DEMON MAN : 15

322 54 9
                                    

Happy Reading
***

Kairin Zea Nur Cahaya, dia lahir dari rahim perempuan sundal yang dulu menjadi simpanan ayah kandungnya, Albirru Arfandi Ganesha. Kedekatan Arfan dan ibu kandung Airin bermula saat Arfan sedang perjalanan bisnis. Mereka tak sengaja bertemu tempat para PSK menjual diri di sebuah club kalangan bawah.

Syarina itu cantik, cantik sekali seperti bidadari. Kulitnya putih bersih bak porselen, hidungnya mancung, tingginya yang semampai membuat dia memiliki kaki jenjang, tak lupa rayuan mautnya hingga seorang Arfan–sang CEO di perusahaan Ganesha sekaligus pemilik terbuai akan pesonanya.

Selama berbulan-bulan mereka menjalin hubungan. Tanpa satupun keluarga besar tau bagaimana bejatnya Arfandi dan binalnya Syarina menggaet sang CEO ternama. Setiap malam mereka bersenggama di hotel dan siangnya berubah seolah tak saling mengenal.

Syarina yang nakalnya bukan main terkadang menggoda Arfan di kantor, mengajaknya bercinta.

Hingga saat itu tiba, Syarina hamil. Dia senang dan Arfan mau tak mau mengakui perbuatannya di hadapan sang istri sah. Terjadi pertikaian sengit antara dua keluarga besar sampai kemudian diambil lah kesimpulan untuk menikahi Syarina setelah melahirkan.

Syarina senangnya bukan main, kapan lagi bisa punya suami tajir melintir seperti Arfan? Namun, sayang seribu sayang. Di usia kandungan sembilan bulan ketika sudah melahirkan sang buah hati, Syarina menghembuskan nafas terakhir lantaran kehabisan darah. Rupanya perempuan mantan tuna susila itu punya riwayat anemia.

"Saya sudah mencatat nama anak saya di buku itu. Tolong, jaga dia dengan baik. Saya tidak akan meminta maaf, biarlah saya menebusnya di neraka."

Itu adalah kata-kata terakhir Syarina untuk Arfan dan Erin.

———————

Airin mematikan daya ponsel. Jantungnya berdebar tak biasa, tak berani lagi menoleh ke meja sebrang. Wajahnya yang mendadak pucat menarik perhatian Ellfans. Menghentikan makannya sejenak.

"Kenapa? Kok pucat?" Ellfans mendaratkan punggung tangannya di dahi Airin. Tidak panas, suhunya normal.

Airin berdeham, tersenyum kikuk. "El, liat di belakang kamu. Tapi jangan terlalu kentara."

El menurut. Dia menunduk pura-pura memeriksa sepatunya. Lantas duduk menyamping memperbaiki sepatu yang sebenarnya tak ada apa-apa. Setelah selesai El mendongak, saat itu juga matanya yang sebiru lautan bertemu dengan mata kelam Arfan.

Arfan melirik sekilas, dia kembali memandang sang putri. Berani sekali anak ingusan itu mengabaikan pesan nya. Malah sengaja menonaktifkan ponsel.

"Mulai berani, ya," gumam Arfan bengis. Kemudian dia kembali memusatkan perhatiannya kepada client.

"Bokap lo, kan?" Ellfans kembali ke posisi semula.

"Iya." Airin menunduk. Selera makannya langsung hilang, padahal hidangan di depannya masih setengah ia makan. Perutnya pun mendadak penuh.

"Habiskan, jangan di sisain." El mendorong piring lebih dekat ke Airin. Menyuruh menghabiskan semua yang dihidangkan.

Karena Airin tau diri, maka dia memakan semuanya. Ada makhluk lain yang harus dia jaga, anaknya butuh asupan. Mumpung El baik mau membayar mulai dari pemeriksaan sampai makanan dan minuman ini.

Usai Airin menyelesaikan sarapannya, mereka lekas pergi. Kali ini ke markas sebab tadi Iqball menghubungi menanyakan dimana posisi Ellfans.

"Dateng juga lu, Bos. Nih, ada orang ngirim surat sama kita." Josh memberikan amplop putih yang segera diterima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEMON MAN : TIGERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang