Chapter 1

1.4K 122 6
                                    

Notes:
"Percakapan biasa"
:Parseltongue:
'Pikiran/batin'
"Mantra"
:Mantra:
English words

Chapter 1

:Potter!:

Pemuda dibalut jubah hitam polos, berbadan mungil dengan rambut acak-acakan dan kaca mata bundar itu berhenti, dia terkejut akan suara yang tiba-tiba memanggilnya. Apalagi saat dia melihat sekeliling dan tak ada orang di manapun.

"Erm, hello?"

Sesuatu berdesis dalam kejengkelan yang jelas.

:Di bawah sini: suara itu berkata dengan nada pedas, kalau tak salah ada suatu kesedihan di dalamnya.

Harry melihat ke bawah. :Oh.:

Di sebelah kaki Harry, di pinggir hutan terlarang, seekor ular kobra putih terkulai. Bagian depan tubuhnya berdiri dengan tudung melebar bangga. Mulut pink ular itu terbuka menampakkan taringnya. Lumayan besar dan spesimen yang mengesankan, tapi saat dilihat lebih dekat, Harry pikir ular itu terlihat kelelahan, begitu kelelahan meskipun mencoba mengintimidasi. Bukan berarti Harry tak waspada akan ular itu, tapi, kecuali basilisk Slytherin, dia tak pernah bertemu ular yang mencoba menyakitinya, dan jadilah dia tak merasa takut akan kobra itu.

Meskipun begitu, harus diketahui kalau dia tak bertemu banyak ular...

Tapi, Harry tetap berjongkok untuk lebih setara dengan ular nyentrik itu. Lagipula, dia seorang Gryffindor... mereka kadang melakukan sesuatu yang tak bisa dibilang cerdas.

:Um, kau tau namaku: kata Harry bingung akan dirinya yang sekarang mengatakan informasi itu.

Ular itu berdesis lagi. Tampaknya ular itu penuh kemarahan, tapi masih tak membuat gerakan untuk menyerangnya.

:Tentu aku tau namamu, bocah. Aku tau apapun soal dirimu lebih dari orang lain:

Sesuatu soal nada dan perilaku ular itu cocok di dalam benak Harry, tapi itu saat dia sadar kalau bukan mata albino kemerah mudaan yang biasanya, tapi mata merah darah meresahkan yang dimiliki ular itu, semua jadi jelas.

Tercekat, mata Harry melebar dan dia terjatuh. Tapi suaranya tak sama saat di dalam mimpi buruk, tak cukup tinggi, cukup halus dari mulut seekor ular, tapi sekarang semua hal itu tak bisa dibantah.

:V-Voldemort?:

:Bukan, Albus Dumbledore. Tentu saja ini aku, kau bocah bodoh!:

Harry dengan panik melirik kesana kemari, berharap tak ada seseorang, atau siapapun melihat dan pergi ke dalam untuk memberi tahu seseorang kalau the bloody Dark Lord ada di Hogwarts dan mungkin butuh sedikit bantuan. Sementara itu, tangannya meraba tongkat yang ada di dalam saku.

'Dari semua waktu untuk menyelinap keluar setelah batas waktu...' Pikir Harry pada dirinya sendiri saat pencarian bantuannya tak berhasil. Dia berbalik pada Voldemort lagi, mengatasinya pada titik di mana tongkatnya diacungkan pada  penyihir yang menjadi ular itu.

:Sungguh tak sopan: desis Voldemort dengan tudung yang lebih dilebarkan. :Apa aku terlihat punya tongkat, Potter?:

Harry menyipitkan matanya. :Kau kobra berbisa, bukan berarti kau tak bersenjata. Lagipula, apa kau pikir aku akan membiarkan diriku tak terjaga di dekatmu?: decih Harry.

Ular itu kelihatan mendengus tak peduli. :Aku akan menggigit mu— singkirkan tongkatmu. Hanya kau satu-satunya yang memahami ku, jadi aku tak bisa membunuhmu: Mereka berdua tau ada kata tapi di balik semua itu.

A Snake Named Voldemort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang