Jennie membuka matanya perlahan-lahan. Ia melihat seorang pria tampan berada didepannya yang sedang tertidur pulas. Jennie yang terus menatap wajah pria itu langsung meletakan telepak tangannya ke pipi pria itu.
"Saat tidur-pun Nathan tetap ganteng," bisik Jennie.
Tiba-tiba Jennie teringat sesuatu saat tadi malam setelah mereka makan di pinggir jalan, mereka memutuskan untuk merayakan kemenangannya di bar. Mereka saling minum bersama sambil bercerita tentang keluarganya masing-masing dan hal yang memalukan terjadi dimana Jennie menyatakan perasaannya duluan kepada Nathan.
Image Jennie sebagai wanita independent, mandiri dan cuek langsung runtuh seketika karena malam itu. Pasti Nathan mendengarkannya, tapi ia lupa Nathan menjawab apa ketika Jennie meminta dirinya sebagai kekasihnya.
"KENAPA GUE TIDUR SAMA ELO!!" Jennie langsung mendorong Nathan dengan keras hingga Nathan terjatuh dan mengerang kesakitan.
Sedangkan Jennie langsung duduk dan merasa malu dengan tingkahnya semalam. Ia benar-benar mabuk sampai lupa apa yang terjadi pada malam itu. Namun, tiba-tiba matanya terpaku ke satu hal, yaitu interior kamar yang tidak asing dimatanya.
"Aduh apaan sih, masih pagi!" sewot Nathan kesal.
"Kita di hotel mana?" tanya Jennie bingung.
"Hotel?" Nathan melihat sekelilingnya sambil menggarukan kepalanya yang tidak gatal, "Ini di penthouse."
"Penthouse? Kok bisa kita di penthouse?" Jennie langsung mengecek uangnya di Mbanking dan untungnya masih utuh.Barangkali saja saat mabuk, Jennie tidak sadar melakukan transaksi yang aneh-aneh, we never know!
"Lo yang bayar penthouse ini? Lo sewa berapa hari? Coba cek deh!" seru Jennie khawatir.
"Hah? Gue bayar pertahun sih," jawab Nathan dengan santai.
"Pertahun? Gila lo!!"
"Kenapa emang?"
Jennie langsung membuka tirai dan melihat view kota yang sangat indah meskipun di pagi hari. Tentu saja ia tidak asing dengan jalanan dan hotel Emerald yang berada didepan gedung penthouse ini.
"Ini E Casa Penthouse?" tanya Jennie.
Nathan menganggukan kepalanya, "Iya, kenapa emang?"
"Hah? Jadi ini punya lo?"
"Iya, ini tempat tinggal gu----" Nathan langsung terbelalak kaget. Padahal ia ingin merahasiakan penthouse ini kepada Jennie tapi, kenapa ia malah jawab jujur kalau penthouse ini miliknya.
Sungguh bodoh.
"Sumpah? Penthouse E Casa itu aku yang de----"
Belum saja Jennie menjelaskan tentang penthouse ini, tiba-tiba seorang wanita muda berwajah Italia datang membawa 2 gelas teh untuk Nathan dan Jennie.
Jennie langsung melihat Nathan yang sedang menghampiri wanita itu sambil tersenyum. Jennie juga mulai berpikir apakah wanita ini yang membuat Nathan belajar masak Italia karena wanita itu hanya bisa makan makanan Italia? Apakah wanita ini adalah salah satu alasan kenapa Nathan waktu itu tidak bisa membawa Jennie pulang ke tempat tinggalnya sehingga Jennie dan Nathan tidur didalam kantornya?
Apakah wanita itu hamil anaknya Nathan ?
Eh sebentar, wanita itu hamil? Masa iya? Tahu dari mana?
Jennie langsung melihat ke arah perut wanita berwajah Italia itu. Perut wanita tersebut tidak ada tanda-tanda kehamilan. Jennie tersenyum lega, namun tiba-tiba ia berpikir hal lain. Awal kehamilan biasanya perut belum membesar. Apa karena wanita itu sedang di awal kehamilan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Contriteness
Ficção GeralAiden, si pembunuh bayaran yang dikenal kartu AS di sebuah organisasi pembunuh bayaran bernama INK. Aiden sadar bahwa dirinya melakukan pekerjaan keji, sehingga ia ingin menebus dosanya dengan berjanji akan menjadi manusia yang lebih baik. Aiden mem...