11 - Ancaman The Bones

67 6 0
                                    


Sepanjang Vicky menjadi pengawal pribadi Gamma, baru kali ini dia melihat lelaki itu begitu kacau. Meski baju mahal dan makanan lezat mengelilinginya, tapi ternyata kehilangan seorang wanita membuat semuanya tidak berarti. Ditambah kini beban perusahaan Moreano ada padanya.

Beberapa dewan direksi yang berusaha menghadap untuk memberikan laporan, harus menerima nasib malang karena dilempar botol minuman atau perabot. Bahkan, ada salah seorang sopir yang terpaksa masuk rumah sakit karena luka di kepala karena dilempar vas.

"Bila kau terus-terusan seperti ini, aku akan berhenti dan mencari kerja di tempat lain." Vicky sebenarnya hanya menggertak–dia tidak akan melakukan hal itu karena bagaimanapun juga, dia sudah terikat dengan keluarga Moreano. Bahkan bisa dikatakan, dia sudah sangat mengenal keluarga ini dari A sampai Z. Sampai ke lobang-lobang semut di rumah ini pun dia lebih tahu dari para pelayan.

Maka ketika Moreano mengangkat dia sebagai kepala pengawal, tidak ada yang membantah. Semua pengawal mengakui bahwa Vicky memang lebih hebat dari mereka–dalam segala hal.

Termasuk menghadapi Gamma–anak tunggal Moreano yang selama ini selalu dituruti semua keinginannya oleh mendiang Papanya.

"Kau tidak akan berani melakukannya," sahut Gamma pelan. "Papa akan bangkit dari kematian untuk memburumu."

Vicky mendecih. Lowkey bukan orang hebat lagi ketika sudah mati. "Lalu? Apa kau tidak akan melakukan apapun selain minum dan membiarkan orang-orang dari perusahaan satu per satu meninggalkanmu?"

Gamma menelungkup badan di sofa. Dia tahu, Vicky adalah segalanya saat ini–yang bisa membantunya untuk mengatasi semua masalah yang begitu pelik baginya. Kehilangan Papa dan istri dalam sekejap–dia benar-benar tidak siap.

"Bawa Mala ke hadapanku, Vicky."

Vicky menarik napas panjang, lalu duduk di bangku seberang sofa tempat Gamma menelungkup, setelah sebelumnya menendang pelan botol minuman di lantai. Botol itu menggelinding cukup jauh, dan seorang pelayan kemudian memungutnya. Vicky memberi kode pada pelayan itu untuk menjauh–karena dia akan menyampaikan satu hal penting pada Gamma.

Dia tidak ingin ada pelayan yang terluka, hanya karena Gamma kembali tersulut emosi.

"Aku sudah mengerahkan semua pengawal untuk mencari informasi. Tapi The Bones memang pesaing hebat Tuan Moreano sejak dulu. Itulah sebabnya, Tuan Moreano terikat perjanjian dengan The Bones–untuk tidak saling mencampuri urusan."

Gamma mengangkat kepala. "Tapi kini mereka mencampuri urusan Moreano dengan menculik istriku."

"Mantan istri," Vicky membenarkan. "Kau sudah mengusirnya."

"Aku belum menceraikannya."

Vicky mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, lalu berdiri dan meletakkan benda berkilat itu di depan muka Gamma. Gamma mengambil kepingan logam dengan gambar dua tulang yang disilangkan. Sudah pasti ini adalah logo The Bones.

"Dari mana kau mendapat ini?" tanya Gamma, perlahan duduk dan mengamati kepingan logam itu dengan seksama.

"Siapapun yang mendapatkan benda itu, maka dia dalam ancaman The Bones."

"Apa maksudmu?"

"Jeff Hopkins keracunan. Dan pelakunya adalah The Bones."

Gamma tertegun. Dia tidak mendengar kabar apapun tentang bagaimana Jeff Hopkins–tersangka pembunuh ayahnya itu bisa keracunan. Dia tidak menyalahkan Vicky, karena beberapa hari ini dia memang hanya minum sampai mabuk–untuk mengatasi kebimbangan hatinya. Antara kebencian yang perlahan terbit pada Mala, tapi juga sekaligus kerinduan yang luar biasa.

"Seseorang mengirim makanan atas nama Mala Hopkins ke penjara. Sepertinya, dia tahu kalau Jeff alergi kacang. Yang membuatku heran adalah, Jeff tetap memakan makanan itu, meski dia tahu kalau alergi itu akan menyebabkan dia tercekik karena sesak napas hebat. Sepertinya, dia berada dalam ancaman."

"Bukankah yang memungkinkan mengancam Hopkins untuk mengaku hanya kita?"

Vicky mengangguk. "Rupanya kau sudah mulai bisa berpikir normal. Jika pengirim makanan itu atas nama Gamma Moreano dan Jeff sampai masuk Rumah Sakit–semua orang di Kantor Polisi tidak akan sebingung sekarang. Siapa yang mengetahui alergi Jeff?"

Gamma menggeleng. "Kurasa, Mala pasti tahu."

Vicky mengangguk. "Benar. Jadi, sekarang apa kau yakin, bahwa Mala dan Jeff saat ini berada dalam kekuasaan The Bones? Atau mereka malah bekerja sama dengan The Bones?"

"Kenapa kau berpikir mereka bekerja sama?"

"Sebelum kamu menikah, Tuan Moreano terlibat pertikaian dengan orang-orang dari perbatasan. Tidak ada yang tahu dengan siapa, tapi kurasa Jeff Hopkins mengetahuinya. Mereka sahabat karib. Selama ini, aku melihat Jeff Hopkins banyak membantu Tuan Moreano dalam melancarkan bisnis. Dan pertikaian di perbatasan itu–sepertinya masalah yang sangat besar, sehingga menyebabkan kematiannya."

"Apakah dengan The Bones? Kau bilang kita tidak saling mencampuri urusan?"

"Aku belum mendapat informasi detil tentang masalah di perbatasan. Tapi aku yakin, The Bones terlibat–kalau tidak mereka tidak akan muncul."

Gamma menggenggam kepingan logam itu. Teringat pada Mala. Dia tidak yakin Mala bekerja sama dengan The Bones. Dia hanya seorang gadis biasa, yang lulus kuliah lalu menikah dengannya.

"Aku tidak percaya Mala bekerja sama dengan The Bones. Kalau Jeff, sangat mungkin."

Vicky bangkit dari duduknya dan merapikan jas. "Semua masih dalam penyelidikan Detektif Taylor. Kita harus bekerjasama dengan dia. Tuan Moreano pernah merekomendasi detektif ini untuk beberapa masalah di perusahaan–selain Jeff Hopkins sewaktu masih menjabat."

Gamma merasa pikirannya mulai sedikit terang. Kepingan logam ini adalah petunjuk awal bagi keluarga Moreano untuk bertindak. Dia harus mencari tahu apa dan siapa sebenarnya The Bones.

Vicky hendak beranjak pergi, namun sebelumnya menatap Gamma yang masih menimang-nimang kepingan logam The Bones di tangannya. "Perlu kau tahu, The Bones akan meninggalkan kepingan logam pada orang yang menjadi targetnya. Jeff dalam bahaya, jadi kita harus memberinya perlindungan, atau kita tidak akan pernah mendapatkan siapa pembunuh Tuan Lowkey Moreano."

Gamma terdiam. Satu pertanyaan besar muncul di benaknya. "Bila memang ini semua pekerjaan The Bones, kenapa tidak ada kepingan logam di mayat Papa?"

***

Vicky menatap Kantor Polisi dari dalam mobil. Berita yang didapat dari anak buahnya pukul satu dini hari tadi, ternyata benar. The Bones tidak main-main dengan ancamannya. Asap hitam mengepul dari Kantor Polisi Nashville, dan pemadam kebakaran berseliweran dengan selang-selang air.

"Kau tahu siapa pelakunya?" tanya Vicky pada anak buahnya yang menjadi sopir di sebelahnya.

"The Bones. Sebagian anggota polisi sedang mengejar mereka."

"Mereka melakukannya terang-terangan kali ini. Setelah Jeff, sekarang Kantor Polisi. Sepertinya dia menarget segala hal yang berkaitan dengan Tuan Moreano."

"Apa langkah kita selanjutnya Bos? The Bones mulai unjuk gigi. Selama ini mereka hanya bermain-main di luar kota, sekarang membuat onar tepat ke jantung kota."

"Biarkan polisi yang mengurus The Bones. Mereka sudah terpancing oleh The Bones, jadi akan meringankan tugas kita untuk mencari Mala Hopkins. Kurasa, para polisi itu membutuhkan bantuan kita sekarang."

Vicky mendial nomor Detektif Taylor di ponselnya. Nomor tujuan tidak aktif.

"Kita ke Rumah Sakit. Jeff Hopkins harus kita selamatkan."

Dendam Mantan IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang