DEMON MAN : 03

50.6K 722 39
                                        

Remind me if there is a typo

Btw, kalo gk suka ceritanya MINGGAT AJA, ga butuh komentar nyeleneh!!
***

Suara deru motor terdengar memasuki rumah mewah yang kerap kali dianggap neraka oleh Airin. Dean, pemuda berparas tampan itu turun dari motornya usai melepas helm. Menyugar rambutnya ke belakang lantas menghampiri sang ibu yang sedang membersihkan dedaunan di halaman.

"Siang, Cantik," sapa Dean tersenyum lebar sampai matanya menyipit.

Erin menoleh, balas tersenyum. Tapi tak berapa lama, rautnya langsung berubah masam. "Sekolah mana yang baru mulangkan muridnya jam segini? Setau Mama kamu gaada organisasi apapun di sekolah."

Dean cengengesan. "Biasalah, Ma. Mama kayak ga tau aku aja."

Erin menggeleng. "Udah ah, Mama, lagi malas ngomel. Kamu masuk gih, mandi, makan, terus istirahat."

Dean mengangguk. Sebelum pergi lelaki itu menyempatkan diri memberi kecupan sayang di pipi sang Ibu. Kemudian bergegas memasuki rumah. Di kamar Dean tak segera menuruti kata Erin. Ia justru duduk di meja belajar dan membuka laptop. Bukan belajar, melainkan memindahkan video Airin dan Enji ke dalam laptop. Sebagai cadangan.

Lagi-lagi ia memutar ulang video demi menikmati wajah kesakitan Airin dan tatapan permohonan adiknya. Tawa Dean menguar kala Enji menampar kuat Airin karena berusaha melawan.

"Lu ga akan bisa bebas dari gua, Airin. Rahasia lu ada di gua." Dean bergumam dengan sorot kebencian di matanya.

"Kalo lu macam-macam bakal gua sebarin video ini. Mama sama Papa bakal hajar lu habis-habisan."

***

Makan malam tiba. Seluruh keluarga Airin berkumpul mengelilingi meja makan. Masing-masing menyantap makanan diselingi obrolan. Jam menunjukkan pukul setengah delapan namun salah satu anggota keluarga belum menampakkan batang hidungnya.

Mirisnya tidak ada yang bertanya pun repot-repot menunggu kehadiran gadis malang yang entah bagaimana keadaannya. Mereka justru tertawa senang tanpa beban. Di sini bisa disimpulkan bagaimana peran Airin di rumah.

Sama sekali tidak penting.

Tiba-tiba di sela kunyahannya, Dean merasakan ponsel di kantung celananya berdering. Tertera nama Enji di sana.

     [Bsk gua mau main lagi. Bw Airin ke gdng ya. Tng, gua traktir minum wine]

Senyum Dean terbit, makin lebar ketika membayangkan reaksi Airin ketika dipaksa di bawa ke hadapan Enji. Dean senang bukan karena ditraktir. Melainkan Dean tak perlu sibuk memikirkan rencana untuk menghancurkan mental Airin. Tinggal diserahkan kepada Enji maka semuanya beres.

"P-Papa." Rintihan itu mengalihkan pandangan semua orang. Baik Arfan, istrinya dan keempat anak lelakinya terpaku pada Airin yang berdiri di tengah ruangan. Penampilan cewek itu benar-benar mengenaskan. Semuanya berantakan. Mulai dari rambut, seragam sekolah, wajah kusut disertai memar di pipi dan sudut bibir. Belum lagi sebelah kakinya nyeker sedangkan yang satunya masih memakai kaos kaki dan sepatu.

Sudah macam mirip korban begal.

Tapi tanpa mereka semua tau Airin menahan luar biasa sakit di bagian kewanitaannya. Rela pulang ke rumah jalan kaki hanya untuk menghindari monster ganas yang bantuannya ia tolak.

DEMON MAN : TIGERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang