"Ugh"
Rintihan seseorang membuat gadis muda disampingnya memandangnya khawatir,
"Nona, anda sudah sadar?"
"Kau siapa?"
"No-nona, sa-saya akan memanggil tabib" gadis dengan pakaian pelayan tadi berlari keluar dari ruangan yang terkesan kuno,
"Gue dimana anjir, kepala gue sakit"
Gadis yang mengeluh tadi adalah Seira Larasati, seingatnya dia tertidur setelah menelan pil obat tidur. Tapi kenapa sekarang dia berada di tempat asing yang terlihat kuno."Permisi Nona saya akan memeriksa Nona." Ucap seorang pria paruh baya, Seira semakin mengernyit bingung, kepalanya bertambah sakit saat sekelebat ingatan seseorang masuk ke otaknya,
Hinaan, umpatan, cacian, makian kepada seseorang tapi terlihat seperti mengarah kepada dirinya.
"Sepertinya akibat benturan keras, Nona Muda Athanasia terkena hilang ingatan." Ucap Tabib, gadis pelayan menutup mulutnya dengan sebelah tangan,
Sedangkan Seira mengernyit ketika pria yang di sapa Tabib itu mengatakan sebuah nama 'Nona Muda Athanasia' sepertinya Seira pernah mendengarnya,
Gadis pelayan itu mengantar Tabib keluar dari ruangan, sedangkan Seira dia mencoba bangun,
"Nona hati-hati" ucap gadis pelayan,
"Saya siapa?" Tanya Seira
"Nama Nona adalah Binar Athanasia, puteri keempat dari Tuan Duke Albert Athanasia dan Nyonya Duchess Fransiska Athanasia. Anda punya Kakak kembar, Tuan Muda Atthala Athanasia dan Tuan Muda Altheza Athanasia, dan..." Pelayan itu terlihat ragu untuk mengatakan selanjutnya,
Seira terkejut mendapati nama yang tidak asing untuknya, itu adalah nama-nama tokoh dalam novel best seller terakhir yang ia baca.
Seira memegang dadanya dengan mulut menganga, dirinya sekarang adalah Binar Athanasia, gadis antagonis yang akan mati oleh jenderal perang kekaisaran atas perintah tunangannya yang seorang putera mahkota. Tentu saja karena dia selalu mengganggu Lady Viona, gadis polos yang dicintai Putera Mahkota dan para pemeran protagonis lain.
Seira tertawa sumbang, menertawai nasibnya yang selalu tidak beruntung, di kehidupan nyatanya dia adalah yatim piatu dan hidup dalam hinaan orang, dan sekarang dia hidup dalam novel dan masih saja mendapatkan kehidupan yang tidak baik juga,
"Nona ada yang sakit lagi?" Gadis pelayan itu memandang khawatir nona mudanya,
"Dan kau Frita, pelayan setiaku?"
Gadis pelayan itu berbinar kala Nonanya mengingatnya,
"Nona ingat saya?" Gadis itu terharu dan meremas kedua tangannya yang saling menyatu, dia tak menyangka Nonanya yang keras kepala ini dan selalu minta dituruti ternyata mengingatnya ketika tadi ia khawatir karena Nonanya hilang ingatan,
"Alasan aku disini apa? Ini dimana?"
"Nona terjatuh karena di dorong Tuan Muda Richard, putera Duke Knightdale. Anda jatuh dan terguling ke jurang yang tak dalam, namun kepala Nona terantuk batu dan mengeluarkan banyak darah." Jelas Frita,
"Lalu dimana para bajingan itu?" Tanya Seira dengan datar,
Seira ingat bagian ini, Seira yang malang karena terjatuh dan terantuk batu besar itu justru ditinggalkan begitu saja, dan tetap menerima hal-hal tak baik dari para bajingan itu,
"Kita ada di unit kesehatan sekolah Nona, para Tuan Muda-"
"Aku tahu, hentikan karena aku tidak mau mendengarnya. Lalu apa tidak ada kabar dari rumah, bukannya aku koma lima hari?"
Frita tertunduk sedih, baik Duke maupun Duchess atau dua Tuan Muda tidak ada yang datang menengok atau mengirim kereta kuda untuk menjemput Nona mudanya ini,
Seira menghela nafas, dia tentu tahu, sampai Binar sadar pun pada akhirnya Binar dan Frita kembali dengan kereta kuda sewaan.
"Frita, kembalilah ke asrama ku, bereskan, dan pisahkan baju-baju mahalku, sisakan yang sederhana saja, setelah selesai carilah kereta kuda sewaan, mengerti?"
