Chapter XLI : Kenangan Pahit

80 9 0
                                    

"Jangan pergi lagi, sayang. Mommy bakal selalu ada untuk kamu."

>Lila<

🥀

10 Maret 2024

Untungnya, hal mudah bagi Kenan untuk meminta mengadakan acara di kediaman keluarga Xavier.

Anggota Black Diamond tentu dengan senang hati bisa menumpang makan di rumah kediaman keluarga Xavier.

"Kamu... yang kemarin datang tengah malam sama Xavier, kan?" Tanya Lila– mommy dari Xavier– sambil mendekap hangat Adya.

Beberapa saat Adya terpaku. Kehangatan ini. Ada rasa rindu yang menyeruak di hati Adya ketika di dekap oleh Lila.

Setelah pelukan singkat terjadi, Lila tersenyum lembut menatap Adya. "Kamu cantik banget, sayang." Pujinya di balas senyum kecil Adya.

Lila tau, dia sangat tau arti dari tatapan gadis itu. Ada sedikit sedih di dalam hatinya ketika bersitatap langsung dengan mata biru laut terang Adya.

Satu yang perlu kalian tahu, aku sudah pernah menyinggung tentang baground keluarga Xavier yang basicnya di dunia kesehatan, kan?

Toni -Daddy Xavier- adalah dokter penyakit dalam sedangkan Lila -Mommy dari Xavier- itu seorang psikolog.

Yeah, ada kejadian beberapa tahun lalu yang menjadi alasan untuk Lila berhenti sebagai psikolog.

"Maaf, tapi Mommy boleh tanya sesuatu gak sama kamu?"

Adya mengangguk menjawab pertanyaan Lila.

"Dulu, apa pernah kamu mencoba untuk bunuh diri? Mungkin saat di usia sekitar 12 tahun?" Tanya Lila, dia jelas ingat kejadian 5 tahun lalu.

Nafas Adya tiba-tiba terasa tercekat, bibirnya mengering, kenangan saat dia sebelum memilih jenjang SMP di Boarding School yang ada di Bandung.

Dia menunduk, takut. Ingatan ketika dia akan menghabisi dirinya karena merasa dunia tidak adil tapi yang terjadi adalah —

💭

Di malam yang sunyi, seorang gadis tengah berdiri di tengah-tengah pembatas jembatan, gadis itu terisak dan menggumamkan kata, "Alexa cape." Tanpa henti.

Hujan ikut menemani gadis itu dalam kesunyiannya, dia seolah ikut sedih melihat betapa hancurnya sosok Adya.

Adya -anak itu- sudah benar-benar lelah. Usia yang masih di angka 12 tahun tak berarti apa-apa dengan beban yang terus bertambah dipundaknya.

Ia baru saja kehilangan sosok ibu di dalam hidupnya 2 tahun lalu, sedangkan sosok Ayahnya memang hanya formalitas sahaja.

Semenjak kepergian Dea, Alex sangat sering memukulnya dan menjadikan anak itu sebagai pelampiasan emosinya.

Dan baru kemarin, Adya dikejutkan dengan kejutan yang sangat menyakitkan baginya.

Sebuah buku diary milik ibunya berhasil sampai ke tangan yang tidak seharusnya.

Dia jelas sangat ingat dengan kalimat-kalimat yang ada di diary itu.

8.02.14

Aku tau, aku tau jika mas Alex tidak menginginkan anak perempuan, tapi kenapa mas Alex begitu membenci Alexa? Dia memberikan perbedaan yang sangat kentara antara Rio dan Alexa. Bagaimanapun Alexa tetap anak kandungnya.

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang