Keesokan harinya, Nathan sudah tahu apa yang terjadi pada Kenzo saat di Italia. Dari mulai Kenzo balik ke Italia, lalu dituduh dan dimasukan penjara oleh Martinus sampai akhirnya Kenzo dirawat dirumah sakit ini. Nathan salut kepada Wine, karena Wine seorang wanita yang bisa membantu mengatasi semua masalah Kenzo sendirian. Wine adalah definisi wanita tangguh yang sesungguhnya, sama halnya dengan Jennie.
"Terus rencana lo apa sekarang?" tanya Nathan.
"Gue mau bawa semua anggota gue ke Indonesia kayak Bella waktu itu. Cuma, maafin kebodohan gue ya, Than! Gue lupa ngasih kuncinya ke Bella jadi nebeng di lo dulu deh," jawab Kenzo sambil tertawa kecil.
Nathan mendengus kesal, ia sungguh kerepotan sejak kedatangannya Bella dan keluarganya di penthouse-nya. Bisa-bisanya Kenzo tidak menitipkan kunci tempat tinggalnya kepada mereka.
"Nyelametin mereka doang? Martinus mungkin bisa saja ngajak lo perang lagi," ucap Nathan. "Lo harus singkirin makanan yang udah basi diatas meja makan lo!"
Kenzo masih dengan tawanya sambil menatap wajah Nathan, lalu tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi lebih tajam, "Itulah kenapa gue minta lo segera ke sini."
"Gue kekurangan sumber daya manusia, ditambah lagi sekarang lagi lemah-lemahnya. Gue gak bisa ngandelin Wine sendirian. Jadi Wine bakal cari tau tentang Martinus dan lo yang bantu gue bunuh mereka," lanjutnya.
Mendengar ucapan Kenzo. Nathan langsung mengepalkan tangannya sambil memejamkan matanya. Ia bersumpah tidak ingin membunuh manusia lagi setelah keluar dari INK, tapi ia akan melakukan hal keji itu jika Kenzo yang memintanya. Sebagai bentuk tanggung jawab Nathan kepada Kenzo.
"Seharusnya yang dateng ke sini bukan Nathan, tapi Aiden," ucap Nathan dengan pelan.
"Maksud lo?" tanya Kenzo.
Nathan langsung menatap wajah Kenzo dengan tatapan malas, "Udah berapakali lo ngebunuh orang?"
"Tangan gue masih bersih," jawab Kenzo.
"Kalau gitu, kasih gue waktu." Nathan langsung berdiri dan mengambil tas dan kopernya.
Kenzo dan Wine menyerngitkan keningnya. Mereka bingung apa yang dilakukan Nathan tiba-tiba. Sedangkan Nathan, ia teringat ucapannya kepada Jeff bahwa ketika ia menyesal dengan perbuatannya, ia akan bunuh diri. Nathan bersungguh-sungguh mengatakan seperti itu karena ia telah melihat banyak sekali orang-orang yang kesulitan dan mereka mencoba mengatasi kesulitan itu dengan baik. Namun, melihat dirinya harus kembali membunug manusia, Nathan tidak yakin kalau ia baik-baik saja.
"Kasih tau gue kalau udah waktunya Martinus dibunuh. Tapi ada syaratnya," ucap Nathan.
"Syarat?" tanya Kenzo bingung.
"Kalian cukup ngasih tau dimana Martinus tanpa harus datang ke TKP dan setelah gue berhasil membunuh Martinus. Tolong---"
"---Kirimkan psikiater ke gue," lanjut Nathan lalu pergi meninggalkan Kenzo.
Kenzo tersenyum sinis, ia hanya bisa melihat punggung Nathan dari tempat tidurnya. Ia merasa ada yang tidak beres dengan Nathan, tapi apa daya, ia tidak ingin mengandalkan Wine terus menerus.
Jika Nathan tidak segera datang ke Italia. Pasti Wine akan memaksakan dirinya dan bisa jadi ia membunuh Martinus tanpa Kenzo ketahui. Maka dari itu, Nathan adalah orang yang akan membunuh Martinus demi mengecohkan Wine dari tugasnya sebagai pembunuh kartu AS di INK.
🖤🖤🖤
Sampai di hotel, Nathan melempar tubuhnya ke tempat tidur yang berukuran king size. Ia selalu berpikir kalau dirinya kini sudah menjadi manusia yang lebih baik dan itupun ada buktinya. Buktinya yaitu ia sudah menyelamatkan Jennie dari bahaya dan kini Jennie bisa menikmati hasilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contriteness
General FictionAiden, si pembunuh bayaran yang dikenal kartu AS di sebuah organisasi pembunuh bayaran bernama INK. Aiden sadar bahwa dirinya melakukan pekerjaan keji, sehingga ia ingin menebus dosanya dengan berjanji akan menjadi manusia yang lebih baik. Aiden mem...