Perkara Jodoh (3)

307 49 6
                                    

Sejak pertemuan pertama mereka, Seokjin dan Taehyung tidak bisa berhenti untuk tidak saling mengabari. Hampir setiap hari mereka bertukar pesan bahkan sleep call jika Seokjin tidak bisa tidur karena insomnianya kumat. Taehyung selalu punya cara menyelipkan dirinya di setiap harinya Seokjin.

Sementara Seokjin yang moodnya kadang bergantian sesuai suasana hatinya, dengan mudah membiasakan diri dengan kehadiran Taehyung di hidupnya.

"Aku buka-buka album foto dan nemu foto kamu loh cantik,"

Taehyung suka memanggil Seokjin dengan panggilan cantik, meski lama kelamaan Seokjin mulai terbiasa dengan panggilan itu bukan berarti hal itu tidak membuat hati Seokjin dipora-porandakan oleh Taehyung.

"Tae," Seokjin yang tengah menelungkupkan tubuhnya di atas kasur dan memandangi hampir setengah layar wajah Taehyung menyembunyikan wajah sendiri ke atas batal saking malunya.

"Lucu banget sih cantik, bahkan kamu ngga banyak berubahnya dari dulu," Taehyung masih terlihat mengagumi salah satu potret Seokjin yang berfoto bersama teman-temannya di album kenangan mereka saat SD.

"Duh, malu ih, udah dong ngeliatinya," kata Seokjin mengintip dengan satu matanya karena Taehyung belum selesai memujinya mengenai foto lamanya itu.

"Kenapa sih, aku kan mau nostalgia bareng kamu,"

Wajah Seokjin berubah sendu.

"Tae," panggilnya lirih membuat atensi Taehyung beralih pada layar ponselnya karena tiba-tiba Seokjin terlihat murung.

"Ya cantik,"

"Te!" Seokjin nampak protes karena Taehyung terus-terusan memanggilnya dengan panggilan itu.

Taehyung hanya tersenyum manis, sedikit meledek namun menaruh semua antensinya pada Seokjin.

"Taetae masih ingat ngga dulu waktu SD Jinnie suka banget gangguin Taetae?" tanya Seokjin khawatir,

"Ah itu, Ngga ingat semuanya sih. Karena aku ngga banyak kenangan yang aku inget sebenarnya," aku Taehyung jujur.

"Ah gitu ya. Tapi kalau Taetae inget, kamu pasti bakalan benci banget sama aku," Seokjin nampak semakin murung.

"Loh loh, emang kenapa?"

"Karena Jinnie jahat tau te,"

"Masa sih?"

"Iya, suka iseng narik kursi Taetae sampe kamu jatuh ke lantai, trus bikin nangis tiap hari karena aku gangguin dan ngejek Taetae yang bawa bekelnya sama terus setiap hari,"

Taehyung tampak terdiam, rupanya pemuda rupawan itu sedang berusaha mengingat masa lalu mereka.

"Jahat kan Jinnie? Apa Taetae masih mau temenan sama Jinnie? Aku sebenernya pas kita pertama ketemu pengen minta maaf soal itu, tapi aku takut banget pas kita ketemu. Takut Taetae marah," kata Seokjin jujur, dia benar-benar sedih.

Karena akhir-akhir ini hubungan mereka semakin dekat, Seokjin takut kalau hal ini akan terkuak di masa depan dan bikin mereka menjauh. Pasti Seokjin akan merasa bersalah, dia harus yakin dulu kalau Taehyung sudah bisa memaafkannya.

"Apa Jinnie dulu emang berniat jahat sama Taetae?" tanya Taehyung dengan lembut,

Taehyung bisa melihat raut wajah bersalah pada gadis di layar ponselnya. Seokjin bahkan sudah duduk menyila di atas kasurnya sekarang saking seriusnya minta maaf.

"Engga tahu Te, aku kan waktu itu juga masih anak-anak, belum bisa mikir sejauh itu," kata Seokjin takut-takut.

"Ya sama, akupun. Aku juga belum bisa berfikir untuk melawan waktu itu, yang aku inget ya Jinnie suka main-main sama aku. Aku pikir Jinnie mau jadi temenku. Kan kita juga main bertiga kan sama Jimin? Jimin juga suka iseng, tapi abis itu kita temenan lagi. Ah kayaknya aku juga pernah bikin Jinnie nangis kan, kamu inget engga?"

PURE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang