The Truth pt.2

7 2 0
                                    

Malam harinya, Nathan kembali pulang ke penthouse dan disambut oleh Wine dan Kenzo. Nathan menatap mereka dengan tatapan sayu lalu ia membuang mukanya. Kakinya berjalan ke kamar Jennie yang tidak jauh dari pintu keluarnya. Namun, ia tidak berani masuk ke dalam kamar Jennie.

"Nath, mari kita bicara," ucap Kenzo.

"Untuk apa?" tanya Nathan yang sudah malas melakukan hal apapun yang berkaitan dengan dirinya.

"Ini tentang Leo Martin," jawab Kenzo.

Nathan pun akhirnya mengalah. Ia, Kenzo dan Wine pergi ke ruang kerja Nathan lantai 2 dimana tempat itu tempat biasa mereka membicarakan misi rahasia seperti Jeff, INK dan Leo Martin atau Mark.

Sampai disana, Nathan duduk di sofa lalu menyender bahunya ke sandaran sofa. Sementara Kenzo dan Wine duduk berdampingan sembari melihat ke arah Nathan.

"Nathan, kami denger obrolan lo sama Jennie tadi pagi," ucap Kenzo, "Apa gak kecepetan Nath?"

"Kecepetan apanya?" tanya Nathan.

"Gue tau lo mau bantuin Jennie biar Jennie bisa jadi CEO. Tapi, apa harus secepat itu lo ngerencanain perusahaan JANE ke depannya tanpa berdiskusi sama Jennie?" tanya Kenzo lagi.

Nathan menganggukan kepalanya, "Gue berdiskusi sama mantan tunangannya Jennie. Gue nyuruh dia naik jadi CEO."

"Gimana bisa kamu ngomong gitu, bodoh?!" seru Wine yang terkejut dengan keputusan Nathan atas JANE.

"Jennie dan Daniel bakal balik lagi kalau gue gak ada. Makannya gue minta Daniel yang naik biar pas mereka balik lagi, Jennie bisa balik lagi," balas Nathan.

"Belum tentu! Mereka emang pernah tunangan, tapi atas dasar apa kamu kayak gitu?!" jawab Wine tidak mau kalah.

"Petinggi perusahaan JANE itu udah marah-marah, udah muak sama Jennie. Ya ini cuma CEO sementara, makannya gue minta Daniel yang berada diposisi itu karena untuk sementara!"

"Ya tapi gak semudah itu, Nath! Harusnya kamu biarin aja, itu urusan Jennie dan JANE. Kamu siapa? Jabatan kamu bahkan lebih rendah dari OB."

Nathan langsung duduk tegak dan menatap tajam wajah Wine, "Lebih rendah? Lo ngerendahin pekerjaan bodyguard hah?!"

"Maksud aku, jabatan kamu itu cuma buat Jennie pribadi aja bukan buat JANE. Kamu itu siapa bisa mutusin kayak gitu padahal kamu udah gak kerja di JANE lagi, kamu sekarang kerja di Jennie. Itu beda!" jawab Wine.

"Gue bantuin dia!"

"Gak gitu! Masalah perusahaan itu kompleks!"

"Terus lo mau Jennie turun dari CEO, hah?! Dia udah susah payah ada disitu!"

"Kamu gatau situasi sekarang kayak apa hah? Liat Jennie, dia baik-baik aja gak pas diculik? Dia baik-baik aja gak pas tau siapa kamu sebenarnya? Kamu malah nambahin masalah perusahaan Jennie. Jennie lagi gak stabil bukan berarti kamu bisa ambil alih. Daniel aja gak bisa kayak gitu, kamu itu siapa?!" balas Wine tidak mau kalah/

"LO TAU APA!!" bentak Nathan kepada Wine.

"LO TAU APA TENTANG JENNIE DAN DANIEL? GUE PACARNYA AJA GAK TAU TENTANG MEREKA?!" bentaknya lagi.

Bentakan itu cukup membuat Wine bungkam dan tidak berani membalas, sedangkan Kenzo ia menggelengkan kepalanya. Bukan ini maksud Kenzo, Kenzo hanya ini berdiskusi tentang solusi untuk menangkap Mark.

"Kalian bisa diem gak?" sindir Kenzo.

Nathan membuang wajahnya dengan kasar sedangkan Wine menggelengkan kepalanya. Kenzo pun akhirnya memiliki waktu untuk memimpin obrolan.

ContritenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang