Chapter XXXV : Tak Adil

89 8 0
                                    

"Tuhan itu adil. Lo nganggep Tuhan gak adil karena lo gak dapet yang lo mau. Perlu lo tahu, Tuhan jauh lebih tau apa yang terbaik buat lo."

*Xavier Faeza Al-Farizi*

🥀

2 Maret 2024

"Jangan lo teken, bego." Umpat Rei ketika Avan iseng menekan luka bacok yang di terimanya.

Sudah dua hari dirinya harus tidur di rumah sakit karena tawuran dan berakhir mendapat luka bacok pada perut bagian kanannya.

Avan terkekeh, dia mengangkat jari telunjuk dan tengahnya pada Rei.

"Diem, Van." Titah Kenan membuat Avan mendengus.

"Bacot, lo. Ken— eh Kara," kaku Avan.

Ia mengeluarkan cengirannya membuat Sangkara -Alter ego Kenan- menatapnya malas.

Di tengah keramaian itu, seorang perempuan masuk ke kamar membuat Avan dan Ryan seketika saling sikut.

Perempuan dengan rambut di kuncir kuda itu mendekat pada Rei.

Bukannya memeluk atau bertanya tentang kondisi Rei, cewek dengan nama Queenara itu malah berkacak pinggang dan memicing menatap Rei.

"Kebiasaan, kalau abis main kenapa-napa," omel Queen pada Rei.

Kekehan kecil keluar dari bibir Rei. "Iya maaf, salah gue," kata Rei membuat Queen cemberut.

"Udah dong cemberutnya, lo itu cantik kalau senyum."

"Astaghfirullah."

"Sialan."

"Anjir."

"Subhanallah."

"Babi lah."

Berbagai umpatan seketika terdengar, semua anggota inti Black Diamond segera pergi keluar ruang inap Rei.

"Mending makan, dari pada ngeliat orang kasmaran," Ucap Avan.

Mereka berjalan beriringan menuju kantin rumah sakit.

Namun, langkah mereka terhenti ketika Xavier malah berjalan ke arah lift, mereka yang kepo dengan cepat ikut masuk ke dalam lift.

"Ngapain?" Tanya Kenan atau lebih tepatnya Sangkara.

"Rooftop," jawab Xavier seadanya, sebenarnya tadi katanyq tidak sengaja menangkap sesuatu yang cukup janggal.

Awalnya mereka bingung dengan apa yang Xavier lakukan, tapi mereka menutup mulut masing-masing ketika melihat sosok perempuan yang berdiri di atas pembatas rooftop.

"Gil—"

Avan terdiam saat Sangkara menyuruhnya untuk diam. Mereka melihat Xavier yang berjalan dengan langkah senyap menuju gadis itu.

"Mah, Adya ikut, ya?"

BRAK!

"Stts," ringis Adya, tubuhnya jatuh menghantam lantai yang keras ketika ada orang yang menarik tangannya.

Dia segera bangkit dari posisinya dan berjalan kembali ke arah pembatas rooftop untuk terjun. Namun, sebelum gadis itu melompat Xavier lebih dulu menahannya.

"LO APA-APAAN?! GILA LO?!" Bentak Xavier menatap Adya tajam.

Gadis itu menepis tangan Xavier kencang. "LEPASIN GUE, ANJING!" Teriaknya memberontak dari cekalan tangan Xavier.

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang