Bab 41 : Akulah Mata Untukmu

1.5K 164 5
                                    

Hari terus berganti, setiap kesedihan yang di lewati Sam dan Mon semakin membuat hubungan mereka menjadi lebih erat, kasih sayang dan cinta tumbuh subur di hati mereka, apa lagi Lin yang merupakan buah cinta keduanya selalu memberikan semangat untuk kedua orang tuanya itu. Sam sudah keluar dari rumah sakit, saat ini di menjalani rawat jalan saja, hanya sesekali pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Ada pun Mon, sejak Lin di culik berapa minggu yang lalu dan ditambah dengan Sam yang mengalami kebutaan, membuat wanita itu lebih memilih vakum dari dunia modeling dan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja, baginya merawat Sam dan Lin sudah lebih dari cukup.

"Sayang nanti pulang sekolah, Lin harus sama ibu guru dulu yah, nanti bibi Love yang akan menjemput Lin di sekolah", ucap Mon sambil mengikat rambut Lin.

Gadis kecil itu menatap Mommy nya yang duduk di sofa di kamar itu, "Mommy, apa mommy sudah tidak boleh mengantar dan menjemput Lin lagi?", tiba-tiba anak itu bertanya pada Mommy nya.

Mon terdiam, dia menatap Sam yang terlihat sedih dengan pertanyaan putri mereka itu, "Sayang, mommy kan masih sakit, jadi belum bisa mengantar dan menjemput Lin", jawab Mon.

Lin lalu berjalan mengahampiri Sam, gadis itu mencium pipi Sam, "Mom, cepat sembuh yah, Lin sedih melihat Mommy sakit", ucap gadis kecil itu.

Mendengar perkataan putri mereka, membuat Sam dan Mon langsung menitihkan air mata, "Maafkan mommy yah, Lin do'a kan agar mommy cepat sembuh", jawab Sam sambil mengusap kepala putri kesayangannya itu.

Skip...

Engfa memasuki ruangan dokter mata, dia mengenali dokter mata itu, keduanya sedang duduk sambil berbincang di ruangan sang dokter.

"Aku sudah menemukan seorang pendonor mata untuk Sam", ucap Gulf.

Engfa menatap pria itu tidak percaya, "jangan berbohong padaku Gulf, niatku untuk mendonorkan mataku untuk Sam sudah bulat", jawab Engfa.

Pria itu menatap Engfa dengan tatapan penuh keyakinan, "aku serius, ada orang yang akan mendonorkan kedua matanya untuk Sam", jawabnya lagi, "tapi aku tidak bisa memberitahukan identitasnya pada kalian", tambahnya.

"Setidaknya beritahukan padaku siapa orang baik itu Gulf", ucap Engga.

"Kau mengenalnya".

Apartemen...

Mon baru saja selesai memasak, dia lalu mendekati Sam yang sedang duduk di balkon, pandangannya jauh kedepan, Mon kemudian duduk di samping Sam. "Kau makan dulu yah, habis itu minum obat", ucap Mon.

Sam menatap ke arah Mon, tangannya terulur sehingga Mon dengan cepat memegang tangan itu, "kau butuh sesuatu, hemm?", tanya Mon lagi.

Sam menggeleng, "aku ingin menyentuh wajahmu, itu saja", jawabnya.

Mon lalu membawa tangan Sam ke pipinya, "ini pipiku sayang", ucap Mon.

Sam lalu mengelus pipi itu, Mon bahkan memejamkan matanya saat merasakan tangan Sam menyentuh pipinya. "Mon, maafkan aku yah, aku sudah merepotkanmu, seandainya mata ini tak akan mampu untuk melihat lagi dan disaat itu kau sudah merasa lelah, aku akan izinkan kau mengejar kebahagiaanmu", ucap Sam.

Mon menatap wanita itu dengan linangan air matanya, "aku harap ini pertama dan terakhir kalinya kau berkata seperti ini, jika kau mengatakannya lagi aku bersumpah akan membawa Lin pergi jauh darimu", jawab Mon. wanita itu lalu memeluk Sam sambil menangis, "aku mencintaimu apa adanya dan tidak akan pernah pergi walau apa pun yang terjadi, jangan khawatirkan aku, karena kesehatanmu adalah yang utama sekarang", tambahnya lagi. Kedua wanita itu terus berpelukan sambil menangis, kekuatan cinta terus membuat mereka yakin untuk melalui semuanya bersama.

Apartmen 105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang