I Miss U

11 2 0
                                    

Jennie turun dari mobilnya dan terkejut melihat Daniel ada didepannya. Daniel langsung melambaikan tangannya dan menghampiri Jennie. Jennie hanya tersenyum tipis, ia tidak perlu bereaksi berlebihan ke mantan kekasihnya.

"Kok lo ke sini?" tanya Jennie.

Daniel tersenyum sambil mengusap kepala Jennie, "Gue ngikutin elo dari belakang karena gue mau makan siang sama elo."

Jennie tersenyum tipis. Matanya melirik ke arah restoran nasi kari yang biasanya sering dikunjungi Nathan. Tempat inilah saksi kedekatan Nathan dan Jennie. Dari awal saat Jennie menjadi korban kekerasan dari Mark, Nathan-lah yang menyelamatkannya dan membawanya ke restoran kari ini.

"Lo mau makan siang disini? Tapi lo gak papa?" tanya Daniel yang melihat fasad restoran yang seperti restoran lama.

Jennie menganggukan kepalanya, "Seseorang rekomenin gue makan disini dan emang seenak itu makanannya."

Jennie langsung masuk ke dalam restoran itu dan duduk di meja yang biasa ia duduki bersama Nathan. Bedanya, ia mendudukin kursi yang sering Nathan duduki yaitu menghadap ke arah jalan raya.

Daniel ikut duduk didepannya sambil mengeluarkan sebuah kartu. Kartu itu adalah pintu masuk ke penthouse di apartemen Patra. Tidak semewah yang di E Casa, namun penthouse ini yang terbaik ke dua setelah E Casa.

"Ini akses penthouse di Apartemen Patra," jawab Daniel.

Jennie terbelalak kaget. Ia langsung melihat kartu itu dan benar saja. Itu adalah kartu akses ke penthouse di Apartemen Patra. Salah satu penthouse yang didesain oleh Jennie.

"Lo tinggal di E Casa, ngapain beli penthouse di Patra?" tanya Jennie.

"Salah satu syarat untuk menikahi lo, beli penthouse yang didesain sama lo. Berhubung E Casa gagal gue dapetin, jadi gue beli di Patra," jawab Daniel bangga.

"Tapi, hubungan kita udah berakhir," sahut Jennie.

Daniel tersenyum tipis, "Kalau gitu jelasin ke gue kenapa kita harus berakhir?"

 Jennie menundukan kepalanya. Jika ia mengatakan hal jujur, pasti Daniel tidak akan percaya. Karena selama ini, Daniel lebih percaya dengan ucapan Mark dan ibu tirinya dibandingkan dirinya. Jennie juga kecewa terhadap sikap Daniel yang saat Jennie memberitahu segalanya tentang dirinya.

Sekarang juga Jennie mencintai Nathan. Nathan adalah sosok yang mempercayainya. Tidak hanya itu, ia juga bertindak untuk menyelamatkan hidupnya dan mendapatkan apa yang harusnya dapatkan. Berkat Nathan, Mark dan Pak Erland dipenjara dan ibu tirinya sedang dalam proses pengadilan.

Apa yang dilakukan Daniel tidak sebanding dengan Nathan. Jennie memang sangat mencintai keduanya, bahkan ia bisa melakukan apa saja untuk mereka berdua. Namun, cinta tidak cukup untuk Jennie. Jennie hanya butuh kepercayaan dan tindakan dibandingkan orang yang hanya memberikan perhatian lebih kepadanya.

"Karena lo baik," jawab Jennie ngasal, "Gue gak mau manfaatin kebaikan lo."

 "Alasan lo ga logis, Jen. Kebaikan gue itu karena gue tunangannya elo. Ya wajar gue baik banget sama lo, lo bakal jadi istri gue, ya masa gue jahatin lo?" balas Daniel.

"Bukan gitu. Tapi sejujurnya gak ada alasan khusus," jawab Jennie sambil menganggukan kepalanya, "Gue takut ibu tiri gue manfaatin lo juga. Lo tau sendiri JANE aja diambil alih sama ibu tiri gue, bahkan harta ayah gue. Gimana harta lo nanti?"

"Kan harta gue yang bakal megang itu lo dan anak gue nanti. Kalau pun ibu tiri lo mau, gue kasih langsung. Itu pun porsinya beda-beda. Tentu lo lebih banyak dan gue percaya lo bisa pegang harta gue," jawab Daniel.

ContritenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang