Bab 44 : Salah Paham

1.5K 139 7
                                    

Waktu menunjukan pukul dua malam, semua tamu undangan sudah pulang kecuali yang menginap di hotel, Lin berjalan malas menuju kamar hotel sambil memegang high heels miliknya, tubuhnya terasa lelah dan lengket karena keringat, dia terlalu banyak berdansa sehingga energinya terkuras habis. Saat masuk ke dalam kamar dia menatap ke arah ranjang, Becky sudah tertidur dengan pulas disana, Lin dengan pelan-pelan masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Sepuluh menit kemudian gadis itu keluar dengan menggunakan bathrobe, baju piyama yang dia bawa dari rumah sudah di pakai oleh Becky, gadis itu kemudian perlahan naik ke ranjang, kepalanya terasa sedikit pusing.

"Kenapa kau mandi tengah malam begini?", Becky tiba-tiba bertanya pada Lin.

Posisi kamar yang tidak terlalu terang karena lampu utama dimatikan, membuat Lin tidak menyadari bahwa sebenarnya Becky memperhatikan dirinya sejak tadi, "Oiii...astaga kau mengagetkan ku saja, aku pikir kau sudah tidur", jawab Lin sambil memegang dadanya karena kaget.

Becky tertawa kecil, dia dapat mencium aroma sabun dari tubuh gadis di sampingnya itu, "kenapa kau tidur memakai baju mandi?", tanya Becky lagi.

Lin menatap dirinya yang memakai baju mandi itu, "piyama ku sudah kau pakai, apa aku harus memintanya lagi", jawab Lin.

Gadis itu lalu berbaring di samping Becky, "kepalaku agak pusing dan sakit", ucap Lin dengan pelan.

Becky memiringkan tubuhnya menghadap Lin, "kau tidak minum alkohol kan?", tanyanya lagi.

Lin tidak menjawab, dia hanya memijat kepalanya sendiri. Becky yang melihat itu lalu bangun dan duduk, dia memegang tangan Lin "tidur disini biar aku pijat", ucap Becky sambil menepuk pahanya.

Lin menatap gadis itu sekilas dan kemudian membaringkan kepalanya di paha Becky, dengan telaten Becky memijat kepala Lin, "aku merasa lebih baik sekarang", ucap Lin.

Becky hanya tersenyum menatap gadis yang tertidur di pangkuannya itu, lama kelamaan Becky mendengar suara nafas Lin semakin teratur yang itu artinya dia sudah tertidur, Becky dengan hati-hati memindahkan kepala Lin di atas bantal, dia lalu menyelimuti gadis itu, Becky terus memandang wajah itu sangat dekat, "apa ini takdir?", ucapnya, hingga kemudian Becky ikut berbaring dan tidur menghadap Lin.

Skip...

Paginya, semua orang berkumpul di ruang makan hotel, semua terlihat sibuk dengan urusan masing-masing, ada yang bercerita sambil bercanda dan ada juga yang sibuk mengurus anak-anak mereka, terutama Lisa yang sejak tadi dibuat pusing oleh putra kembarnya yang baru berumur lima tahun, sejak tadi Lisa terus mengejar kedua putranya untuk disuapi makanan, ada juga Nam yang terus mengomeli Emely putrinya yang malah met request telur ceplok untuk sarapan, suasana makan pagi saat ini sangat kacau sekali.

Mon yang melihat Irin sibuk menelpon mendekati wanita itu, dia adalah ibunya Becky, "Irin kau kenapa?, dimana Becky aku tidak melihatnya dari tadi", tanya Mon pada Irin.

Wanita itu mematikan panggilan di handphonenya, "entahlah Mon, dia tidak berada di kamarnya pagi ini, nomornya juga tidak aktif, apa mungkin dia sudah pulang ke rumah?", ucap Irin sambil menatap Mon.

Mon menarik nafasnya dengan pelan, "bisa jadi dia sudah pulang semalam, nanti akan aku tanyakan pada Lin siapa tahu dia melihat Becky semalam, aku ke kamar Lin dulu untuk membangunkannya", jawab Mon, wanita itu lalu pergi ke meja resepsionis mengambil kartu cadangan kamar Lin.

Mon sudah tiba di kamar Lin, dia menggesek kartu pada pintu itu dan membukanya, kamar terlihat agak gelap karena tirai yang masih menutupi jendela, dengan perlahan Mon menuju jendela dan menyibak tirai tersebut.

"Good morning sa....", ucapan Mon terpotong, mata wanita itu membesar melihat apa yang dia temukan di kamar Lin, Mon melihat Lin dan Becky tidur bersama sambil berpelukan dan wait, Lin tidak memakai baju?, dengan pelan Mon kembali menutup tirai kamar tersebut dan melangkah keluar dengan pelan-pelan agar tidak membangunkan Lin dan Becky,

"Astaga apa itu tadi?, jangan bilang Lin dan Becky?", Mon berusaha menetralkan denyut jantungnya, jangan sampai ini diketahui oleh Sam, karena wanita itu menginginkan Lin bisa menikah dengan seorang pria. Mon lalu mengambil handphonenya dan menghubungi Lisa dan Nam, dia meminta mereka mendatanginya di lantai sepulu.

"Apaaa?, Lin dan Becky tidur bersama?, kenapa bisa begini?", tanya Nam saat Mon menceritakan semuanya.

Mon merasa panik, "aku mohon bantuan kalian, saat ini Becky sedang di cari-cari oleh kedua orang tuanya, Nam aku ingin kau mengawasi Sam dan jangan biarkan dia datang kemari dan kau Lisa aku akan membangunkan mereka, pastikan kau membawa Becky keluar dari hotel ini tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk kedua orang tuanya, apa kalian paham?", ucap Mon.

Lisa dan Nam mengangguk, Nam kemudian pergi menuju ruang makan dan Lisa menunggu di depan kamar Lin, dia harus membawa Becky keluar dari hotel itu.

Mon kembali masuk ke kamar, dia langsung menarik tangan Becky yang sedang tertidur pulas dalam pelukan Lin, "Hemmm....Lin aku masih mengantuk", ucap Becky yang belum sadar itu.

"Becky bangun ini bibi Mon sayang, ayo kamu harus cepat pulang", ucap Mon yang terus menarik Becky sampai gadis itu terduduk di ranjang, "Bibi Mon?", panggil Becky saat dia sadar siapa yang menariknya, Becky lalu menatap Lin yang masih tertidur, "bibi ada apa ini?", tanya Becky bingung.

Mon mengisi pakaian Becky ke dalam tas, "nanti saja kita bicaranya, sekarang kau harus pulang dulu ke rumah, bibi Lisa akan mengantarmu", jawab Mon.

"Lalu mommy dan daddy bagaimana?", tanya Becky lagi, jujur sekarang dia sangat kebingungan.

Mon merapikan rambut Becky, "mereka sedang sarapan pagi, sudah kau pulang duluan saja, ayoo", Mon lalu menarik tangan Becky keluar dari kamar Lin.

Lisa yang menunggu di luar nampak kaget melihat Becky, "Lisa tolong bawa Becky keluar tanpa sepengetahuan Sam dan orang tuanya", ucap Mon.

"Nanti kita bicara lagi yah, sekarang pulang dulu", ucap Mon pada Becky sambil mengecup kening gadis itu, Lisa lalu pergi membawa Becky bersamanya.

Mon kembali masuk ke dalam kamar, dia membuka tirai jendela sehingga cahaya matahari langsung masuk ke dalam kamar itu.

"Bangun....bangun kau anak nakal", ucap Mon sambil membangunkan Lin, dia bahkan memukul bokong putrinya itu, Lin yang merasa tidurnya terganggu mencoba menutupi tubuhnya dengan selimut tapi Mon kembali menariknya, "Lin bangun ga, kalau kau tidak bangun mami akan menyirammu dengan air, ayo bangun", ucap Mon lagi sambil kembali memukul bokong Lin.

Lin terpaksa bangun dengan wajah kesalnya, "Mami ini kenapa sih?, dari tadi malam sampai sekarang marah-marah terus", ucap Lin pada ibunya.

Mon menatap putrinya itu lalu menjewer telinga Lin, "dasar anak nakal, kau benar-benar mencari masalah yah, kalau mommy mu sampai tahu kau tidur dengan Becky dia pasti akan mengirim mu langsung ke Inggris", ucap Mon.

"Auuuu...Mam sakit lepasin dulu, ini tidak seperti yang mami pikirkan, ini fitnah mam", Lin berusaha melepaskan jeweran ibunya pada telinganya.

"Salah paham katamu?, jelas-jelas Mami yang lihat sendiri kalian tidur berpelukan dan kau tidak memakai baju, lihat kau bugil begitu, dasar anak nakal", omel Mon lagi sambil memukul lengan Lin dengan tangannya.

Lin lalu berdiri dan berlari ke arah belakang sofa, "mami kenapa sih?, harusnya dengarkan dulu penjelasanku, ini semua tidak seperti yang mami lihat", jawab Lin.

Mon semakin kesal, dia lalu mengambil sendal hotel "kemari kau, apa kau pikir bisa membodohi mami haa, sini kau biar mami pukul pakai sendal ini", ucap Mon sambil berusaha mengejar Lin yang berlari tanpa pakaian menghindari pukulan maminya.

Merasa lelah karena tidak bisa mengejar Lin, membuat Mon berhenti dan duduk di sofa, dasar faktor usia membuat dirinya tidak segesit dulu, "sekarang pakai bajumu dan turun sarapan di bawah, kita akan bicara setelah tiba di rumah", ucap Mon.

"tapi bajuku sudah dipakai oleh Becky mom, masak aku turun ke bawah pakai baju mandi", jawab Lin dengan merengek.

"Pakai gaunmu lagi, dasar anak nakal, awas saja kalau sudah tiba di rumah yah", jawab Mon lalu pergi meninggalkan Lin yang menghentak-hentakan kakinya karena kesal.

Apartmen 105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang