Rumah Sakit | 07

57 19 0
                                    

*Pukul 08.10
*Rumah Sakit Jaya Bakti Jakarta

"Engghh," lenguhan kecil keluar dari mulut kayra, menandakan bahwa perempuan itu mulai sadar.

Melihat Kayra mulai sedikit siuman. Aziel, orang yang dari semalam mengurus keadaan perempuan itu sedikit lega karena melihat respon barusan.

Pelan-pelan Kayra membuka matanya, penglihatan yang sedikit buram, sedikit silau, kepalanya yang begitu sangat pusing. Celingak-celinguk melihat ruangan itu, tubuhnya yang tergulai lemas, melihat tangannya yang di infus dan ruangan serba putih itu sedikit menyadari ia sedang dimana. Sebelumnya Kayra lupa bahwa ia habis kecelakaan tunggal semalam.

Kayra hanya menatap mata Aziel tanpa ada kata, sedangkan Aziel yang ditatap seperti mengerti apa yang Kayra sedang sampaikan lewat mata, seperti telepati.

"Angkasa tadi kesini untuk liat lo, setelah itu dia langsung balik ke sekolah, sebenernya dia pengen disini tapi takut kena omelan lo dan-" Aziel menggantung penjelasannya kepada Kayra karena melihat Kayra yang begitu sedih. Mungkin gara-gara kejadian semalam.

Seperti tidak ingin mendengar lagi, Kayra memalingkan wajahnya yang sedikit pucat pasi itu. Walaupun wajah Kayra yang pucat pasi, percayalah wajah gadis itu tetap cantik.

"El, kalo lo ketemu Angkasa, bilang nggak usah jenguk-kin gue!" Beritahunya yang masih tetap memalingkan wajahnya.

Aziel yang melihat itu hanya diam tidak merespon, pemuda itu tersenyum melihat tingkah dari teman sepupunya itu. Kayra ini kadang lucu kadang bikin kadang-kadang.

"Angkasa yang berulah kenapa gue yang diomelin?" tanya Aziel yang sedikit menggoda Kayra, walaupun memang itu benar adanya.

"Angkasa temen lo, berarti lo juga ikut salah"

"Kok gitu?"

"Nggak papa"

"Terus lo nggak ngusir gue? Kan gue temen Angkasa"

Mendengar itu Kayra sedikit tertoleh. Menatap Aziel sedikit tajam, mata yang sipit, dan bibir yang mengerucut kesal. "Lo mau gue usir? Ya udah sono pergi, gue nggak perlu dijaga sama lo, dan gue nggak mau ya lo sok ker sama gue! Ngerti?!" Ketus Kayra menatap Aziel bermusuhan.

"Becanda Kay, galak bener dah" Ejek sedikit seorang Aziel.

Aziel yang begini seperti bukan Aziel yang di sekolahnya. Mungkin kalau bersama temannya ia akan bercanda ria, tetapi itu sesama antar kaum laki-laki, kalau perempuan? Satu kali saja itu tidak pernah. Tidak dipungkiri memang Aziel sedikit murah senyum, baik juga hanya sekedar membantu.

******

Ddrttthhhh.....

Ddrttthhhh.....

Kayra seperti orang yang sedang rusak telinga, tidak mendengar. Perempuan itu tahu orang yang meneleponnya sedari tadi itu sepupunya, orang yang ingin Kayra jauhi untuk sekarang ini, tidak tahu untuk besok. Melihat notifikasi dari Angkasa, Kayra membalikkan kasar handphone yang berada tepat di samping mejanya.

"Kemaren ngusir gue, sekarang nelponin gue! Mau lo apa si Angkanya Mtk?!" kesal Kayra melihat handphone tajam.

Bosan dan kesal karena Angkasa, Kayra langsung bergerak turun dari ranjang rumah sakit. Perempuan itu sudah terlanjur bosan oleh kesendirian ini, padahal biasanya ia selalu sendirian, seperti orang bodoh. Tapi memang Kayra bodoh!.

Aziel? Manusia itu tadi berpamitan pulang dulu, orangtuanya meneleponnya karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditinggal oleh laki-laki itu, apalagi ia langsung ditelepon oleh Ayahnya sendiri, berarti itu sangatlah penting.

AMORFATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang