chapter six.

854 62 0
                                    

Matahari sudah terik tetapi [Your Name] masih terbaring nyaman di kasurnya hingga cahaya dari sela-sela gorden mengganggu indra nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah terik tetapi [Your Name] masih terbaring nyaman di kasurnya hingga cahaya dari sela-sela gorden mengganggu indra nya.

Flashback:

[Your Name] terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak beraturan, Mihawk yang melihat itu segera menyodorkan segelas air dengan [Your Name] yang langsung meminumnya.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Tuan... Saya harus pergi dari sini."

"Saya harus segera berlayar."

Pinta [Your Name] dengan wajah yang gelisah. ia beranjak dari duduknya dengan tergesa-gesa.

"Tengah malam dalam keadaan begini?."

"Aku tidak mengizinkannya!" Tegas Mihawk sambil menggenggam tangan [Your Name] untuk menahanya.

"Lepaskan tuan." Pinta [Your Name] memberontak.

"[Your Name] Tenangkan dirimu."

Mihawk terus mempererat genggamannya dengan [Your Name] yang terus memberontak hingga ia hilang kesabaran lalu mengangkat pedanya dan menodongkannya tepat di leher [Your Name] dan menatapnya dengan tatapan yang mengintimidasi.

"Tuan..."

"[Your Name] tenangkan dirimu."

Flashback off:

Dua bulan telah berlalu begitu cepat, Rasa ingin mendapatkan kembali ingatannya dan rasa penasarannya terhadap lautan semakin membesar setiap harinya. Tapi sejak malam itu jangankan untuk meminta izin, untuk menatap wajah Mihawk saja ia tak berani.

Setelah membersihkan dirinya ia segera beranjak ke belakang kastil untuk memetik beberapa buah-buahan.

Sesampainya di belakang kastil. Dari kejauhan terlihat Mihawk  yang tengah bersandar di pohon apel dengan nafas ter engah-engah dan keringat yang bercucuran.

"Pohon apel ini sangat besar. Andai saja ada sebuah ayunan pasti aku akan sering menghabiskan waktuku di sini." Tutur lembut [Your Name] sambil memandangi pohon apel di hadapannya.

Mihawk perlahan membuka bukunya dan membacanya dengan [Your Name] yang perlahan membaringkan tubuhnya di rerumputan.

Rerumputan yang cukup tebal dengan hembusan angin yang lembut terasa begitu nyaman membuat [Your Name] perlahan menutup matanya.

Mihawk mulai mengalihkan pandangannya dari buku yang tengah ia baca. Terlihat [Your Name] yang tengah berbaring di rerumputan dengan matanya yang terpejam membuat Mihawk ikut membaringkan tubuhnya lalu mulai memejamkan matanya.

Meski dengan mata yang terpejam. [Your Name] dapat merasakan Mihawk yang tengah berbaring di sampingnya.

Udara yang sangat bersih dan sejuk ditambah dengan suasana yang begitu tentang membuat [Your Name] perlahan menikmatinya. Ia terus menikmatinya sambil mencoba menenangkan pikirannya hingga sebuah ide melintas begitu saja di benaknya hingga membuatnya segera membuka matanya.

'Sepertinya dia tertidur lelap' Ucap [Your Name] dalam hati sebelum melangkah ke dalam kastil untuk mengambil perlengkapan dan pembekalan yang akan ia bawa untuk berlayar.

Setelah merasa cukup dengan perlengkapan dan pembekalan nya ia segera beranjak menuju perahunya.

"Wahh.. Sudah lama tidak melihatnya." Kagum [Your Name] dengan tubuh yang bergetar saat melihat lautan yang sangat luas. Ia mulai berlari kecil ke arah perahunya dan segera menaikinya.

[Your Name] segera menata perlengkapan dan pembekalan nya kemudian ia beranjak untuk mengangkat jangkar nya dan menaikan layarnya hingga hembusan angin menerpa layarnya dan menjalankan perahunya.

"Aku berhasil." Bahagia [Your Name] saat perahunya mulai layar. Ia terus memandangi lautan sambil memegang tiang layarnya.

[Your Name] terus memandangi lautan yang begitu luas dengan mata yang berbinar dan senyuman yang mereka sambil memakan apel di tangannya. Hingga seekor sea king tiba-tiba keluar dari dalam lautan dan membuka mulutnya tepat di depan perahu yang tengah [Your Name] naiki.

Senyum yang begitu mereka kini telah berganti dengan perasaan terkejut dan takut. Buah apel di genggaman [Your Name] jatuh begitu saja dengan tubuh [Your Name] yang bergetar dan kakinya yang melemas hingga tersungkur di lantai perahu.

[Your Name] tersungkur di lantai perahu dengan perasaan yang begitu syok seakan tidak percaya dengan apa yang tengah ia lihat di hadapannya. Sea king yang begitu besar kini mulai menggigit bagian depan perahu hingga perahu mulai kehilangan keseimbangan. [Your Name] yang masih syok hanya bisa diam mematung tanpa menggerakkan badanya sedikitpun hingga tiba-tiba seorang pria melompat ke perahu nya dan berdiri tepat dan hadapan [Your Name].

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𝑹𝒆𝒈𝒓𝒆𝒕 𝟐𝟏+ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang