Bab 11 : Mine

2.5K 235 6
                                    

Sam memacu kendaraannya dengan sangat cepat, rasa kesal dan cemburu menguasai dirinya, wanita itu terus menginjak gas mobil sehingga mobil sport itu semakin jauh meninggalkan taksi yang ditumpangi Mon.

"Nona kita tidak bisa mengejar mobil itu, itu mobil sport", ucap sopir taksi.

Mon terdiam, hati dan pikirannya kacau sekarang, apa lagi melihat Sam mengemudi dengan cepat membuat wanita itu menjadi bertambah khawatir, "Lindungi dia Tuhan", ucap Mon dalam hatinya.

Sam sudah tiba di apartemennya, dia mengambil air dan meminumnya, tidak dapat di pungkiri perasaannya sekarang sedang tidak baik-baik saja, Sekedar informasi Sam adalah tipikal wanita pencemburu, dia bisa mencintai dengan sangat hebat tapi wanita itu tidak akan pernah membiarkan siapa pun mendekati apa yang menjadi miliknya. Sam dan Mon hanya menjalin hubungan tanpa status, mereka nyaman bersama dan saling memahami satu sama lain, sampai sekarang kedua wanita itu belum meresmikan hubungan mereka.

Mon sudah tiba di apartemen, dia memasuki lift sambil terus menghubungi Sam tapi lagi-lagi telponnya tidak di angkat, Mon lalu berjalan menuju apartemen Sam dan memasukan nomor password apartemen itu. Mon melihat ke sekeliling rumah tapi Sam tidak ada, hingga dia mendengar alunan musik slow di salah satu ruangan, Mon perlahan menghampiri ruangan itu dan membukanya.

Musik dengan alunan piano terdengar sangat kuat memenuhi ruangan itu, Mon menatap Sam sedang berbaring di kursi sofa yang ada di ruangan tersebut, perlahan Mon mendekati Sam.

"Sam?!", panggil Mon

Sam membuka matanya, tatapannya langsung terarah pada Mon, dengan cepat dia menarik tengkuk wanita itu dan mencium bibir Mon dengan kasar, seolah Sam sedang menyalurkan emosi yang sejak tadi ia tahan. puas mencium Mon secara brutal, Sam lalu bangun dan berjalan keluar meninggalkan Mon.

Mon yang kebingungan mengejar Sam, "Aku tidak tahu kalau P'Bili akan datang ke studio hari ini", ucap Mon saat dia menyusul Sam.

Sam belum menjawab, dia mengambil sebotol wine dan menuangkannya di gelas, lalu wanita itu berjalan menuju balkon apartemennya sambil meminum wine di tangannya.

"Aku mohon percayalah padaku babe, aku tidak bohong", ucap Mon lagi, dia takut melihat Sam seperti sekarang ini.

Sam lalu duduk di kursi, dia meletakkan gelas di meja kecil yang ada di sampingnya, "kemarilah", ucapnya pada Mon, gadis itu menatap Sam dengan tatapan ragu-ragu, Mon lalu mendekati Sam dengan pelan tapi wanita itu menarik tangan Mon hingga ia terduduk di pangkuan Sam. "tatap aku", ucap Sam saat melihat Mon menundukkan wajahnya.

"Kali ini aku maafkan, tapi jangan biarkan ini terjadi lagi", ucap Sam dengan pelan namun terdengar sangat tegas, dia lalu membelai pipi Mon dengan lembut, "kau adalah milik ku, hanya milik ku dan aku tidak akan membiarkan siapa pun mendekatimu apa lagi sampai menyentuhmu", ucap Sam, lalu dia kembali mencium bibir Mon, tapi kali ini dia melakukannya dengan pelan.

"Maafkan aku babe", ucap Mon saat ciuman mereka terputus. Sam mengangguk, "bagaimana bisa aku marah terlalu lama padamu?", jawabnya.

Sam melihat bibir kenyal milik Mon, dia menyentuh bibir itu dengan ibu jarinya, "aku ingin melakukan sesuatu", ucapnya sambil menatap Mon,

Mon menelan salivanya, jangan sampai Sam meminta yang aneh-aneh, "apa?", tanya Mon.

Sam lalu mengambil gelas yang berisi wine tadi, dia kemudian meminum sedikit wine itu tapi tidak menelannya, perlahan Sam mencium kembali bibir Mon dam memasukan wine yang ada di mulutnya ke dalam mulut Mon, setelah semua wine itu masuk ke dalam mulut Mon, Sam lalu menjilati tepian bibir itu dan kembali melumat bibir Mon dengan rakus, rasa manis dan pahit dari wine bercampur menjadi satu di bibir Mon, membuat Sam kembali melakukannya lagi dan lagi, bahkan wine itu sudah membasahi baju mereka berdua.

Apartmen 105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang