Bab 17 : I Love You My Sister

2.5K 228 16
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, Sam dan Mon belum juga kembali dari Villa, Nam berada di tenda menjaga Becky yang sudah tidur, dia sudah mengirimkan pesan kepada Sam tapi wanita itu belum juga membalasnya.

"Nam?", terdengar panggilan dari luar tenda, Nam mencoba melihat siapa yang memanggilnya, "Bili?", jawabnya.

Pria itu terlihat khawatir, "Apa Sam sudah menghubungimu?, kenapa mereka lama sekali?", tanya Bili.

Nam sedikit gugup dengan pertanyaan Bili, jangan sampai pria itu menyusul ke Villa, "Ah iya, Sam tadi mengirimi ku pesan, dia dan Mon pergi membeli pembalut", jawab Nam. "mereka sudah di jalan kok", tambahnya lagi.

Sementara itu Bili masih ragu, masalahnya nomor Mon tidak bisa dihubungi dan Sam juga tidak mengangkat telponnya. "Baiklah kalau begitu", jawabnya. Bili lalu pergi dan bergabung dengan yang lain.

Nam cepat-cepat mengirimi pesan ke Sam, dia yang menyuruh mereka pergi tapi dia juga yang khawatir.

Nam to Sam...
"Kalian ada dimana?, cepat selesaikan semua dan kembali ke tenda sebelum Bili menyusul kalian berdua di Villa",

"Haisss...dasar, apa mereka berencana ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta?", tanya Nam pada dirinya sendiri.

Skip...

Sam dan Mon baru saja menghabiskan tiga ronde percintaan mereka, keduanya sedang berpelukan tanpa sehelai benang pun, Sam bersandar di ranjang dan Mon bersandar di dada Sam, "Kau dingin?", tanya Sam yang menyentuh kulit Mon yang dingin. Sam lalu menarik selimut dan menutupi tubuh mereka.

"Aku bahagia sekali malam ini", ucap Mon dengan senyuman. Sam membelai belakang tubuh Mon dan sesekali mencium kening wanita itu. "Apa kau dan Bili pernah...?", tanya Sam tapi dia menggantung pertanyaannya.

"No...dia tidak pernah menyentuhku", jawab Mon, dia tahu apa yang dimaksud oleh Sam. Mon lalu duduk menghadap Sam, "hanya kau yang aku izinkan menyentuh tubuhku sejauh ini dan itu hanya dirimu saja", tambah Mon.

Sam tersenyum, dia lalu menggenggam kedua tangan Mon, "Aku mungkin tidak seperti Bili yang bisa dengan mudah mengatakan perasaannya padamu, tapi aku lebih suka menunjukan itu lewat sikap dan caraku memperlakukanmu", ucap Sam dengan lembut, "Aku selalu bertanya pada diriku sendiri apa aku bisa menjalani ini, dirimu dan karirku sama-sama penting Mon, negara ini mungkin sudah melegalkan hubungan cinta sesama jenis, tapi bukan berarti di luar sana semua orang mendukung hubungan seperti ini, apalagi kau dan aku sama-sama publik figur, katakan padaku bagaimana kita bisa menjalani ini?", tanya Sam.

Mon menatap mata wanita di hadapannya itu, semua yang dikatakan Sam memang benar, meski pun ini sebuah hak manusiawi tapi dunia selalu punya norma yang mengikat setiap manusia, "Selalu ada cara untuk bahagia, aku setuju padamu kali ini, tidak perlu ada ungkapan apa-apa cukup hanya tindakan saja", jawab Mon, dia lalu menangkup kedua pipi Sam, "aku bisa menjadi apa saja untukmu dan kau bisa menjadi apa saja untukku, ini cinta kita dan ini pilihan kita, jika suatu hari kita jenuh dengan keadaan ini, kita hanya perlu bergandeng tangan dan menunjukan cinta kita pada dunia", jawab Mon lagi.

"I love u my sister", ucap Mon lalu dia mencium bibir Sam dengan lembut, Sam tersenyum mendengar Mon mengatakan Sister padanya, "apakah sekarang kita berdua adalah sister?", tanya Sam sambil menekan kata SISTER.

Mon mengangguk, "yah itu yang akan kita katakan pada setiap orang yang melihat kebersamaan kita",

"Mana ada sister yang berciuman dan bercinta sampai tiga ronde", tambah Sam sambil tertawa, "tentu saja ada babe, kita berdua adalah sister itu", jawab Mon  kembali.

Sam lalu mengambil handphonenya dan melihat chat dari Nam, "astaga sayang, kita harus kembali ke perkemahan ini sudah larut malam, jangan sampai Bili menyusul kita disini", ucap Sam sambil berdiri memunguti bajunya dan Mon.

Sam sedikit berpikir, "Bili?", ucapnya, dia lalu menatap Mon yang sedang memakai pakaiannya, "BB bagaimana dengan Bili?", tanya Sam.

Mon menatap Sam, dia lalu membalik tubuh wanita itu dan mengaitkan tali branya, "Don't worry babe, itu urusanku", jawab Mon lalu mengecup bahu Sam, "ayo...", ajaknya.

Skip...

Sam dan Mon bergegas kembali ke perkemahan, Bili yang melihat Sam dan Mon turun dari mobil langsung menghampiri mereka, "kenapa kalian lama sekali?", tanya Bili.

Sam dan Mon saling menatap satu sama lain, "kami habis membeli pembalut untuk Nam", jawab Sam. Bili kemudian menatap Mon, "benarkan itu sayang?", tanyanya.

Mon mengangguk, "iya, lagi pula aku pergi bersama Sam bukan bersama pria lain kan?", ucap Mon pada Bili. "Kami istirahat dulu", ucap Mon lalu dia menarik tangan Sam menuju ke tenda.

Bili merasa aneh dengan sikap Mon, bukan hanya Mon tapi juga pada Sam, mereka terlihat aneh malam ini.

"Oiiii...astaga, kenapa kalian berdua baru datang sih?, aku hampir kehabisan akal saat Bili menanyakan tentang kalian", ucap Nam saat melihat Sam dan Mon masuk ke tenda. Kedua wanita itu hanya tersenyum malu menanggapi pertanyaan Nam.

Nam yang merasakan ada kesuksesan dalam rencananya langsung menengahi Sam dan Mon, "jadi apa kalian sudah melakukannya?", tanya Nam sambil menatap Sam dan Mon bergantian.

"Apa kami harus mengatakannya padamu?, minggir aku mengantuk sekali", jawab Sam sambil berbaring di samping Becky.

Nam yang kesal langsung memukul bokong Sam, "kau, seharusnya kau bersyukur karena aku yang sudah merencanakan ini bodoh?", ucap Nam, merasa dia keceplosan, Nam lalu menutup mulut dengan tangannya.

"Kau memang tidak bisa diandalkan", ucap Sam sambil menatap Nam dengan tatapan mematikan.

Mon agak kebingungan dengan kedua orang itu, tapi kemudian dia paham tentang maksud pertanyaan Nam tadi, "aku suka rencana P'Nam", ucapnya. "Jika bukan karena rencana itu, mungkin aku dan Sam tidak akan saling jujur dengan perasaan kami", tambah Mon dengan malu-malu.

Nam merasa bahagia dengan jawaban Mon, "Mon, aku melakukan ini setelah aku melihat bagaimana tatapanmu pada Sam, lagi pula aku memang harus bertindak karena si bodoh ini tidak bisa diandalkan", ucap Nam.

"Aku mendengarmu Nam", ucap Sam yang berbicara dengan mata yang tertutup.

Nam lalu memegang tangan Mon, "aku berjanji akan menjaga rahasia kalian ini, jalani apa saja yang membuat kalian bahagia, tidak perlu semua orang mengetahuinya cukup kalian saja yang tahu hubungan seperti apa yang kalian jalani, jika waktunya sudah tiba kalian boleh mengatakannya kepada seluruh dunia", ucap Nam, dia lalu menarik Mon dan memeluk wanita itu, "terima kasih Phi", ucap Mon.

"Jadi, berapa ronde tadi?", tanya Nam lagi, dia sangat kepo, jika Mon tidak menjawab pertanyaannya, wanita itu tidak akan berhenti bertanya, akhirnya Sam yang mengatakan karena Mon terlalu malu untuk jujur.

Setelah mendengar semuanya Nam kemudian tidur di tengah Sam dan Mon, "aku tidak ingin kalian membuat tidurku terganggu saat tengah malam nanti", ucap Nam sambil menutup matanya

Apartmen 105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang