12

517 53 1
                                    

"𝚁𝚊𝚜𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚒𝚖𝚋𝚞𝚕 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗𝚢𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐𝚝𝚞𝚊𝚖𝚞."

🦊

Suasana mulai mencengkam, sunyi menyelimuti ruang tamu tersebut. Tidak ada satupun yang mengeluarkan suara, yang ada hanya suara helaan nafas lembut yang terdengar. Semua anggota keluarga duduk dengan manisnya di atas sofa. Hanbin dan Jennie duduk bersebelahan, Chiquita duduk di sofa tunggal, sedangkan Ahyeon dan Haruto duduk bersebelahan dengan berseberangan dari Hanbin dan Jennie. 

"Jadi, mau mulai dari mana?"

Hanbin memulai membuka kalimat pertanyaannya. Nadanya yang lembut dak tidak mengintimidasi membuat ketiga anaknya merasa berani untuk bercerita. Hanbin sengaja memancing anak-anaknya dengan suara lembut, dirinya cukup tau anak-anaknya sudah terlalu melewati masa sulit dan tidak berani untuk bercerita. Mau bagaimanapun juga anak-anaknya menutupi semuanya, dia berjanji pada diri sendiri tidak akan memarahi ketiga anaknya. 

"Maafin kita yang udah nyembunyiin ini dari Mamah sama Papah," Ahyeon membungkukkan kepalanya. 

"Aku juga minta maaf ya Mah, Pah." Sambung Chiquita. 

"Mamah sebenarnya gak marah sama kalian, cuma Mamah kecewa sama apa yang kalian perbuat," Jennie menghela nafasnya kasar. 

"Mamah kecewa karena kalian gak mau cerita sama Mamah ataupun Papah, kalian itu anggap kami apa? Mamah gak masalah kalau kalian punya rasa penasaran besar sama rumah itu, itupun Mamah gak bisa larang. Karena jujur Mamah sendiri juga punya rasa penasaran sama rumah itu,"

"Tapi seenggaknya kalian itu bilang sama kami orangtua kalian, supaya kami juga bisa bantu kalian. Mamah jadi merasa belum benar dalam mendidik kalian," nada kekecewaan terpampang jelas, wajah yang sudah lesu dan memang benar-benar kecewa tidak bisa disembunyikan lagi. 

Ahyeon dan Chiquita merasa sangat bersalah, mereka tidak ingin memberitahu Jennie dan Hanbin karena mereka takut akan larangan yang keluar dari bibir orangtuanya. Tapi ternyata salah, kekecewaanlah yang terjadi akibat mereka tidak memberitahu orangtua mereka. Tapi apa yang bisa mereka perbuat? Nasi telah menjadi bubur, semua telah terjadi. 

"Udah Mah.. Mereka udah aku marahin kok, Mamah sama Papah gak perlu repot-repot lagi untuk ngasih wejangan ke mereka," Haruto mencoba mencairkan hati sang Ibu. 

"Iya sudah Mah, biar mereka juga sudah merasakan akibatnya. Kita dengar dulu cerita dari anak-anak."

Jennie mengangguk, Ahyeon dan Chiquita mulai menceritakan semuanya dari awal mereka membohongi Ibunya saat mau ke rumah Minji, hingga pada saat mereka terluka dan masuk rumah sakit. Tidak ada yang terlewatkan, mereka juga tidak menambah ataupun mengurangi setiap kejadian. Dengan penuh ketentraman, Jennie dan Hanbin tidak sedikitpun menyela setiap kalimat yang dilontarkan putrinya. 

"Papah gak tau maksud hantu itu apa sampai mereka melukai kalian, tapi yang Papah bingung itu kenapa harus kalian? Seolah-olah kalian udah jadi sasaran awal hantu itu,"

"Tapi bisa aja jadi sasaran karena mereka yang pertama kali dilihat," tambah Jennie. 

"Kalaupun memang mereka yang jadi sasaran, kenapa mereka gak langsung dibunuh seperti orang-orang yang datang juga kerumah itu? Justru hantu itu memilih bermain-main dengan anak kita,"

6 PM [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang