Jangan lupa Vote sama komen ya ay!!🤗
Happy reading 📖
⬇️2 Januari
Suara alarm membuat laki-laki berwajah tampan membuka matanya malas. Tangannya mencoba mencari letak handphone yang terus berdering itu.
Seolah ditarik paksa untuk bangun, suara alarm yang sudah mati malah diganti oleh suara ket -gedoran pintu dari luar. "Bang, matiin alarm lo! Gak denger apa lo itu orang adzan!" Teriak Alden pada sang kakak yang hendak kembali tidur.
"Udah mati." Balas Xavier dengan kesal, dia yang sudah terlanjur seger segera bangun dari posisi duduknya untuk melaksanakan sholat subuh.
Pakaian rapi, dasi terpasang, rambut tertata, dan sepatu hitam. Tentu bukan itu yang dilakukan Xavier.
Dengan baju yang tidak dimasukkan ke dalam, tanpa dasi, rambut acak-acakan, dan sepatu berwarna putih, Xavier mengangguk melihat penampilannya di pantulan kaca.
Dering handphone membuat Xavier segera mengangkat panggilan dari teman-temannya.
"WASSAP BRO!" Teriak seseorang dari sebarang sana.
"Nan, gue pen nyapa ayang Xavier dungs." Suara lain terdengar memanggil orang yang tadi berteriak, Xavier mendengus mendengar suara debat disambungan panggilan.
"Hm?" Dengan malas Xavier bertanya, dia sungguh malas untuk berbasa-basi di pagi hari.
"Cie yang hari ini jadi siswa baruuuu!!!" Goda Kenan, Xavier yang tidak ingin mendengar lebih lama ucapan tidak penting temannya, langsung mematikan sambungan panggilan dan tidak mengangkat panggilan lainnya lagi.
The Black Diamond
Kenan gntg😚
Jangan lupa spill cecannya VHS Xav!King Avan🤗
Gw doain dpet jodoh di sono...❤Azka
Ht" dsnRei
2Dirga
3You
YSetelah sedikit berbalas pesan dengan teman-teman gengnya, Xavier turun untuk sarapan, ibunya sudah sejak tadi memanggil.
Di meja makan sudah ada keluarganya, Xavier akui jika dia memiliki keluarga yang sangat baik, walau adiknya kadang ngeselin.
"Mommy harap, kamu lebih serius selama di Vabio High School. Kurangin ngumpulnya, kamu harus lebih giat buat ngejar apa yang kamu impikan." Nasehat Lila kepada putra sulungnya, dia sebenarnya merasa sedikit aneh dengan alasan kepindahan putranya, tapi dia akan terus mendukung keputusan putranya.
Xavier mengangguk-anggukkan kepalanya. (Iya iya aja sama apa yang dibilang emaknya gitu...🤣) dia memakan masakan buatan mommy nya yang menurutnya selalu enak di lidah.
"Kuker bet lu bang, pindah sekolah padahal sisa satu semester aja lagi." Sindir Alden membuat Xavier berhenti mengunyah.
"Bukan urusan lo." Balas Xavier datar, dia tidak berniat untuk membalas ucapan Alden lebih.
Alden menatap kakaknya itu dengan mimicing. "Serah lo, bang." Ucap Alden malas.
Setelah selesai dengan sarapannya, Xavier berpamitan kepada orang tua dan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is she? [TAMAT]
Teen FictionXavier tidak menyangka jika pilihannya untuk pindah sekolah menjadi awal cerita baru dikehidupannya. Kisah persahabatan, cinta dan keluarga menjadi satu. "Dia seperti manik matanya, semakin dalam kamu menyelami kisahnya semakin kamu tahu betapa gel...