Gapapa ya aku lama up, yg pntng tetap update
***
Seberapa banyak pun protes mu, seberapa banyak pun keluhanmu, seberapa banyak rintihan, tangisan, darah tidak akan bisa mengubah pandangan seseorang. Sekali benci, tetap benci. Sekali hina, tetap hina. Apapun yang kau lakukan, akan tetap salah.Sejatinya manusia itu munafik. Siapa yang terima saat kita ditindas, kita hanya diam? Tidak ada!
Airin, gadis yang terlahir dari sebuah kesalahan itu terkadang mengutuk semua orang di malam hari. Meraung-raung minta keadilan, memarahi dalam diam orang-orang jahanam yang selalu mengatainya haram.
Hatinya tidak selembut wajahnya. Hatinya tidak seteduh tatapan matanya. Semuanya itu hanya kepalsuan, efek kebencian mereka. Tapi pada dasarnya Airin itu aslinya baik. Dia hanya ingin KEADILAN. Itu saja.
Begitu juga dengan sosok tampan yang semasa kecilnya sama-sama tidak baik. Mungkin lebih parah daripada Airin. Tidak ada memori keindahan yang tertanam di otaknya sejak bayi.
Dituntut untuk sempurna. Dibentuk sesuai keinginan sang ayah. Tidak diberi kesempatan untuk merangkai masa depan. Pada dasarnya dia anak yang baik. Hanya saja berubah jadi iblis ketika sang ayah menyodorkan pistol, pisau, pedang, samurai dan senjata tajam lainnya dan mengatakan benda-benda itu akan menjadi kawannya.
Di umur lima tahun sudah merasakan pedang melukai punggung. Dilarang menangis. Jika melanggar, maka dipaksa memegang arang yang panasnya mencapai selama 648 derajat celsius selama lima detik. Kalau memberontak maka dihukum selama seminggu di ruang khusus yang baunya tak main-main. Karena di sana ada bangkai tikus, kucing, kotoran cicak, serta perbaukan lainnya. Sekali hirup saja mau muntah.
Dan kalau kabur maka di penjara di ruang bawah tanah yang ruangannya sangat-sangat sempit.
Nah, kalau sudah begini pantaskah dipanggil orang tua?
Btw, ada lawan?
Jadi jangan salahkan dia kalau suatu saat dia melakukan kesalahan besar. Salahkan lah mereka yang mendoktrin dirinya. Ia hanya mengikuti ajaran mentornya. Seperti robot, ia dikendalikan, dipakai sesuka hati. Layaknya manusia berhati iblis.
***
"Non, pipinya jangan di pegang-pegang dulu ya. Bengkak banget soalnya," kata Mpok Emih memperingati Airin saat dilihatnya gadis itu hendak menyentuh pipinya. Ia yang baru saja datang sambil membawa kompres segera duduk di sebelah Airin.
"Bengkak banget ya, Mpok?" Airin meringis kesakitan. Entah kekuatan apa sebenarnya yang dipakai Zaresh sampai bicara saja susahnya minta ampun.
Mpok Emih mengangguk. Rautnya berubah sendu. "Mau sampai kapan bertahan, Non? Mau serusak apalagi mental mu? Emang masih ada sisanya?"
Airin mengerjap ketika ditanya begitu. Bingung. Dia mendadak bingung, tak punya jawaban. Tak lama kemudian gadis cantik itu menunduk, menatap jari-jarinya yang penuh bekas luka.
"Mental ku emang udah rusak, Mpok. Gaada ruang lagi. Apa yang mau diharapin coba di umur ku yang segini? Mending bertahan aja kan, sekalian biar jiwa ku di rusak semua sama mereka. Ini yang mereka mau. Liat aku menderita dan pembalasan mereka terhadap mendiang Mama berhasil. Gapapa, bertahan sedikit aja gak ngaruh kok. Aku juga ngerasa bersalah." Airin membalas.
"Yaudah mulai sekarang kalau disakiti senyumin aja ya. Harus bertahan seenggaknya sampai kamu menemukan laki-laki yang tepat. Pengganti Papa kamu. Panjangkan sabar kamu dan tanam di hati mu kalau ini semua akan berakhir," tutur Mpok Emih mengelus rambut keriting Airin.
Airin mengangguk. "Tapi Mpok, kalau aku gak tahan gapapa ya? Ya namanya manusia, ada batas capeknya." Setelahnya Airin terkekeh.
Sedangkan Mpok Emih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON MAN : TIGERS
Teen FictionWARNING! KALO GAK SUKA CERITANYA JANGAN DIBACA! JANGAN MENINGGALKAN KOMENTAR BURUK! INI PERINGATAN BIAR GAADA KERIBUTAN ⚠️ *** Ketua geng motor menyusu? Gimana ceritanya? *** "Sekali nenen 10 juta, gimana?" "10 juta?" Airin mengerjap, sedikit tergiu...