PART 8

654 207 136
                                    

. . .

PART 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 8

Happy Reading

Play List :
Lewat Semesta - Randy Pangalila

. . .

Kedua orang tua Haura sudah bergegas pulang kala mengetahui bahwa kondisi putri mereka mulai membaik. Meskipun untuk saat ini Haura masih belum bisa berjalan bahkan mengingat tentang dirinya sendiri. Enver dengan perasaan gugupnya menghampiri gadis tersebut yang tengah melamun di pinggiran ranjangnya. Setibanya disana, pria itu menatap lekat gadis yang berada di hadapannya itu. Hatinya sangat gundah meski ia sedikit lega karena kondisi Haura yang mulai membaik.

"Hai,"sapa pria itu yang kini sudah berada di sisi Haura.

Haura menolehkan pandangannya menatap pria bernama Enver itu sekilas. Tak ada jawaban dari gadis tersebut. Gadis itu hanya menatap kosong kaca jendela tanpa bergerak sedikit pun.

Enver membuang kasar napasnya. Harus bagaimana agar dirinya bisa memulai pendekatan dengan gadis itu.

"What's your name?" tanya gadis itu tiba-tiba dan kembali menatap Enver namun dengan pandangan yang berbeda dari sebelumnya.

Senyum Enver merekah kala dirinya mendengar suara lembut dari gadis itu. Suara yang sangat ia nanti-nantikan. Bahkan suara itu terdengar masih sama dari sebelumnya.

"Enver Mehr Zhaiens,"

Gadis itu mengangguk kala Enver memperkenalkan dirinya. "And, my name's?" tanya gadis dengan hijab berwarna putih itu.

Enver berdehem, mengingat-ingat kembali nama gadis itu. "Ah, aku lupa. Siapa ya?" tanyanya dalam hati dengan lirikan mata yang kesana kemari. Membuat seorang gadis yang berada di hadapannya tersebut menatap Enver kebingungan.

"Halo?" ucap gadis dengan hijab berwarna putih itu membuat Enver gelagapan menatapnya.

Enver menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sebelum akhirnya pria itu menjentikkan kedua jarinya. "Haura, Haura Assyabiya Mecca. Itu namamu—bagus kan?" kini napas Enver sedikit lega. Bisa-bisanya ia tidak mengingat nama gadis itu.

Gadis bernama Haura itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. "Ya—itu terdengar sangat indah ...." sahutnya yang berhasil membuat Enver kembali tersenyum.

"Aku senang, sepertinya kau sudah merasa lebih tenang dibanding hari kemarin," gumam pria tersebut.

"What the fuck?." decitnya saat perut pria itu keroncongan di hadapan Haura.

"Kau—lapar?" tanya Haura.

"Sial! bikin malu saja,"

"A-apa? Ini tidak kok, aku cuma mules," dustanya dengan wajah memerah karena salah memberi alasan kepada gadis itu. "Kok jadi mules?" gumam pria itu dalam hati.

BILLIONAIRE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang