Chapter XL : Truth or Dare

83 10 0
                                    

Walau waktu masih menunjukkan pukul 00.00 am. Tapi keramaian di markas Black Diamond sama sekali tidak berhenti.

Rei, Azka, Dirga, Avan, Kenan, Zayn, Xavier dan Adya sudah duduk membundar. Mereka hari ini ingin bermain Truth or Dare bersama, bahkan ada beberapa anak ikut duduk dan bermain.

Aturan permainan mereka kali ini berbeda. Setiap anggota akan memasukkan masing-masing satu kertas yang di gulung ke dalam botol, di setiap kertas itu terdapat wish masing-masing pemain.

Botol akan di putar dan mereka akan bermain truth or dare seperti biasa. Jika pemain tidak berhasil melewati dare ataupun truth, pemain harus mengambil satu wish.

Dan siapapun yang terkena mengambil wish, wajib buat siapin gimana wish itu tercapai.

Jangan di pikir wish yang tertulis di sana adalah wish-wish yang mudah. Mereka sudah sering bermain seperti ini dan pernah sekali wishnya adalah ingin pergi ke bioskop bersama semua anggota Black Diamond.

Zayn yang kebetulan kena sial hari itu terpaksa menyewa satu bioskop untuk semua anggota Black Diamond.

Pernah juga wish yang ada di sana adalah meminta orang yang terkena wish untuk... ekhem... makan ulat yang ada di pohon sagu.

Tentu setelah mendapat wish seperti itu, tu orang trauma ikut bermain ToD bersama mereka. Intinya, JANGAN SAMPE DAPET WISH.

Botol berputar, semua anggota Black Diamond menahan nafas. Ini menakutkan.

Botol pada akhirnya berhenti berputar pada.... Kenan.

"Truth or Dare?" Tembak Avan diiringi seringai jahat lelaki itu.

"Emm," Kenan bergumam, jari telunjuknya berada di dapur seolah sedang berpikir. "Truth," putusnya.

"Kalyca or Adya?"

"UKHUK," mendengar pertanyaan Avan, Adya tentu kaget dan tak sengaja tersedak kacang yang baru saja dia suap.

Xavier dengan sigap menawarkan air minum pada perempuan itu.

"PALALU! Mereka sama-sama punya tempat tersendiri di hati gue, gue anggep Kaly sebagai cewe yang gue cintai dan Adya sebagai adek gue. Lo camkan itu," tegasnya tapi malah membuat Avan menggeleng.

"Pilih salah satu," tuntutnya.

Kenan menghela nafas panjang, dia berucap dengan tegas, "gue lebih baik lo suruh ngambil kertas wish dari pada milih salah satu."

"Oke, silahkan."

Kenan lantas segera membuka kertas harapan, tapi dia setelahnya menggaruk tengkuknya, bingung.

"Makan malam di rumah— Xavier?"

Mendengar perkataan Kenan tentu membuat Xavier ikut bingung. "Siapa yang bikin wish gitu?" Tapi tidak ada jawaban, tak ada yang mengaku.

"Abis lo ajak ke rumah bulan lalu, kayanya mereka suka sama rumah lo," imbuh Dirga diiringi kekehan kecil darinya.

"Xav, bantu gue. Kalau gue ga jalanin gue yakin abis ini dapet yang lebih kejam," mohon Kenan.

Semuanya menunggu jawaban Xavier, mereka menatap Xavier untuk menuntut kejelasan.

"Hm," dehemnya yang tersirat sedikit ketidak ikhlasan di dalamnya.

Setelah Kenan mengambil wish, botol kembali berputar dan mencari tujuan siapa yang akan terkena masalah yang mengesalkan tapi juga menyenangkan.

"Lian!" seru Kenan ketika botol berhenti dan menghadap adik kelasnya yang sekarang sudah mengangganti posisinya.

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang