5

650 66 2
                                    

𝚂𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝙼𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚊𝚙𝚊𝚗, 𝚃𝚊𝚙𝚒 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝙼𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊.

🦊




"Ini beneran gak?" tanya Minji dengan penuh penekanan.

"Beneran, Ji! Masa kamu gak percaya sama Aku?" Ruka menjawab langsung.

"Tapi, aku juga ngerasa ada yang ganjal sama foto itu Kak. Masa Kakak tiba-tiba moto bingkai yang gak ada apa-apanya, aneh juga sih!" ucap Pharita mengeluarkan pendapatnya.

"Awalnya juga Aku cuma ingin ngumpulin sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk misteri rumah itu nanti. Tapi Aku berani sumpah pas tadi ngambil foto ada wajah orangnya disana!" kukuh Ruka.

"Emang gak masuk akal sih kalo sampai bersih gitu. Soalnya seberapa lama juga rumah itu ditinggalkan pasti gak mungkin pudar begitu saja kan gambar foto yang disimpan dalam bingkai?" sahut Minji.

Semuanya berpikir keras dalam keheningan, mereka terus mencari hal yang mungkin sedikit dapat dicerna oleh akal. Foto yang Ruka ambil itu dari salah satu ruangan yang ada di ujung koridor lantai satu rumah horor tadi.

Menurut penjelasan Ruka, saat mereka berpencar, dia melihat salah satu ruangan yang seperti kamar, dengan beraninya dia masuk sendiri dan melihat berbagai sudut di ruangan itu, sampai akhirnya senternya terhenti pada satu bingkai foto yang besar di atas ranjang yang sudah hancur.

Di dalam bingkai tersebut, terdapat foto seorang wanita cantik dengan senyum lembut di wajahnya. Rambutnya tergerai dengan anggun, dan matanya memancarkan kehangatan dan kebijaksanaan. Foto itu mungkin diambil berpuluh-tahun yang lalu, namun pesonanya masih begitu kuat. Bahkan itu sangat jelas di mata Ruka meski dalam cahaya yang sangat terbatas.

"Kalian tahu, ketika aku lihat dengan dalam wajah dalam bingkai foto itu, Aku merasa seperti menyaksikan potongan sejarah yang hidup, sebuah momen yang pernah ada dan masih terus menghiasi kenangan. Sementara bingkai itu mungkin usang, tetapi keindahan wanita di dalamnya tetap abadi."

Ruka melanjutkan penjelasannya kembali "...Saat aku memandang foto itu lebih dekat, aku bisa merasakan nostalgia yang mendalam. Mungkin foto itu diambil saat wanita itu benar-benar sedang bahagia, atau dari sorot matanya mungkin saat itu dia sedang memaksakan senyuman yang menutupi luka dan kesedihan. Terlepas dari apa pun itu, foto itu mungkin bisa saja menjadi jendela ke masa lalu. Langsung tanpa pikir panjang aku ambil gambar dengan kamera HP. Tapi gak paham lagi kenapa yang ada sekarang di HP ku hanya bingkai yang kosong tanpa ada apapun di dalamnya."

Minji dan Pharita tidak dapat mengeluarkan pendapat lagi. Ruka yang mengambil fotonya saja bingung, apalagi mereka yang tidak melihat langsung.

***

Keesokan hari, semua gadis pulang ke rumahnya masing-masing dengan membawa rasa penasaran yang semakin menggunung akan rumah yang mereka datangi tadi malam. Bukannya kapok, semuanya malah merasa ingin kembali ke rumah itu lagi namun tidak ada yang berani mengatakannya selama di perjalanan, mereka pulang membawa kesan yang berbeda namun cukup diri mereka sendiri yang merasakan hal itu.

"Kami pulang Mi!" teriak Rora yang sudah melewati pintu masuk bersama kakaknya.

Jisoo yang sedang fokus bergelut dengan pisau di dapur bersama para pembantu seketika atensinya teralihkan oleh suara putri bungsunya.

6 PM [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang