2

934 73 5
                                    

𝙶𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚞𝚛𝚗𝚊 𝚍𝚒 𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚒𝚗𝚒,𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚞𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚞𝚛𝚗𝚊. 𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚞𝚛𝚗𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚝𝚊

🦊




Jisoo meletakkan semua masakan yang telah selesai dimasak diatas meja makan, ada sekitar 5 masakan yang dibuat. Satu dari 5 masakan itu ada campur tangan Rora. Rora cukup banyak membantu walaupun masih terbilang kaku.

Pharita membantu para asisten rumah tangganya menata piring diatas meja sesuai kebutuhan. Tidak lupa meletakkan gelas di samping piring-piring.

"Ayo kita makan siang dulu." Ucap Jisoo yang diiyakan semuanya termasuk para asistenasisten rumah tangga.

Semua duduk ditempat masing-masing, Rora dan Pharita yang berhadapan dan para asisten yang membantu memasak duduk di kursi kosong berdampingan dengan Pharita.

Jisoo mulai menyendokkan nasi pada piring Rora dan Pharita.

"Habis makan nanti kayaknya Rora mau samperin Haram aja deh Mi, soalnya dia sampe sekarang belum datang." Ucap Rora.

"Tunggu aja dulu, nanti juga datang. Siapa tau lagi berantem dulu sama Mamah Papahnya." Jawab Jisoo.

"Mami sampe hafal gitu, Hahaha!" Pharita tertawa di ujung kalimatnya.

"Gimana gak hafal, orang udah kenal mereka dari lama. Yaudah yuk kita makan dulu." Jawab Jisoo lagi.

"Mi, aku boleh ngomong gak?"

"Boleh dong nak, gak ada larangan bicara disini. Phar5mau ngomong apa?" Ucap Jisoo.

"Mi, kalau misalnya aku sama temen-temen mau kerumah it–"

"GAK BOLEH!"

Belum selesai Pharita berbicara, namun kalimatnya sudah dipotong oleh Jisoo. Dan saat itu wajah Jisoo mulai berubah ekspresi. Yang tadinya terlihat senyuman manis, sekarang malah terlihat marah.

"Pharita cuma penasaran aja sama asal usul rumah itu, gak ta–"

"Kalau Mami bilang gak boleh ya jangan dilakuin, nurut sama Mami. Ini juga demi keselamatan kamu. Kalau sampe Papi tau gimana?"

"Yaa jangan kasih tau Papi dong Mi.."

"Pharita, Rora! Dengerin Mami! Kalian masih kecil, jangan coba-coba ngelakuin hal yang dilarang orangtua. Larangan ini juga demi kebaikan kalian, Paham?!"

Rora mengangguk paham, sedangkan Pharita hanya menatap piringnya.

"Pharita, kamu paham maksud Mami kan?"

"Pharita paham Mi." Jawab Pharita.

Tapi rasa penasaran Pharita lebih tinggi daripada kepahaman Pharita tentang ngejauhin rumah itu, monolog Pharita.

"Pharita boleh tanya gak sih mi?"

"Tanya aja."

"Memangnya kenapa sih rumah itu jadi horor gitu?"

Jisoo terdiam sejenak, mengangkat kepalanya dan menatap mata Pharita. Jisoo ingin menjawab, namun seolah-olah semua jawaban hilang dalam otaknya.

"Makan dulu aja nak, nanti kalau Mami bisa jelasin, pasti akan Mami jelasin."

6 PM [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang