Chapter 2

758 96 8
                                    

Malam itu Harry hari tertidur lelap tanpa mimpi dan paginya dia bangun dengan segar dan siap menjalani hari.

Begitulah, sampai dia membuka mata dan bertatap muka dengan kobra bermata merah.

Memekik keras, dia meronta dalam selimut membuat ular itu bersama dirinya terlempar dari kasur dengan suara gedebug yang keras dan satunya lebih lembut secara serentak.

:Potter kau bodoh!:

"Uh, Harry, kau tak apa?" Neville Longbottom bertanya dari tempatnya berdiri di sisi ranjangnya sendiri. Anak itu terlihat seperti ingin berdiri di atas ranjang untuk menghindari ular kobra yang ada di lantai.

Meringis, Harry berdiri dari lantai kayu dingin itu dan menggosok pantatnya untuk mengurangi rasa sakit.

"Er, iya Neville, aku tak apa," Anak itu masih menatapnya khawatir sekali lagi sebelum meninggalkan kamar. Harry berjalan mengitari ranjang, mencari dimana Voldemort jatuh.

:Maaf saja, aku tak biasa terbangun dengan Dark Lord di depan wajahku dan mengawasiku tidur: katanya sarkastik.

Voldemort menatapnya penuh kebencian, jelas sekali kalau dia ingin meng-crucio Harry. :Aku tak mengawasimu tidur, aku hanya sedang memutuskan bagaimana cara membangunkanmu:.

:Yah, aku sudah bangun sekarang. Senang?:

:Kau hidup, jadi tidak:

Harry mendengus dan memutar bola mata, dia membuka koper untuk mengambil barang yang dibutuhkan untuk bersiap. Sebelum pergi ke kamar mandir, dia mendorong Dark Lord dengan kakinya ke arah ranjang. Ular itu mendesis padanya karena hal itu.

:Sembunyi. Aku tak tau bagaimana reaksi teman-teman ku saat kembali dari kamar mandi dan melihatmu lepas saat aku pergi. Kita tak ingin mereka tak sengaja mengutuk mu kan?: Harry bohong, tentu saja.

Menggerutu, Voldemort menurut dan bersembunyi di bawah ranjang.

Beberapa menit kemudian, Harry kembali dengan setelan seragam lengkap. Di sekelilingnya, teman sekamarnya juga sedang memakai seragam. Untungnya, tak ada yang terlalu khawatir akan kobra yang ada di bawah ranjang Harry.

Mengambil tas dan materi kelasnya, Harry mengalungkan tali tas itu di pundak dan menatap Voldemort dengan hati-hati, ular itu baru saja keluar dari bawah ranjang.

:Erm, apa kau ingin ke kamar mandi? aku tak terlalu tau soal kebiasaan buang air ular...:

'Apa aku benar-benar baru saja menanyakan hal itu?' Harry sendiri bingung dan terkejut

Voldemort berkata tidak dengan geram. Harry yakin kalau ular bisa merona maka dia pasti sudah berwarna pink terang. Atau mungkin tidak. Sedikit ragu, Harry membungkuk dan mengangkat musuh bebuyutannya itu membuat ular itu terkejut sesaat. Harry membiarkan ular itu menyamankan diri di pundaknya, mencoba untuk tak meringis saat sisik dingin itu menyentuh kulitnya. Mereka setuju kalau lebih baik untuk tak menyembunyikan kalau Harry merawat ular, dan akan pergi bersama secara terbuka sebagai pemilik dan peliharaan. Hal itu membuat Harry sedikit geli dengan humor gelapnya.

:Yah, bilang saja kalau kau mau melakukannya. Untuk hal lain juga. Aku akan mencarikanmu kotak peliharaan, tapi untuk saat ini silahkan katakan padaku kalau kau ingin sesuatu - makanan, air, apapun itu. Kau tetap peliharaanku, dan aku memang seharusnya merawatmu:. kata Harry cekikikan. Voldemort mengembangkan tudungnya, mungkin marah karena harus bergantung pada seorang bocah untuk kebutuhan dasarnya.

"Oh, sudahlah," Harry bergumam sambil menuruni tangga ke arah ruang rekreasi dimana dia bertemu dua temannya.

"Pagi Harry dan... Tommy," Hermione menyapa, sedikit tak yakin sebelum mengatakan halo pada peliharaan baru temannya. Harry menoel Voldemort, yang selanjutnya berkata kasar dengan desisan keras.

A Snake Named Voldemort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang