di atas meja dan memasang mantra privasi sebelum berkacak pinggang.

:Ku kira kau bilang pengikutmu akan tau untuk melanjutkan kekacauanmu dan menentang semua orang dengan tak adanya kau:.

Lidah Voldemort terjentik keluar. :Ya memang, tapi kau mendengar mudblood itu; orang-orang bodoh itu membuat diri mereka tertangkap:.

:Itu perkelahian pub... jadi itu rencana cadangan mu? Ayolah, kau sungguh memintaku untuk mempercayainya?:

Berdiri membentuk huruf S dan berhasil terlihat sombong dalam bentuk sekarangnya, Voldemort berkata. :Aku memberi tahumu kalau mereka akan tau apa yang harus dilakukan kalau aku kehilangan tubuhku lagi. Mereka tak punya bukti untuk itu. Apa? apa kau pikir mereka akan tiba-tiba menyerang setelah ketiadaan ku selama seminggu? Sungguh menghina:.

Harry melotot marah. :Kau menjebakku dan membuatku berpikir kalau tak ada yang berubah kalau kau pergi:.

Mata Voldemort berkilat dengan kegembiraan jahat. :Tidak, kau membuat terlalu banyak asumsi. Perang ini akan tetap terjadi, tapi setelah cukup banyak waktu untuk semua pengikutku untuk sampai pada kesimpulan kenapa aku tak ada. Itu bisa membutuhkan berbulan-bulan kalau Dumbledore tetap diam akan kecurigaannya soal musnahnya diriku:.

:Jadi, apa yang kau pikirkan? Apakah Lord Voldemort yang jahat merencanakan sesuatu yang licik? atau mungkin dia menyerah... Ada ide apa yang mungkin terjadi?:

Voldemort mencibir, menjentikkan lidahnya marah. :Aku tak suka ketidaksopananmu, Potter:.

Harry tersenyum sebelum terkikik. :Perkelahian di pub... ayolah, harusnya orang-orang mu tau untuk tak mendekati pacar Auror kan?:

A Snake Named Voldemort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang