Terciduk bolos | 15

28 17 0
                                    

15. Terciduk Bolos

"Aduhh!" ngeluhnya yang memegangi kepalanya frustasi.

Pagi-pagi ini Kayra sedang sibuk mencari perlengkapan sekolah nya. Kamarnya yang kini sudah seperti kandang ayam ini karena mencari dasi saja. Walaupun ini kesalahan nya yang baru bangun dan teledor dalam barang, membuat nya menjadi seperti ini.

"Dasi gue punya kaki kali ya mungkin? Ngilang mulu, perasaan kemaren gue gantung deh di sini" ucapnya menggaruk-garuk kepalanya dan berjalan memutari kamarnya yang mungkin kurang lebih sepuluh kali ia putar-putar.

"Serah deh!" Ungkapnya menyerah mencari dasinya yang kini belum bisa ditemukan.

Dengan langkah cepat Kayra menuruni anak tangga. Manusia dirumah ini pun kini telah keluar mengikuti aktivitas nya masing-masing. Oh ya! Kayra kini telah kembali ke rumah Angkasa semalam, barang-barangnya pun kini telah di tata rapi oleh Angkasa. Itulah Kenapa Angkasa sedikit marah dengan sikap Kayra yang tidak membantu nya, apalagi Bundanya semalam yang bertambah umur.

Dengan cepat Kayra mengeluarkan motornya dari garasi dan juga langsung memakai helm full face-Nya yang berwarna biru gelap dan jangan lupakan beberapa stiker di helm tersebut.

Melesat dengan kecepatan tinggi membawa motornya, beberapa kali perempuan itu sempat oleng. Hari ini adalah hari dimana para murid sangat-sangat kesal dengan hari ini, yaps! Itu hari senin, dimana upacara bendera di selenggarakan di setiap sekolah termasuklah juga Smalensa. Dimana atribut harus lengkap seperti dasi, topi dan ikat pinggang. Datang harus pagi, kalau tidak ia harus menghadapi hukuman yang diberikan oleh guru atau ketua Osis Smalensa.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.45 dimana upacara telah dimulai beberapa menit yang lalu, matilah nanti ia harus menghadapi hukuman dari gurunya atau mungkin dari ketua Osis.

"Aarghh!!" Erangnya di sela-sela perjalanan.

----******----

Dugaan Kayra memang benar, kini gerbang sekolah SMALENSA telah ditutup rapat-rapat, walaupun Kayra adalah keponakan pemilik sekolah bukan berarti pak satpam disini akan mau membukakannya. Aturan di sekolah ini bisa dikatakan sangat ketat, begitu juga dengan hukumannya.

"Apakah gue harus manjat lagi?" tanyanya dalam benaknya sedikit memikirkan ide.

Karena tidak ada jalan lain selain memanjat di belakang ia harus memutar kembali stang motornya untuk menuju ke arah gerbang belakang. Kalaupun ingin lewat gerbang utama sangat kecil kemungkinannya.

Beberapa menit setelah itu Kayra kini telah sampai di gerbang sekolah. Menitipkan motornya di satu rumah yang sering menjadi penitipan oleh anak-anak yang sering telat seperti Kayra. Meletakkan motornya di dekat pot bunga besar, disana pun ada beberapa motor yang telah terparkir.

Mengingat bahwa gerbang belakang sekolah sangat dekat dengan area kantin, Kayra ingin bolos saja ke sana. Toh, ia juga telah sangat telat, menurutnya tidak mungkin juga para satpam berkeliling, karena mereka ditugaskan untuk mengikuti upacara bendera juga sama dengan para murid.

Walaupun berpikir seperti itu bukan berarti Kayra langsung lengah, perempuan itu juga sedang mengawasi daerah di sekitar. Takutnya para Osis Smalensa keliling walaupun kecil kemungkinannya. Memanjat pagar itu dengan hati-hati, untungnya hari ini ia memakai baju olahraga karena pelajaran pertama setelah upacara adalah olahraga.

Bugh..

Bunyi jatuh oleh badan Kayra setelah perempuan itu meloncat. Ada untungnya pagar belakang sekolah tidak tinggi seperti gerbang utama di SMA ini, jadi tidak terlalu sulit untuk Kayra memanjat, walaupun ia ahli dalam hal tersebut. Biasa anak monyet!

AMORFATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang