Chapter I : First Day

1K 65 5
                                    

Jangan lupa Vote sama komen ya ay!!🤗
Happy reading 📖
⬇️

***1 Januari***


Tak!

Xavier yang baru hendak membuka pintu kamarnya terperanjat kaget ketika lampu rumah yang tadinya mati seketika menyala.

"Dari mana saja kamu, Xavier?"

Suara dingin dan berat menyapa gendang telinga Xavier, membuat remaja 17 tahun itu membeku di tempatnya.

"Hadap Daddy," titah suara itu lagi, dengan takut-takut Xavier berbalik, menghadap kepala keluarga rumah mereka dengan kepala menunduk.

"Kamu tau, 'kan, apa salah kamu?"

Dengan gerakan kecil Xavier mengangguk. "Sorry, Dad..."

"Ini sudah maaf yang ke berapa? Sampai kapan kamu mau ayah maklumin?"

Nada suara Toni mungkin tenang, tapi jelas tersirat kemarahan yang Toni simpan baik-baik di dalam dirinya.

Tak berani menjawab, Xavier hanya diam menunduk. "Kamu tau Daddy tidak pernah memaksa kamu untuk hidup sesuai aturan Ayah, kamu juga gak pernah Daddy dan Mommy Kekang, lalu apa yang kamu lakukan?"

Xavier hanya berani bungkam, dia tau betapa marahnya sang Daddy karena itu dia tetap diam.

"Kamu ingin jadi dokter, 'kan? Perlu kamu tau, Xavier. Nilai kamu semester terakhir lalu sangat kacau, gimana kamu bisa jadi dokter?"

Benar kata Daddy-nya, rasa bersalah langsung memenuhi hatinya, kepalanya semakin menunduk dalam.

"Keputusan Daddy udah bulat, mulai sekarang, kamu akan pindah ke-VHS, dengan label kamu sebagai alumni VHS, akan lebih mudah untuk kamu bisa melanjutkan jenjang perkuliahan. Daddy Gak terima penolakan."

Xavier kaget, tapi tak berani menolak apapun, pada akhirnya dia hanya mengangguk, berharap semester terakhir masa SMA-nya tak terlalu banyak drama.

The Black Diamond

You
Gw bsok bkl pindah ke VHS
3.15 am

Keputusan mutlak Daddy
3. 15 am

*****2 Januari*****

KRING... KRING..

Suara alarm membuat laki-laki berwajah tampan membuka matanya malas. Tangannya mencoba mencari letak handphone yang terus berdering itu.

Seolah ditarik paksa untuk bangun, suara alarm yang sudah mati malah diganti oleh suara gedoran pintu dari luar.

"Bang, matiin alarm lo! Gak denger apa lo itu orang adzan!" Teriak Alden pada sang kakak yang hendak kembali tidur.

"Udah mati!" Balas Xavier dengan kesal, dia yang sudah terlanjur seger segera bangun dari posisi duduknya untuk melaksanakan sholat subuh.

Dengan baju yang tidak dimasukkan ke dalam, tanpa dasi, rambut acak-acakan, dan sepatu berwarna putih, Xavier mengangguk melihat penampilannya di pantulan kaca.

Dering handphone membuat Xavier segera mengangkat panggilan dari teman-temannya.

"WASSAP BRO!" Teriak seseorang dari sebarang sana.

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang