Hari terus berganti, tidak terasa hubungan pernikahan Sam dan Mon sudah berjalan hampir tujuh belas tahun lebih, bukan usia pernikahan yang baru lagi, bahkan putri mereka Lin sudah hampir menyelesaikan sekolah SMA nya. Kehidupan rumah tangga Sam dan Mon sangat harmonis, mereka menikmati peran mereka sebagai pasangan dan orang tua yang baik untuk putri mereka Lin.
Hari ini mereka tampak sibuk, dua hari lagi Sam dan Mon akan mengadakan acara ulang tahun Lin yang ke 17thn, sebenarnya gadis itu tidak mau dirayakan dengan meriah, tapi kedua orang tuanya sangat ingin merayakan ultah Lin, sweet seventeen adalah momen perayaan ultah dari masa remaja ke dewasa, begitu kata Sam.
"Nam, apa kau sudah menghubungi bagian dekorasi?, apa mereka siap dengan konsep yang aku katakan?", tanya Mon pada Nam, saat ini mereka sedang di mansion milik Sam dan Mon.
"Aku sudah menghubungi mereka dan mereka setuju, sudahlah kau tidak usah khawatir, ulang tahun Lin akan sangat meriah kali ini", jawab Nam dengan antusias.
Mon mengangguk dan tersenyum, "jangan lupa ajak suami dan anak-anakmu juga", jawab Mon.
Lin tiba-tiba datang bergabung bersama Mami dan Bibi Nam nya, "bisakah kita merayakan dengan sederhana saja mam?", lagi-lagi Lin merasa tidak nyaman dengan pesta ulang tahunnya.
Mon menatap putrinya itu dengan jengah, "kau ini lucu sekali, anak perempuan lain sangat antusias sekali kalau orang tuanya merayakan ulang tahun mereka, kau malah tidak suka", jawab Mon, "putriku sangat beda dari yang lain Nam", ucap Mon pada Nam.
Nam tertawa melihat ibu dan anak itu, "Lin, biarkan saja mami dan bibi yang mengurus semuanya, kau hanya perlu menikmati pestanya sayang", bela Nam pada Mon.
Lin hanya terlihat pasrah saja, tidak ada gunanya membantah, intinya ulang tahun kali ini akan sedikit berbeda dari ulang tahun sebelumnya.
"Ngomong-ngomong, apa kau sudah punya pacar?, undang juga yah, bibi mau lihat pria seperti apa yang kau sukai ini", goda Nam.
Mon menatap Nam sambil tersenyum, "Lihat dia pura-pura tidak mendengar pertanyaanmu Nam", ucap Mon.
"Aku mendengarnya mam, lagian pacar apa maksud bibi ini?, aku masih ingin menyelesaikan sekolahku, aku belum mau pacaran", jawab Lin, "Mam, aku keluar sebentar Aom sudah menungguku di depan", ucap Lin sambil berpamitan pada Mon dan Nam.
"pulangnya jangan malam yah", teriak Mon pada Lin.
Skip...
Lin dan Aom telah sampai di toko buku, setiap akhir pekan mereka selalu datang kesini, kedua gadis itu sangat gemar membaca, Oh iya...Aom adalah sahabat Lin, rumah mereka berada di kompleks yang sama dan mereka juga bersekolah si sekolah yang sama.
Lin sedang melihat-lihat novel, pandangannya sangat tajam menyusuri rak buku itu, ia melihat novel yang dia sukai, "Hemm...itu dia", saat Lin ingin mengambil sebuah novel yang dia cari-cari, tiba-tiba seorang gadis dari arah belakang mendorong Lin hingga terjungkal kedepan dan tanpa rasa bersalah gadis itu langsung mengambil novel yang hendak akan diambil oleh Lin.
"Auhh...sialan", Lin meringis kesakitan, lututnya bahkan sempat lecet, dia lalu berdiri dan menatap gadis yang sedang memegang novel di tangannya, Lin lalu mengambil novel itu dengan menariknya dari tangan gadis tersebut.
"Heii..apa yang kau lakukan, kembalikan novel itu", ucap gadis tersebut.
Lin menatap kesal gadis itu, "kembalikan katamu?, lihat apa yang kau lakukan padaku, berani sekali kau mendorongku dan ini novel yang seharusnya menjadi milikku tapi kau mendorongku duluan", jawab Lin dengan kesal.
Gadis itu melipat tangannya di dada, "aku yang terlebih dahulu menemukan novel ini, tadi aku ke toilet sebentar", Gadis itu tidak mau kalah dari Lin.
Lin tertawa menatap gadis itu, "yang benar saja, siapa yang percaya padamu?, dasar udik", ucap Lin lalu berjalan meninggalkan gadis itu.
Aom yang mendengar suara Lin langsung mencari keberadaan Lin, "kau kenapa?", tanya Aom yang melihat wajah Lin seperti di tekuk saja.
"Ada orang gila disana, ayo kita pergi", jawab Lin.
Skip...
Sam sudah di rumah, dia dan Mon sedang menonton TV, saat ini waktu menunjukan pukul tujuh malam, Mon bersandar di bahu Sam dengan nyaman. "Sayang, coba telpon Lin tanyakan dia ada dimana, ini sudah malam", ucap Sam.
Mon menatap wanita itu dengan heran, "Sam, sepertinya aku harus membelikan mu obat anti lupa, kau sudah meminta aku menghubungi Lin sebanyak lima kali, Lin ada di rumah Aom sayang, sudahlah yang penting dia telah berada di komplek sini", jawab Mon.
Sam menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "mungkin karena faktor usia sayang, kau tahu sendirikan kita tidak muda lagi", ucap Sam.
"Ih...aku tidak ikutan yah, aku masih tetap awet muda sampai sekarang, umurku saja baru 37 tahun" jawab Mon sambil terkikik.
Sam mengambil tangan Mon dan mengigit jari tangannya, "aku juga masih muda, usiaku juga baru 38 Tahun", ucap Sam lagi, kedua wanita itu lalu tertawa sama-sama.
Sam kemudian mencium kening istrinya dengan lembut, "berarti kita masih boleh punya anak lagi", ucap Sam lagi.
Mon menatap Sam dengan serius, "aku tidak yakin Lin akan setuju, apa lagi sekarang dia sudah tujuh belas tahun, aku juga khawatir dengan kesehatanmu sayang", jawab Mon, dia lalu memeluk Sam, "cukup Lin saja, bagaimana kalau kita menunggu cucu dari Lin sayang, putri kita kan sudah besar", tambah Mon lagi.
Seketika Sam tertawa, lucu sekali istrinya itu, "kau ini aku sedang membicarakan anak kedua, tapi kau malah menginginkan cepat punya cucu, aku tidak akan menikahkan Lin secepat itu sayang, dia harus sukses dulu baru boleh menikah", jawab Sam.
Mon memiringkan bibirnya, "kalau ada seseorang yang tulus mencintai Lin dan dia datang ke rumah ini melamar Lin, aku akan langsung menerimanya", ucap Mon lagi
"enak saja, tidak boleh pokoknya Lin boleh menikah kalau sudah selesai sekolah sampai sarjana", jawab Sam.
Mon melipat tangannya di dada, "kenapa harus begitu?, aku menikah denganmu saat aku masih kuliah tapi tidak apa-apa", Mon menantang Sam.
"itu sih kau saja yang terlalu mencintaiku", ejek Sam.
Mon semakin kesal, "apa katamu?, siapa yang menyusulku di inggris dan membawaku lari dari pertunanganan ku malam itu?, itu semua kau Khun Sam", jawab Mon.
Sam semakin tertawa melihat ekspresi Mon, "baiklah semua aku saja, lagian sekuat apa pun aku memintamu jika kau tak mau tetap sama saja kan sayang", Sam kembali Menggoda Mon.
Wanita itu semakin kesal, "Malam ini kau tidak boleh tidur di kamar denganku", ucap Mon lalu berjalan meninggalkan Sam yang kebingungan.
Tak jauh dari mereka Lin berdiri menatap kedua orang tuanya yang saling menggoda itu, Lin lalu menghampiri mommy nya yang sedang kebingungan karena mami nya merajuk dengan sungguh-sungguh.
"seharusnya kalian tidak perlu saling mengejek, kalian sama saja, kalau mommy dan mami tidak saling mencintai aku tidak mungkin hadir di dunia ini", ucap Lin saat duduk di samping Mommy nya.
Sam menarik nafasnya pelan, "kenapa mami mu sangat sensitif begitu, padahal awalnya mommy cuma bilang mau punya anak lagi", ucap Sam.
Lin menatap ibunya itu, "apa?, kalian berencana mau punya anak lagi?", tanya Lin heran.
Sam hanya diam saja, ekspresi Lin sudah bisa di tebak, dia tidak mau punya adik lagi.
"Tidak, kami hanya berkhayal saja". jawab Sam.
Lin mengangguk, "aku pikir sungguhan", ucap Lin
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartmen 105
RomantikFreen Sarocha Chankimha Seorang artis terkenal, dia dijuluki sebagai handsome woman oleh para penggemarnya. Freen memiliki sikap cool dan cuek yang semakin membuat fansnya begitu tergila-gila padanya. Becky Patricia Amstrong Seorang mahasiswa jurusa...