The Lipstick

43 6 0
                                    

Disclaimer !

Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan menggunakan bahasa non baku.

21+

.

.

.

Aiden kini berhasil mengubah identitasnya sebagai Nathan Anderson berkat Jeff. Semuanya sudah beres dari mulai identitas hingga urusan kepemilikan tempat tinggalnya yang baru. Kini ia hanya perlu memindahkan barang-barangnya ke penthouse yang baru saja ia sewa kemarin.

Nathan berjalan di gang yang sempit dimana ia pernah tinggal bersama ayahnya sekaligus tempat tinggalnya sebelum ia pindah ke penthouse. Lingkungan itu sangat sempit dan kumuh. Jauh dari kata layak huni, namun Nathan tetap tinggal di tempat  itu sampai saat ini.

Seketika langkahnya terhenti setelah ia melihat seorang wanita dengan masker hitam yang menutupi separuh dari wajahnya dan kacamata hitamnya didepan rumahnya. Wanita itu membuka kacamatanya lalu menghampiri Nathan, sedangkan Nathanmembuang wajahnya. Melihat wanita itu membuat dia kesal karena wanita itu adalah alasan utama hidup Nathan berantakan.

"Aku denger kamu mau pindah, pindah kemana?" tanya wanita itu.

"Terus lo mau apa kalau gue pindah?" tanya Nathan dengan ketus.

"Aku kakak kamu, aku harus tau kamu tinggal dimana," ucap wanita itu.

Nathan tersenyum mendengarkan jawaban dari kakaknya, "Lo yang ninggalin gue, kenapa lo harus tau gue tinggal dimana sekarang?"

Nathan langsung mendorong tubuh kakaknya ke samping agar tidak menutup jalannya. Anne, kakaknya Nathan mendengus kesal, ia langsung menghadang Nathan dengan cara membentangkan kedua tangannya didepan Nathan. Hal itu membuat Nathan kembali berhenti bergerak dan menatap wajah Anne dengan tatapan sinis.

"Aku denger kamu pindah ke penthouse, kamu dapat uang sebanyak itu dari mana?" tanya Anne.

"Oh, lo udah tau ternyata. Tau dari mana?" tanya Nathan cuek.

Anne langsung menarik kerah kemeja Nathan dengan erat, ia juga memberikan tatapan tajam ke arah Nathan. "Uangnya dapet darimana?!"

"Ngepet," jawab Nathan sambil tersenyum licik.

"Gak lucu!"

"Emang gak lucu, soalnya gue ganteng."

Plak !!!

Nathan mendapatkan tamparan keras dari kakaknya. Nathan yang shock langsung menarik rambut kakaknya dengan keras sehingga kakaknya mengerang kesakitan. Tidak peduli banyak tetangganya yang melihat pertengkaran mereka. Nathan hanya ingin Anne tidak berada disisinya lagi.

"Lepas gak!" sewot Anne.

"Lo kenapa baru dateng? Pas ayah butuh lo, lo kemana? Lo nikah? Sekarang mana suaminya, gue tanya!" balas Nathan tidak mau kalah.

 "Gue tau capek! Ayah selalu menuntut anaknya untuk cari duit biar ayah bisa mabok-mabokan, tapi gue selalu inget gue itu anaknya. Gue tanggung jawab ayah sekarang. Gak kayak lo, menghindar semuanya dengan alesan nikah. Tapi mana tuh nikah? Bahkan lo gak pernah ngenalin suami lo ke keluarganya sendiri," kata Nathan.

"Jangan-jangan lo nikah besoknya dicerai-in lagi. Kasian banget," sindir Nathan.

Lagi- lagi tamparan kedua mendarat mulus di pipi Nathan. Nathan yang sudah tidak bisa menahan emosi itu langsung mendorong tubuh Anne dan berusaha memukul Anne. Namun, seketika ia ingat bahwa ia adalah seorang pria yang harus melindungi wanita, terlebih lagi Anne adalah satu-satunya keluarganya.

ContritenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang