Bahkan Binar mengabaikan teriakan Altheza, dan lebih memilih segera menuju kamarnya,
"Pelayan, apa yang terjadi?" Tanya Atthala
"Nona Muda baru saja sadar dari komanya Tuan Muda, makanya kami baru kembali hari ini."
Semua orang yang disana terkejut tentu saja, mereka pikir Binar hanya sedang bersandiwara tidak ingin pulang dan menginginkan perhatian seperti biasa.
Mereka mana tahu jika Binar ternyata koma selama itu, apalagi Richard yang diam-diam merasa bersalah karena dia adalah penyebab Binar jatuh dan koma.
"Dia bilang tanyakan saja pada anda Tuan Muda Richard, apa maksudnya?" Tanya Duke Athanasia.
"Sa-saya tidak sengaja mendorongnya terlalu keras hingga dia jatuh dan terbentur batu." Jelas Richard,
"Itu karena dia membuli Viona seperti biasanya Ayah, Richard hanya membela Viona." Bela Altheza,
****
Seira yang didalam tubuh Binar tertegun mendapati kamar yang besar dan mewah tapi juga menyakiti mata karena ada banyak lukisan Putera mahkota dan warna pink yang menyala.
"Frita!"
"Iya Nona!"
"Rombak semuanya dan buang lukisan-lukisan itu, bakar kalau perlu, aku mau dinding ini di cat warna merah perpaduan hitam! Sprei di ganti warna merah perpaduan emas! Dan buang hal-hal yang menyakiti mataku ini, kalian mengerti!" Karena teriakan Seira, semua pelayan mendekat dan mendengar dengan baik,
Tapi mereka terkejut mendengar semua lukisan Putera mahkota di bakar, dan seluruh pernak-pernik yang berkaitan dengan putera mahkota juga diminta untuk dibakar,
"Aku mau selesai hari ini juga!"
Setelah mengatakan itu, Seira atau mari kita panggil dengan Binar berlari memanggil Johan, kepala pelayan pria di kediaman Athanasia.
"Salam Nona Muda" salamnya dengan hormat,
"Aku minta kunci gudang Brian sekarang" Johan tercenung mendengar Nona Mudanya ingin meminta kunci tempat Tuan Muda Athanasia yang lain di kurung,
"Ini sudah hampir empat tahun masa kurungannya, apa masih lama, kenapa kalian tidak mengeluarkannya dari dulu, bukankah masa kurungan hanya satu tahun!" Bentak Binar,
Johan menelan ludahnya susah, dia tahu itu tapi dia terus lupa hingga tak sangka ini sudah hampir empat tahun Tuan Muda yang diabaikan itu ada disana.
"Saya akan mengeluarkan-"
"Berikan kuncinya dan siapkan saja kamarnya disamping kamarku persis, mengerti! Chat dindingnya berwarna biru perpaduan putih!"
Binar merebut kunci itu dan berlari menuju kamarnya yang sedang acak-acakan karena segera di rombak, Binar tersenyum melihat itu, meski diabaikan tapi para pelayan sangat takut pada Binar, jika Binar mengatakan harus selesai hari ini, maka seluruh pelayan dibantu prajurit bekerja dengan cepat sekarang,
Binar mengambil satu set pakaian remaja pria dan membungkusnya dengan handuk yang tidak ia pakai, ia bergegas berjalan ke belakang untuk bertemu kembarannya,
Bau kotoran dan air seni menyapa hidungnya saat dia mendekat ke gudang itu, ada piring kosong dan gelas di depan pintu itu,
Binar memasukkan kunci dan mulai memutar kenop, bau itu semakin menyengat dan Binar ingin muntah saja,
Tentu saja, itu adalah bau Brian, dia yang dirantai tidak diperkenankan keluar dan tentu saja pada akhirnya Brian buang kotoran disana.
Brian menoleh menatap siapa yang membuka ruangannya, matanya terbelalak mendapati gadis yang memiliki wajah yang sama dengannya, ada senyum pahit di bibirnya,
Binar tertegun melihat kondisi Brian yang sangat, sangat SANGAT MEMPRIHATINKAN. Tubuh kurus dan tak terawat juga bau di tubuhnya,
Binar pernah membaca bahwa Brian hanya diberi makan sekali sehari dengan makanan yang tak layak, alasan kenapa Brian tak kunjung di keluarkan dari sana adalah mereka melupakan dan mengabaikan Brian karena kecacatan fisiknya.
"Maaf"
Brian mendongak menatap Binar yang menunduk dan mengatakan maaf, Brian tersenyum haru mendapati kembaran beda jenisnya mengatakan kata yang tak pernah Brian harapkan. Karena yang Brian harapkan adalah pelukan dan dukungan Binar agar bisa hidup bersama dan bahagia meski tanpa dukungan orang tua,
Tapi Binar justru sama menghindarinya dan menganggap dia virus, dan sekarang Binar datang dan mengatakan maaf,
Brian ingin memeluk Binar tapi dia sadar dirinya kotor dan menjijikan karena tidak pernah mandi,
"Ayo kemarilah kita kesungai, mandi bersama bagaimana?" Brian menatap Binar tak percaya, dan dia semakin di buat tak percaya kala Binar dengan tidak jijik mengangkatnya dan membopongnya,
"A u, a u i sa, ha lan en di li" kata Brian memalingkan wajahnya dari Binar, Binar terkekeh dan mengabaikannya. Tak masalah jika dia harus menahan bau tubuh Brian, tujuannya saat ini membersihkan Brian.
*****
Prajurit di minta membantu karena Frita kalang kabut harus menyelesaikan rombakan kamar Binar dengan cepat, hal itu tak luput dari para manusia yang duduk di ruang tamu,Duke menghentikan salah satu pelayan yang mondar mandir membawa pernak-pernik dari kamar Binar,
"Ada apa ini?" Tanya Duke Athanasia
"Mohon Ampun Yang Mulia Duke, Nona Muda menginginkan kamarnya di rombak karena katanya menyakiti matanya." Ucap pelayan itu dengan menundukkan kepalanya,
"Ck merepotkan dan cari perhatian saja."
Charlos mengernyit kala para prajurit membawa banyak lukisan yang ternyata itu adalah dirinya, dia memang tahu jika Binar selalu diam-diam melukis tentang dirinya.
"Lalu barang-barang itu akan dikemanakan?" Tanya Viona dengan lembut,
"Nona Muda Binar meminta agar barang dan lukisan itu dibakar atau dibuang" ucap pelayan itu tidak enak hati karena ada Putera Mahkota disana.
Semua terkejut mendengarnya, bagaimanapun Binar adalah penggemar berat Putera Mahkota hingga terus merengek bertunangan, tapi apa sekarang, Binar menginginkan semua hal itu di bakar,
"Mungkin kau salah dengar" kata Viona lagi, meskipun dia ingin senang jika Binar membuang hal berkaitan tentang pujaan hatinya itu, di sisi lain Charlos justru merasa terganggu dengan fakta Binar ingin membuang segalanya yang berkaitan dengannya.
"Sudahlah, bukannya kita ingin berenang di sungai belakang kediaman ku" Altheza bersuara dan mereka setuju, sedangkan Duke dan Duchess mereka pergi ke ruang kerja mereka masing-masing.
***
Binar menggunting rambut Brian sebahu dan membuat poni yang cantik untuk kembaran beda jenisnya,Binar menggosok Brian dengan baik, dia dulu juga sering memandikan anak panti yang lain, jadi Binar tak canggung apalagi pemuda di depannya adalah kembarannya sendiri.
Brian senang karena pada akhirnya dia dapat mandi kembali dan menggosok tubuhnya dengan semangat dibantu oleh Binar, senyum terus terbit di wajah tampan dan cantiknya,
Binar juga membawa set pakaian untuk dirinya, karena dia juga memilih untuk mandi.
Selesai memakaikan pakaian untuk Brian, Binar mendudukan Brian pada kayu yang tumbang dan memberikannya bunga, Brian tersenyum untuk itu. Binar pamit untuk menangkap kelinci, meski Brian ragu apakah kembarannya bisa, Brian hanya mengangguk saja dan dia ditinggal sendiri sembari menikmati alam terbuka yang sudah lama tidak ia lihat, sampai suara bariton seseorang membuatnya menoleh.
"Siapa gadis cantik itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Transmigrasi Ke Tubuh Puteri Duke Yang Diabaikan✓✓
RomanceTOLONG BACA DESKRIPSI DENGAN CERMAT!! BUDAYAKAN BACA DESKRIPSI LEBIH DULU!! MURNI KARANGAN SAYA, JIKA MEMANG ADA KEMIRIPAN, KATAKAN PADA SAYA! SILAHKAN KRITIK DAN SARAN DENGAN SOPAN! Seingat Seira dia tertidur setelah meminum pil obat tidur, tapi sa...