"Mengerti Nona"
Frita pun bergegas keluar, Seira menghela nafas, hari-hari kedepan akan sangat mengerikan daripada kehidupannya di dunia nyata.
Seira ingat bahwa Binar dan kedua kakaknya hanya selisih dua tahun, umur Binar saat ini adalah lima belas tahun, Binar juga punya kembaran yang gagu, mengingat itu Seira ingat bahwa kembaran Binar yang bernama Brian itu tengah terkurung,
Dia di kurung karena mengakui kejahatan yang bahkan tidak pernah ia lakukan, dia membela Binar mati-matian tapi Binar malah mengabaikan kembarannya itu, dan tidak peduli dengan apa yang dirasakan kembarannya itu,
Brian ditemukan mati setelah para pelayan mencium bau tidak sedap dari area pengurungan Brian, tidak ada penyesalan di raut wajah Duke, Duchess, Dua Tuan Muda dan Binar sendiri.
Di bagian itu Seira benar-benar murka dengan Binar yang setega itu dengan kembarannya sendiri, yang bahkan rela mengorbankan semuanya demi Binar,
Brian tak pernah mendapatkan kasih sayang karena kecacatannya sedangkan Binar karena terlalu hidup sesukanya dan selalu ingin semua keinginannya terwujud,
Hal itu di perparah dengan kedatangan Viona gadis jelata yang datang di bawa Duke dari usai perang perbatasan. Viona yang lembut dan baik mengundang tatapan kasih sayang dari semua orang termasuk tunangan Binar sendiri.
Seira menghembuskan nafasnya kesal mengingat alur cerita itu,
"Nona semua sudah selesai, apa mau menunggu di depan gerbang akademi?" Tanya Frita,
Seira mengangguk dan berusaha turun di bantu Frita, mereka menuju gerbang akademi, tak lama kereta kuda sewaan Frita datang dan mereka naik kedalam,
"Sudah di pilah gaun-gaunku yang mahal kan Frita?"
"Sudah, omong-omong kenapa dipisah Nona?"
"Nanti kamu akan tahu"
Seira meminta kusir kuda untuk datang ke toko butik milik Viscountess Laura, Seira akan menjual bajunya disana dan menukarnya dengan pakaian remaja yang layak untuk Brian,
Frita tidak banyak berkomentar ketika mendengar bahwa Nonanya menjual baju-baju mahal itu, tapi dia terperangah ketika Nonanya meminta diganti dengan pakaian pria remaja yang bagus,
"Senang berbisnis dengan anda Lady Athanasia" Viscountess Laura tersenyum manis dan di balas senyuman manis juga oleh Binar hal itu membuat semua orang tertegun, Lady yang terkenal antagonis ternyata bisa tersenyum manis juga.
Frita pun di buat kaku oleh senyuman manis Nonanya yang biasanya hanya di tujukan untuk Charlos Kendrick De Luke, Putera Mahkota kekaisaran Lukendula.
Frita tak bersuara saat perjalanan menuju kediaman Duke Athanasia. Saat sampai, terdengar suara tawa renyah di dalam, Seira mendesah kasar, Frita menatap sendu kearah Nona mudanya ini,
"Ada jalan lain tidak Frita?" Tanya Seira, sayangnya Frita menggeleng,
Terpaksa Seira pun berjalan memasuki kediaman mewah tapi kuno itu, dengan anggun dia berjalan tanpa repot-repot melirik sana sini. Frita pun mengimbangi dan diiringi para prajurit yang membawa tas milik Seira,
"Tahu jalan pulang kerumah, saya kira tersesat"
Suara lembut itu milik Duchess Fransiska Ibu dari Binar, Seira berhenti dan menatap kearah Ibu dari Binar itu,
"Tentu saja, jika anda terlalu malu untuk bertanya alasan mengapa saya baru pulang kerumah, anda bisa tanyakan alasannya kepada Tuan Muda Richard atau pada Kedua anak kembar laki-laki anda sendiri, Nyonya Duchess, saya permisi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Transmigrasi Ke Tubuh Puteri Duke Yang Diabaikan✓✓
RomanceTOLONG BACA DESKRIPSI DENGAN CERMAT!! BUDAYAKAN BACA DESKRIPSI LEBIH DULU!! MURNI KARANGAN SAYA, JIKA MEMANG ADA KEMIRIPAN, KATAKAN PADA SAYA! SILAHKAN KRITIK DAN SARAN DENGAN SOPAN! Seingat Seira dia tertidur setelah meminum pil obat tidur, tapi sa...