Chapter XLV : Penghuni Baru

76 8 0
                                    

"Ini rumah kita, Pah. Di sini semua kenangan Mamah tercipta!"

🥀

21 Maret 2024

Jam pulang sekolah sudah lewat, para siswa siswi terlihat berebut untuk keluar kelas lebih dulu.

"Malam minggu jangan lupa," ucap Adya mengingatkan Xavier, Viola, Ryan dan Arion.

Dia dengan segera berjalan keluar kelas meninggalkan mereka semua. "Sumpah, ini first time banget Adya ngajak ke rumah dia," ucap Viola menyuarakan kebingungannya.

"Lo liat hari ini Adya keliatan pucat banget?" Tanya Ryan diangguki Viola.

"Perasaan gue sumpah ga enak," sahut Viola, sikap Adya akhir-akhir ini cukup berbeda.

Gadis itu menjadi lebih mudah tersenyum, dia juga memperlihatkan perhatiannya, bahkan dia cukup mudah untuk di ajak keluar.

"Gue harap Adya selalu baik-baik aja," lirih Ryan diangguki yang lain. Mereka lantas segera pulang kerumah masing-masing.

23 Maret 2024

Viola menganga lebar ketika melihat seberapa megah bangunan besar di hadapannya sekarang.

Itu adalah rumah Adya, dapat terlihat di dalam gerbang besar rumah itu terdapat halaman yang sangat luas dan dipenuhi tanaman.

"PAPAH KETERLALUAN! INI RUMAH MAMAH, GIMANA BISA PAPAH BAWA PEREMPUAN INI KE RUMAH KITA?!"

Mereka terlonjak kaget. Suara itu, suara bentakan itu adalah suara Adya.

Tidak lama terdengar tamparan keras dari dalam rumah, mereka bergegas masuk dan kaget bukan main melihat Adya yang sudah terduduk lemas di hadapan Alex.

Beberapa saat mereka membeku, tidak bisa mencerna dengan kejadian di hadapan mereka.

"MAS CUKUP!" Mohon perempuan paruh baya yang Xavier kenal sebagai ibu Brisia.

Alex tidak peduli, dia memukul Adya dengan gagang sapu tanpa ampun. Dia seolah menganggap gadis itu sebagai hewan.

"ANAK SIALAN!"

"PEMBAWA SIAL!"

"PEMBUNUH!"

Terlihat Adya yang meringkuk karena pukulan Alex, gadis itu hanya diam tanpa perlawanan.

Xavier yang tidak sanggup lagi melihat kondisi Adya tentu dengan cepat menarik gadis itu. Dia memeluk Adya erat, agar gadis itu tidak terkena pukulan oleh Alex lagi.

Dia tidak peduli dengan kemarahan Alex lalu segera mengajak Adya agar pergi menuju mobil miliknya.

"Xav, lo gila?!" Bentak Adya menepis tangan Xavier.

"LO YANG GILA! GIMANA BISA LO DIAM AJA DI ANIAYA SEPERTI ITU?!"

Terlihat jelas kemarahan di mata Xavier, dia menatap Adya tidak percaya.

"Dia Papah gue," ucap Adya, air mulai menggenangi matanya.

"Lo ikut ke rumah gue aja, cukup lo nyakitin diri lo dengan diam," ucap tegas Xavier mengatakannya.

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang