Uneasiness

11 3 0
                                    

Hari Senin mulai tiba, hari dimana semua orang menjalankan harinya yang produktif setelah melewati hari libur. Ada yang semangat menjalani pagi hari di hari Senin, ada pula yang menjalani pagi harinya dengan mengeluh. Tergantung dari individualnya.

Jennie masih tinggal dengan Nathan di penthouse E Casa. Ia akan berangkat ke tempat kerja bersama dengan Nathan. Sebelumnya ia berhasil membujuk Nathan untuk tetap menjadi bodyguard-nya dalam jangka waktu yang lama. Meskipun Nathan memintanya alasan yang jelas, tapi Jennie masih merahasiakan apa yang terjadi padanya. Namun, ia berjanji akan memberitahu Nathan jika ia sudah memastikan apakah Mark ada di penjara atau menjadi buronan.

"Udah siap belum?" tanya Nathan yang sedari tadi menunggu Jennie didepan pintu keluar.

"Bentar!" seru Jennie yang masih berada di kamar Nathan.

Jennie mengambil ponselnya dan mengecek pesan dari polisi. Polisi itu mengatakan bahwa Mark kabur dari penjara dan dalam pencarian polisi. Hari ini, polisi berniat untuk memasang wajah Mark di TV dan media sosial lainnya dalam rangka pencarian Mark.

Jennie memegang dadanya yang mendadak sesak. Ia takut Mark datang kepadanya dan membalas dendamnya kepadanya. Meskipun ia yakin Nathan akan melindunginya, tapi Mark bisa melakukan apa saja untuk Jennie.

"Jennie! Aku masuk ya!" seru Nathan yang berada didepan pintu kamar.

Pintu kamar Nathan terbuka, Nathan melihat Jennie yang sedang berusaha untuk menenangkan dirinya. Tanpa basa-basi, Nathan langsung memeluk Jennie dan mengelus kepalanya dengan lembut.

"Kamu kenapa, sayang?" tanya Nathan.

"Kamu--- tolong tetap bersamaku, dimanapun aku berada tolong tetaplah bersamaku," jawab Jennie gugup.

Nathan menganggukan kepalanya. Ia melepas pelukannya lalu mengeluarkan air mineral di botol kepada Jennie. Jennie meminum air itu untuk menenangkan diri. Ia berdoa semoga ia tidak bertemu dengan Mark lagi.

"Udah enakan?" tanya Nathan, "Aku mau nyaranin kamu gak kerja hari ini, tapi masalahnya hari ini kamu ada rapat."

Jennie menggelengkan kepalanya, "Gak papa, aku baik-baik aja kok selagi kamu ada disebelah aku."

"Ada apa? Ada orang yang mau ngelukain kamu lagi?" tanya Nathan.

"Itu pasti ada," jawab Jennie.

"Kamu masih gak mau cerita?"

Jennie menganggukan kepalanya, "Aku udah mastiin sih, dugaan aku bener. Cuma kasih aku waktu sebentar lagi aja. Abis rapat aku kasih tau ke kamu ya."

Nathan menghela nafanya. Ia pun setuju dengan Jennie, bagaimanapun Jennie sekarang tidak bisa berpikir jernih. Ia memberikan waktu agar Jennie bisa mencerna apa yang terjadi dengan baik.

🖤🖤🖤

Sampai di JANE Building Architect, Jennie mengambil nafas sedalam-dalamnya lalu menghembuskannya dengan pelan. Ia tidak perlu takut apapun karena Nathan pasti akan melindunginya. Ia juga meminta polisi untuk berada disekitar kantornya untuk berjaga-jaga.

"Rapat kamu dimulai jam 9 pagi, kita masih ada 20 menit lagi," ucap Nathan setelah mendapatkan pesan dari David.

"Selama aku rapat, kamu ada dimana?" tanya Jennie.

"Aku didepan ruang rapat," jawab Nathan.

Jennie bernafas lega, kalau begitu Jennie tidak perlu khawatir lagi. Sementara Nathan merasa Jennie sangat gelisah. Seperti ada sesuatu yang mengincar Jennie sehingga Jennie merasa tidak aman.

"Panggil aku kalau ada apa-apa ya," ucap Nathan. "Tapi kamu yakin kamu gak mau ceritain ke aku sekarang? Kamu kayak gelisah banget."

Jennie menggelengkan kepalanya, "Rapatnya pasti bakalan agak lama. Tapi, aku janji, abis rapat aku bakal ceritain ke kamu."

ContritenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang