4

600 72 6
                                    

𝙱𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚝𝚒𝚗𝚍𝚊𝚔𝚊𝚗, 𝙱𝚎𝚛𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚙𝚞𝚕𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚔𝚜𝚊𝚗𝚊𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊. 

𝙸𝚝𝚞𝚕𝚊𝚑 𝙱𝚎𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚃𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 𝙹𝚊𝚠𝚊𝚋

🦊

Pertemuan pertama kali dengan rumah horor adalah momen yang tidak akan pernah mereka lupakan.  

Hari dimana mereka semua berbohong pada keluarganya demi bisa sampai menginjakkan kaki di rumah itu, agar bisa menuntaskan rasa penasaran. Awan-awan kelabu melintasi langit, menciptakan atmosfer yang gelap dan misterius. Ruka dan yang lainnya memutuskan untuk menjelajahi tempat yang terkenal dengan reputasi yang menakutkan ini. 

Jam menunjukkan Pukul 06:33 PM.

Mereka tiba di depan rumah horor itu dengan hati yang berdebar-debar. Rasa bahagia karena akhirnya mereka bisa berada tepat di depan rumah tersebut dan disertai sedikit rasa takut. Berbekal lampu senter dari ponsel mereka masing-masing dan tangan yang saling menautkan satu sama lain dengan cengkraman yang kuat. 

Bangunan tua dan lapuk itu berdiri dengan megah, seolah-olah menyimpan rahasia gelap di dalamnya. Pintu kayu yang retak dan bergoyang seakan mengundang mereka untuk memasuki dunia kegelapan yang tak terduga.

Langkah pertama mereka di dalam rumah itu memicu serangkaian suara berderit dan bergemuruh, membuat mereka merinding. Udara di dalam rumah terasa kental, seolah-olah penuh dengan jejak masa lalu yang kelam. Cahaya yang masuk dari jendela yang pecah membuat bayangan-bayangan menakutkan terpampang di dinding-dinding dan lantai yang terbuka. 

Setiap sudut ruangan penuh dengan benda-benda tua yang terabaikan, seolah-olah mereka juga memiliki cerita-cerita menyeramkan yang ingin mereka ceritakan. 

Patung-patung yang penuh debu dan lukisan yang tergantung di dinding tampak begitu hidup dengan aura yang ganjil. Ruka mengusap debu tipis dari sebuah cermin tua, hanya untuk melihat bayangan wajahnya yang seakan-akan bergerak sendiri. 

Mereka berjalan melalui koridor-koridor gelap dan masuk ke beberapa ruangan di lantai satu yang terasa seperti masuk ke dalam alam bawah sadar yang gelap. 

Suara-suara menggerik dan gemetar yang sulit diidentifikasi mengalir melalui udara, membuat mereka terus waspada dan berdebar-debar. Haram merasa jantungnya berdetak cepat ketika melihat bayangan yang bergerak di sudut ruangan. 

Demi memastikannya, Haram menoleh pada sudut ruangan. Namun tak ada apapun yang terlihat selain secercah cahaya. 

Karena merasa ada yang aneh pada Haram, Ruka mencoba memastikan. 

"Ada apa Ram?" Tanya Ruka. 

Haram kembali melirik teman-temannya, tapi dengan tatapan yang berbeda. Sedikit tatapan kosong karena efek dari kaget. 

"Kamu gapapa kan Haram?" Ahyeon menepuk pundak Haram dengan tujuan sedikit menyadarkan Haram. 

"Aku gapapa kok, cuma ngerasa sedikit takut aja." 

Tanpa diberikan aba-aba apapun, Chiquita memegang tangan Haram dan menggenggamnya kuat. Seolah-olah memberikan sedikit keberaniannya kepada Haram. 

"Ayo kita lewati sama-sama!" Ucap gadis paling kecil diantara ke-6 gadis lainnya. 

6 PM [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang