Tahun 1990, dia adalah sahabatku.
Tahun 1995, dia adalah cinta pertamaku.
Tahun 1996, dia adalah petunjuk arahku.
Tahun 2010, dia adalah kenangan paling menyakitkan sekaligus paling indah dalam hidupku.
Iya, dia. Kisah ini untuknya. Manusia pal...
~Hidup seringkali berjalan tak sesuai rencana. Langit yang cerah bisa tiba - tiba hujan dalam sekejap. Cepat sekali, hampir seperti sihir~
Seratus meter dari SMA Widyatama ada sebuah toko kelontong yang dikelola seorang wanita paruh baya bernama Cik Amey. Toko ini menjual hampir semua barang kebutuhan sehari - hari. Mulai dari alat tulis, perlengkapan mandi, sembako, jajanan kemasan, hingga fotokopi dan rokok; yang diam – diam diselundupkan siswa badung ke sekolah. Pokoknya, apapun yang kita cari ada di sana. Lengkap dengan full musik dari radio tua yang menyala tiada henti. Mendendangkan lagu – lagu pop hits favorit remaja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang ini, radio mendendangkan lagu " Kamu Harus Pulang" yang dibawakan oleh Slank. Menciptakan kerumunan beberapa anak lelaki di depan kios. Mendengarkan sembari menyesap rokok Union, rokok termurah yang bisa mereka beli. Sedangkan di dalam, beberapa anak berkerumun di rak jajanan.
Rak jajanan di toko kelontong ini memang selalu tidak rapi. Di gantungan, chiki – chiki rentengan menjuntai hampir menyentuh lantai. Menutupi sebagian jajajan di rak bawah yang harus dikorek – korek agar nampak wujudnya. Ada permen rokok, permen yosan, permen susu, coklat kacamata dan aneka jajanan lain.
"This it it!" Mata Juman berbinar saat menemukan coklat payung di samping kotak permen yosan. Hasil berdesakan dengan beberapa anak lain. Cepat – cepat diambilnya 6 buah.
"Banyak juga kamu beli. Lagi ngidam coklat?" Lila menatap aneh. Kawannya ini jarang sekali jajan. Biasanya selalu membawa bekal. Tapi hari ini ia dengan riang mengajaknya membeli coklat. Apa efek mencium bola masih berlangsung?
"Aku dapat uang dari pelatih. Kemarin bantuin ngelap motornya" Juman menyerahkan permen itu ke kasir, "Berapa Cik?"
"Dua ratus rupiah" Jawab Cik Amey ketus. Wajahnya memang tak pernah ramah. Kala itu harga cokelat payung Rp.100 untuk tiga butir.
Seperti kembar siam, Juman dan Lila keluar dari toko. Berjalan menuju barisan angkot di seberang jalan. Beberapa anak gadis bergaya rambut sasak saling berbisik. Sesekali mencuri pandang.
"Pasti mereka Jumantara fans club" Lila mencubit lengan Juman. Menggoda.
"Mereka memang parah. Pernah sekali aku dilabrak cewek dari kelas 12 waktu kamu ijin sakit. Katanya aku nempel – nempel kamu kayak cicak" Lila tertawa kecil.
Juman melotot. Memasang ekspresi kaget, "Waduh, kasian banget tuh cewek"
"Loh, kok bisa? Bukannya aku yang kasian?" Lila menimpali. Tidak terima.
"Ya kasian dia lah. Salah pilih lawan. Pasti habis dia kamu hajar" Juman masuk angkot terlebih dahulu. Disusul Lila. Dua anak SMA itu duduk bersebelahan. Angkot masih kosong. Belum ada penumpang selain mereka berdua.