Sakit Bukan? | 20

34 19 0
                                    

20. Sakit Bukan?

"Sakit ya? Bagaimana mungkin tidak terasa perih, mengetahui hal yang membuat kita hancur dan tidak mempunyai keluarga cuma gara-gara orang yang sudah mengenal dan merawat kita sejak kecil"

____________________________________________

Kayra berdecak sebal melihat balasan pesan dari Angkasa, ini yang Kayra tidak suka dengan sikap Angkasa, laki-laki itu suka sekali meninggalkan sesuka hatinya. Tidak ada hati.

"Si anjing emang Angkasa ini!" kesalnya menghentak-hentakkan kaki. Ini memang kesalahannya mau menebeng dengan Angkasa tadi pagi. Jadinya ya seperti ini, tidak bawa motor dan ditinggalkan Angkasa begitu saja.

Kayra langsung dengan cepat memesan ojek online di aplikasi handphonenya. Mulutnya yang terus saja berkomat-kamit mengatai Angkasa membuat tidak sadar bahwa di sebelahnya ada seseorang yang sedang menatapnya datar.

"Mau pulang bareng?" Tanya cowok itu datar.

"Eh?"

"Mau nggak?" Tanya lagi cowok itu.

"Tapi gue udah mesen ni"

"Batalin"

"Ya udah deh," setujunya membatalkan pesanan ojek online nya tadi.

"Tumben mau nebengin" kata Kayra menatap cowkk di depannya itu.

"Kita kan searah, menurut gue barengan aja" beonya.

Kayra hanya manggut-manggut mendengar penuturan dari cowok itu, walaupun ia sedikit mencurigainya.

"Naik" titahnya yang langsung membuat Kayra menaiki motor sport cowok itu.

"Pake,"

"Nggak mau ah, Ham"

"Nggak bau kok"

"Bukan gitu maksud gue, Ilham"

"Ya udah pake, kan kita nggak tau. Entah-entah diperjalanan gue oleng terus kecelakaan,"

"Lo nggak ngajak gue mati kan?"

Ilham terkekeh geli melihat respon Kayra. Lucu saja melihat gadis itu melotot kan matanya kepada dirinya.

Karena terus dipaksa Ilham, Kayra langsung mengambil helm full face nya. Benar saja, helm cowok itu tidak bau, walaupun alasan ia menolak bukan itu. Bau kopi sangat dominan di hidung Kayra.

Menelusuri jalanan yang ramai, walau kadang sesekali mereka berdua terkena kemacetan. Ya tahulah sendiri kalau Jakarta memang rawan dengan kemacetan. Aktivitas Anak sekolah yang berjalan di samping jalan bersama teman-temannya dengan riang, pedagang dan pembeli sedang berinteraksi dan terakhir keheningan di antara mereka berdua. Sebelum suara perut Kayra yang bersuara.

Kriuk..

Kayra yang merasakan langsung melotot, sedangkan Ilham terkekeh ringan dan langsung memberhentikan motornya di salah satu stand dagangan yang bertuliskan
"Sate ayam mang karam".

"Makan dulu, perut Lo udah nggak kuat lagi tu" ejek Ilham sedikit terkekeh diakhir kalimat.

"Hehe," Kayra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. WOII BAWA GUE PERGU CEPETT!! MAU NGILANNG AJA GUE!! MALU CUII!!

Setelah mereka berdua mendapatkan kursi yang sedikit pojok, Ilham langsung memesan makanan yang cukup bagi mereka. Kayra menatap gerak-gerik Ilham, sedikit aneh melihat Ilham yang begini. Biasanya cowok itu di kelas hanya diam dan bodo amat.

"Ngeliat gue gitu banget, ganteng banget ya?" Pede Ilham memberhentikan aktivitasnya yang bermain handphone.

"Kok gue ngerasa mual, ya?" Batin Kayra menatap geli orang yang terlalu pede saat ini, ya siapa lagi kalau bukan Ilham.

"Mana ada, yang ada muka Lo itu kek hidung badak" ejeknya yang langsung memalingkan wajahnya.

Ilham tidak marah dengan apa yang dikatakan Kayra, toh tidak ada gunanya. Perempuan ini memang unik, seunik binatang.

"Kenapa lo mau nebengin gue?" Tanya Kayra penasaran.

"Emang jawaban yang tadi kurang?"

"Kurang banget!"

"Sebenarnya gue udah dari tadi lihatin lo di depan gerbang. Dari lo ngomong sendirian, nunjuk-nunjuk ke HP lo gak jelas, sampai komat-kamit. Karena gue takut lo gila, jadi gue deketin Lo dan ngajak Lo pulang bareng aja" jelas Ilham sambil memakan makanan yang baru saja sampai ke meja mereka berdua.

"Emang gue seenggak waras itu ya?" Tanya kembali oleh Kayra.

"Nggak juga si,"balas Ilham santai.

Cowok itu masih menatap cewek di depannya. Perempuan yang unik yang mampu membuatnya tersenyum tanpa beban.

Ilham, ILHAM AKHAR ADIWARNATA. Seorang ketua kelas yang ngirit berbicara, pendiam, pastinya pintar, bodo amat dan bertanggung jawab. Iya juga adalah wakil ketua OSIS SMALENSA.

****

Kayra yang telah sampai langsung berjalan mendekati rumah, walaupun ada sedikit cekcok antara dirinya dan Ilham tadi, masalah tentang Ilham yang menyuruhnya masuk duluan dan Kayra menyuruhnya pulang duluan. Walaupun pada akhirnya Kayra yang memenangkan bacotan itu.

Membuka pintu rumah melihatkan ruang tamu yang seperti biasanya, sepi. Tetapi, Kayra malah salah fokus dengan makanan yang berada di meja makan yang sedikit banyak tersedia. Ia menduga bahwa kakek, Om Zendra dan Bunda telah pulang ke rumah setelah mereka pergi selama dua minggu lebih.

"Ternyata udah pulang, tumben nggak ngabarin"

Setelah mengucapkan itu Kayra langsung berlari menaiki anak tangga. Tetapi langkahnya tertahan akibat suara kegaduhan di dalam kamar kakeknya. Sepertinya itu suara Kakek dan Om Zendra yang sedang berbicara.

Kayra tiba-tiba saja terkejut mendengar obrolan dua orang itu. Perempuan itu tidak percaya apa yang ia dengar. Sesak, dadanya serasa terhimpit oleh dua batu besar. Jantungnya yang berdetak kencang, kakinya lemas, dan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Sudah cukup. Kayra tidak ingin mendengarkan lagi, perempuan itu tidak ingin mengetahui lebih banyak lagi. Terlalu banyak luka yang ia toreh untuk kali ini.
.
.
.
.
.
.
.
.

  To Be continue..
____________________________________________________________________________



AMORFATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang