Kelakuan Ann

351 13 0
                                    

Beberapa bulan berlalu, semuanya terlihat baik-baik saja. Hubungan Rey dan Andrea bertambah harmonis dan semakin romantis, hubungan mereka dengan kedua orang tua mereka juga sangatlah baik. Bahkan mereka semua jauh lebih bahagia sekarang karena kehadiran bayi laki-laki yang merupakan anak biologis Rey dengan Andrea.

Seperti kebanyakan ayah pada umumnya, Rey terlihat sangat bahagia dan menikmati perannya sebagai ayah dengan dua orang anak saat ini. Di tengah kesibukannya ia sering membawa kedua anak dan istri pergi berlibur. Kali ini mereka pergi berlibur ke Amerika atas permintaan kedua orang tua Rey yang menginginkan Rey liburan sembari menjenguk Ann. Rey tidak menolaknya, meski dia belum sepenuhnya memaafkan Ann atas apa yang telah Ann lakukan kepada Andrea. 

“Sayang, nanti kalau kamu sudah sampai di Amerika tolong langsung cari keberadaan adikmu ya? Mama rindu sekali, sudah beberapa bulan ini sangat jarang memberi kabar kepada kami,” pinta sang ibu melalui sambungan telepon.

Rey mengiyakan apa yang ibunya inginkan, bagaimanapun juga Rey juga turut khawatir mendengar berita itu dari sang ibu. Dan seperti permintaan sang ibu, di hari keduanya tiba disana dia langsung meminta ijin kepada sang istri untuk pergi menemui sang adik. Semula sang istri ingin ikut karena dia takut jika suaminya itu lepas kendali saat bertemu Anthony, tetapi Rey bersikeras meyakinkannya jika dia berjanji tidak akan melakukan kekerasan apapun kepada Ann serta akan berusaha bersikap baik kepada Ann. Dia menjamin semuanya akan baik-baik saja antara dirinya dengan sang adik. Andrea cukup lega mendengarnya, dia mengijinkan Rey pergi hari itu sementara dirinya menunggu di hotel bersama kedua anaknya.




***

“Jadi begini kelakuannya disini? Sangat memalukan!” Rey menerobos masuk ke dalam apartemen sang adik tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Bukan hal yang sulit bagi Rey menemukan apartemen tempat tinggal Anthony karena tempat itu merupakan tempat tinggalnya juga dulu. Rey saat ini berdiri di tengah ruangan dengan lampu remang-remang, ruangan tersebut sangat berantakan berbeda jauh dari saat ia tinggali dulu. Banyak botol minuman keras berserakan, ada juga kulit kacang, tisu dan bekas snack lain yang terlihat tercecer di lantai sekitar ruangan. Namun, ada hal yang membuat Rey sangat marah saat ini yaitu penampilan sang adik yang saat itu setengah telanjang sedang berhubungan intim dengan seorang wanita diatas sofa.

Tanpa aba-aba Rey meminta wanita itu segera membenarkan pakaiannya dan pergi dari sana, dia lantas menyeret sang adik masuk ke dalam kamar mandi, menyiram tubuh sang adik dengan air dingin berharap sang adik segera sadar dari pengaruh alkohol. Setelahnya, dia mengganti pakaian adiknya dan membaringkannya di atas ranjang.

Rey memanggil petugas yang bertugas membersihkan apartemen tersebut, meminta kepada petugas untuk membersihkan apartemen itu, mengganti lampu remang-remang dengan lampu yang terang, serta menata ulang ruangan tersebut menjadi rapi.

Tak lupa Rey memberi kabar kepada Andrea jika dirinya tidak bisa pulang ke hotel hari ini karena Ann masih belum sadarkan diri. 

“Ada apa, Mas? Kenapa tidak pulang? Apakah terjadi sesuatu? Kamu gak kenapa-kenapa kan? Kamu gak ngapa-ngapain Ann, kan?” tanya Andrea dengan nada suara khawatir dari sambungan telepon.

Tak ingin membuat sang istri semakin khawatir Rey pun mencerita sedikit kejadian yang ia alami hari ini saat berkunjung di apartemen Ann, dia juga menenangkan hati sang istri dan berjanji akan menceritakan semua besok saat mereka sudah bertemu, Andrea mengalah dan menurut lalu menyudahi panggilan telepon itu. 

Setelah menutup telepon, Rey bergegas mencari keberadaan paspor sang adik dan menyimpannya. Dia juga diam-diam memesankan tiket pesawat untuk sang adik kemudian memikirkan cara untuk menjerat Ann sambil mengecek persedian makanan yang ada di dapur. Rey berkacak pinggang dan menggelengkan kepalanya saat melihat isi kulkas dipenuhi dengan minuman kaleng yang mengandung alkohol serta camilan tidak sehat lainnya. "Astaga! Anak manja itu benar-benar kelewatan! Mau jadi apa dia kalau isi kulkas sama dengan isi kepalanya. Benar-benar keterlaluan!"

Rey membuang semua minuman beralkohol itu ke tong sampah, meminta petugas yang saat itu masih membersihkan apartemen untuk segera membuangnya. Dia lantas turun ke lantai bawah dan pergi ke sebuah kedai makanan yang terletak tepat di depan gedung apartemen. Dia membeli beberapa makanan dan kembali ke apartemen. Dia meletakkan makanan itu diatas meja dapur meski sebenarnya dia sudah lapar tetapi ia sengaja menundanya dan menunggu Ann bangun. 

***

Menjelang petang, Rey sudah tidak bisa menahan rasa laparnya ia memutuskan menghangatkan makanan yang tadi ia beli untuk kemudian ia makan.

Saat Rey tengah menyiapkan makanan di atas meja makan ia melihat sebuah bayangan dari arah belakangnya, ia tahu itu adalah bayangan Ann tetapi ia tetap diam dan menunggu reaksi Ann ketika melihatnya dalam keadaan sadar. 

“Kakak ….” Ann terpaku melihat sosok Rey sedang berdiri membelakanginya. Ada rasa senang di hatinya, tetapi itu hanya sesaat sebelum rasa marahnya menguasai hati. 

“Kenapa? Kamu kaget aku ada disini?” Rey menoleh dan menatap sang adik dengan senyuman mengejek. 

“Kenapa Kakak tiba-tiba datang? Apakah Kakak telah menyesali perbuatan Kakak kepadaku?” Tak terlihat lemah, Ann juga melontarkan sebuah ejekan untuk Rey. 

Rey menatap Ann jengah, sejujurnya dia sungguh ingin memukul Ann dan memberinya pelajaran. Dia juga ingin sekali menjawab sindiran Ann kepadanya tetapi semua itu ia urungkan karena ia tak ingin melanggar janjinya kepada Andrea. Dia meminta Ann untuk membereskan pakaiannya dan menyuruhnya pulang ke Indonesia saat itu juga karena dia tidak ingin adiknya itu semakin terbawa arus pergaulan yang salah disana.

"Jangan memerintahku, Kak!"

"Ya sudah kalau tidak mau pulang. Palingan kamu akan dicap buruk setelah Mama, Papa dan keluarga besar kita tahu hal menjijikkan  yang telah kamu lakukan disini." Rey berkata dengan santai sambil mengacung-acungkan ponselnya. 

Ann gelagapan, dia semula menolak, tetapi Rey cukup pintar dalam membuat Ann tunduk kepadanya. Ia mengancam Ann akan menyebarkan video nakal Ann kepada orang tuanya serta berhenti memberi Ann uang serta fasilitas jika Ann tidak menurut kepadanya saat itu. Hal itu membuat Ann tidak berkutik, dia pun terpaksa pulang ke Indonesia hari itu juga.

***

Setelah mengantar Ann ke bandara dan memastikan sang adik telah benar-benar berangkat Rey pun bergegas kembali ke hotel tempatnya meninggalkan kedua anak dan juga istrinya.

“Bagaimana? Apa yang terjadi sesungguhnya? Kenapa kamu gak mau ceritain ke aku lewat telepon Mas?”

“Sayang, bisa tidak kalau tanyanya nanti saja. Aku sudah seharian gak ketemu anak-anak dan kamu lho kemarin, aku kan kangen.” Rey mencium kedua anaknya secara bergantian lalu mencium bibir Andrea singkat.

Andrea mencebikkan bibirnya, lalu mencubit gemas sang suami. “Ish! Kamu tuh ya, main cium-cium aja.”


Young Mommy (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang