Di kediaman rumah Kenzo, Wine yang sibuk dengan komputer Kenzo itu akhirnya menemukan dimana alamat rumah keluarga Martinus. Begitu pula dengan Alessio yang sudah menyiapkan bahan belaan untuk Kenzo. Kini Kenzo akan aman meskipun ia akan tertangkap.
"Gimana?" tanya Kenzo.
"Aku liat CCTV yang kamu kasih kemarin, kayaknya orang ini si Leo Martin deh," ucap Wine sambil menunjuk salah satu pria berpakaian serba hitam yang sedang berjalan.
"Kenapa lo yakin dia si Leo?" tanya Kenzo sambil memperhatikan CCTV itu.
Wine menyalakan tombol play dan menunjukan kemana orang itu pergi. Orang itu baru saja keluar dari tempat dimana pembunuhan berantai terjadi. Bahkan orang itu sepertinya sedang menelepon seseorang.
"Tapi yang keluar dari tempat itu gak dia doang, ada banyak," ucap Kenzo.
"Kemungkinan mereka anak buahnya gak sih? Tapi bentar aku cari informasinya dulu."
"Kalau bisa agak cepet! Gue mau gue nemuin anggota gue dulu sebelum gue ditangkep."
Wine menganggukan kepalanya. Ia berjanji akan bekerja lebih keras lagi demi membantu Kenzo. Begitupula dengan Kenzo yang sedang mengurus dokumen perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut.
🖤🖤🖤
Setelah makan malam bersama Jennie, ia pun akhirnya sampai di penthouse-nya. Namun, baru saja ia masuk ke dalam penthouse. Ia terkejut karena ada Jeff dan orang-orang asing didalam penthouse-nya. Nathan lupa kalau ia juga memberikan akses penthouse-nya kepada Jeff. Namun, ia tidak menyangka Jeff akan membawa banyak orang asing ke dalam rumahnya.
"Ai-- Nathan!!" seru Jeff memanggil Nathan.
"Mereka siapa? Kenapa mereka ada di penthouse gue?" tanya Nathan bingung,
"Oh itu, mereka adalah keluarga sekretaris Kenzo waktu di Italia. Karena masih dalam bahaya, Kenzo membawa mereka kemari untuk tinggal sementara di apartemen Kenzo. Tapi, Kenzo gak ngasih tau password apartemennya padahal gue udah nelEpon dia berkali-kali. Jadi ya karena udah malem, gue bawa mereka ke penthouse lo aja untuk sementara," jawab Jeff.
"Kenapa gue??" tanya Nathan sambil tersenyum kecil kepada keluarga dari sekretaris Kenzo, Bella.
"Penthouse lo luas, banyak kamer. Liat mereka banyak, ada 4 orang. Di apartemen gue mana muat," jawab Jeff.
"Tapi, gue aja gak kenal mereka. Seenggaknya lo obrolin dulu sama gue sebelum lo bawa mereka kesini," bisik Nathan.
"Lo pikir gue kenal sama mereka? Gue juga gak kenal bego!" balas Jeff.
"Ya urusan elo, kan Kenzo yang minta bantuan elo," jawab Nathan. "Pesen hotel aja, gue yang bayar!"
Jeff menggelengkan kepalanya tidak setuju, "Ini amanah dari Kenzo. Kalau mereka di hotel mereka gak tau apa-apa, seenggaknya ada yang jaga salah satu diantara kita."
Nathan mengacak rambutnya dengan kasar lalu menghampiri wanita cantik bernama Bella. Ia bingung karena mereka dari Italia, apakah Nathan harus bicara menggunakan bahasa Italia atau Inggris.
"Hola!! (Hai!!)" sapa Nathan sambil tersenyum terpaksa.
Mereka hanya tersenyum kecil sambil melambaikan tangannya sedangkan Jeff langsung memukul tubuh Nathan dengan keras.
"Mereka orang Italia, bukan orang spanyol bego!" sewot Jeff.
"Ya gue gak tau bahasa Italia, gue jadi ngomong pake bahasa apa anjir!" balas Nathan kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contriteness
Fiksi UmumAiden, si pembunuh bayaran yang dikenal kartu AS di sebuah organisasi pembunuh bayaran bernama INK. Aiden sadar bahwa dirinya melakukan pekerjaan keji, sehingga ia ingin menebus dosanya dengan berjanji akan menjadi manusia yang lebih baik. Aiden mem...