11. Bedebah kalian berdua!!

16.9K 1.3K 8
                                    

Seorang gadis dengan pakaian mewahnya berjalan tergesa-gesa kesamping kediaman Athanasia, iya siapa lagi kalau bukan Viona orangnya. Hanya dia Lady di Kediaman Athanasia yang berpakaian mewah.

Sedikit menyakiti mata sebenarnya gaya gaun Viona, karena terlalu banyak berlian, Binar saja dulu tidak begitu, tapi Viona justru terlihat begitu menyukai kemewahan, dia kira itu bagus tapi justru akan membuat orang yang melihatnya akan mengatainya norak.

Viona cemas karena orang itu terlalu berani menemuinya di kediaman Athanasia, Viona juga memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya, karena dia takut dipergoki oleh orang lain.

Saat sampai di depan orang itu, Viona langsung berbicara to the point dengan suara yang membentak.

"Kenapa kau malah datang kemari?" Viona berbisik kesal pada seorang pemuda yang mendatanginya di sekitaran Kediaman Athanasia.

"Aku butuh uang Viona." Ucap pemuda itu dengan santai, mengabaikan raut wajah Viona yang ketakutan bercampur marah.

"Aku kan sudah memberikanmu beberapa hari yang lalu, kenapa masih minta lagi?" Viona berkata sambil menggerakkan giginya.

"Jadi kau tak mau memberikannya? Mau aku bongkar kebusukan jalang sepertimu?" Ancam pemuda itu,

"Baiklah-baiklah, tunggu sebentar!"

Viona berlari masuk ke kediamannya, hal itu membuat seseorang yang dari tadi melihatnya bersama seorang pemuda lain menjadi penasaran.

"Ini ambilah, ada 500 keping emas! Itu sudah lebih dari cukup kan! Jangan coba-coba memerasku!" Ucap Viona,

"Jika kau ingin semua kebusukanmu tidak terbongkar, maka kamu harus memberikanku uang jika aku memintanya, jika tidak keluarga Athanasia yang bodoh itu atau putera mahkota itu akan tahu segala kebusukanmu!" Pemuda itu pun pergi meninggalkan Viona yang geram dan mengepalkan kedua tangannya.

Viona tak menyangka jika bajingan itu akan menjadi benalu untuk dirinya, dia memikirkan berbagai cara di kepala cantiknya itu, seseorang yang selalu membuatnya tak senang harus dimusnahkan.

Viona berfikir akan jauh lebih baik jika orang itu musnah, karena bagi Viona, orang itu lambat laun akan menjadi ancaman untuk dirinya. Jadi sebelum itu terjadi, ada baiknya untuk dilenyapkan.

Sedangkan seseorang yang mendengarnya dari tadi menjadi cukup penasaran dengan ancaman si pemuda terhadap Viona, membuatnya pergi begitu saja dari sana.

****
Binar sedang berjalan-jalan sendirian menikmati jalanan pasar di sekitar kediaman barunya. Udaranya cukup mengesankan, apalagi sunset yang begitu cantik menemani langkahnya. Dia sudah berpamitan dengan Brian untuk keluar sebentar mencari alat masak lain yang ia butuhkan.

Binar akhirnya menemukan apa yang dia cari meski terlihat bangunan itu sangat kuno, tapi sepertinya disana peralatannya lengkap.

Setelah semuanya ia dapat ia kembali berjalan untuk pulang, tapi dia merasa seperti ada yang mengikutinya. Binar pun menjadi waspada dan berjalan di keramaian sambil sesekali menoleh ke belakang, Binar pun mencari tempat persembunyian, bisa ia lihat Altheza disana menoleh ke kanan kiri seperti mencari seseorang,

"Dia sedang tidak mencariku kan? Aneh jika jawabannya iya, toh dia pasti sangat senang ketika aku keluar dari Athanasia." Binar melangkah mencari jalan lain, agar tidak berpapasan dengan Altheza.

Sayup ia mendengar seseorang sedang menangis, seperti suara anak kecil, Binar mencarinya dan mendapati seorang anak kecil lelaki yang memeluk lututnya.

"Hei, kamu kenapa?" Tanya Binar lembut, anak lelaki itu pun mendongak, rambut biru tuanya yang kucel, mata coklat hazelnya yang sendu dan kulitnya yang kusam membuat Binar kasihan.

"Sa-saya lapar" ucapnya bergetar, Binar berjongkok di depannya dan mencari-cari sesuatu,

"Apa kau mau ikut denganku, tidak ada yang bisa aku berikan padamu di kantung ini"

Anak itu terlihat ragu,

"Apa kau bersama orang tuamu?" Tanya Binar

"Saya kabur dari panti asuhan" anak itu kembali bergetar, menahan tangisnya.

Binar semakin kasihan mendengarnya, bagaimana bisa anak sekecil ini bisa memilih kabur dari panti asuhan.

"Kalau begitu ayo ikut aku?" Ajak Binar dengan lembut,

"Saya adalah orang baik, kamu jangan khawatir jika saya akan berbuat jahat padamu, rumahku tidak jauh dari sini" ucap Binar lagi,

Anak itu menurut dan mengikuti Binar dari belakang, dia sebenarnya ragu tapi pikirnya mungkin Binar memang gadis baik meski mereka belum berkenalan.

****
"Altheza dari mana kamu?" Tanya Atthala,

"Ada apa?"

"Ayahanda mencarimu tadi, tapi ternyata hanya sekedar pembahasan biasa." Jelas Atthala,

"Aku melihatnya." Ucap Altheza, Atthala berbalik menatap Altheza sambil menaikkan salah satu alisnya, seakan bertanya 'siapa'

"Binar"

Atthala membelalakkan matanya mendengar penuturan adik kembarnya,

"Benarkah?"

"Iya, tapi dia hilang di tengah keramaian" Altheza menghela nafas berat di akhir katanya pun dengan Atthala,

"Di daerah mana? Besok selesai ujian kita cari lagi." Ucap Atthala,

Meski entah apa yang mereka berdua rasakan, sekarang rasa bersalah menyelimuti hati mereka. Mereka berdua juga merindukan sosok Binar yang cerewet dan selalu menempel pada mereka. Tapi sekarang hidup mereka seperti sangat sepi, meski dulu mereka menginginkan Binar untuk pergi dari hidup mereka, tapi setelah menjadi kenyataan mereka menyesali pemikiran mereka sendiri.

******
Brian tengah menatap seorang anak kecil yang baru saja selesai dimandikan oleh Binar, Sedangkan anak itu menatap malu-malu kearah Brian,

"Iapa ia?" (Siapa dia?)" Tanya Brian,

"Siapa namamu?" Binar malah bertanya pada sang anak kecil itu,

"Dwight" beo anak kecil itu, imut sekali pikir Brian dan Binar,

"Baiklah Dwight mulai sekarang kau tinggal disini bersama kami, sekarang namamu Dwight De Jongh oke"

Anak kecil itu melebarkan kedua matanya dan menatap haru kearah Biar dan Brian yang tengah tersenyum padanya,

"Semoga kau betah disini, dan iya mari kita makan kamu pasti sudah sangat lapar ya" ucap Binar sambil mencubit sebelah pipi Dwight,

"Brian, setelah ini kamu bantu aku memasak untuk persiapan besok ya, aku harap besok ramai orang datang" Binar berdoa agar usahanya lancar,

Brian pun mengangguk setuju dan mulai makan bersama Binar dan Dwight,

******
Dua orang beda jenis kini saling berpelukan tanpa sehelai benang yang menghalangi keduanya.

"Kak Richard, makasih ya kakak udah bantu aku untuk mendapatkan posisi puteri mahkota"

"Apapun untukmu manis"

"Setelah menjadi Puteri mahkota kau juga akan tetap menemani ranjangku kan?" Richard memeluk Viona erat, kalau bisa dia ingin Viona menjadi selirnya, iya hanya selir, status Viona yang aslinya adalah bangsawan kelas rendah mana mungkin akan disetujui kelurganya untuk menjadi menantu utama.

"Tentu saja Kak Richard, bagaimana bisa aku menolak ajakanmu" Viona berucap dengan nada menggoda,

"Kau pandai sekali menggoda ya, tidak hanya itu, kau bahkan pandai membuatku senang di ranjang" kekeh Richard,

Mereka tak menyadari jika ada yang mendengar pembicaraan mereka di balik pintu kediaman Duke Knightdale, sambil mengepalkan kedua tangannya dan rahang tegasnya yang mengeras.

"Bedebah kalian berdua!"

.
Maaf telat ya guys..
Hehe peace

[END] Transmigrasi Ke Tubuh Puteri Duke Yang Diabaikan✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang